Sembilan

4K 376 34
                                    

Austin dan Verina sudah tiba di tempat kerja Kenneth. Tapi nihil. Di sana tidak ada pemilik nama itu. Yang ada hanyalah cowok-lugu-imut bernama Reynard, sahabat Kenneth. Saat ditanya pun ia juga tidak tahu kenapa Kenneth tidak datang bekerja.

Tentu saja mereka bertiga kenal satu sama lain karena merupakan alumni dari SMA yang sama. Bukan mereka bertiga saja, tapi berempat bersama Kenneth.

"Duduklah, aku akan membuatkan kalian minuman." ucap Reynard pada keduanya. Lalu berjalan ke balik dapur untuk membuatkan kopi hangat.

"Rey..." Verina mendekatkan wajahnya pada Reynard ketika meletakkan minuman.

"Heumm?" Reynard hanya menjawabnya dengan gumaman pelan.

"Kau tahu sesuatu tentang Kenneth?"

"Entahlah...tempo hari ia menanyakan saran padaku. Lalu aku memberikan saran untuk menjadi dirinya sendiri."

"Jadi itu saran darimu untuk menerima tantangan F4?" Austin menyahut begitu saja dengan nada menuduh.

"Ao, Tin...aku tidak tahu dudukan masalahnya seperti apa. Aku hanya menyarankannya seperti biasa, untuk menjadi dirinya sendiri. Tak ada yang salah dengan itu." elak Reynard.

"Memang tidak ada yang salah, yang ada hanyalah sampai saat ini Kenneth belum juga pulang." sarkas Austin. Entah kenapa Austin menjadi sensitif.

Reynard beralih menatap Verina dengan bingung. Lalu Verina mengode untuk berbicara berdua di belakang.

"Ehmmm, sebentar, aku mau ke toilet." ucap Verina. Lalu Reynard mengikutinya.

"Apa yang terjadi?" tanya Reynard bingung. Lalu Verina menjelaskan semuanya.

"Kenneth menghilang setelah kalah taruhan dengan F4. Dan sejak tadi Austin mengkhawatirkannya." jelas Verina. "Itulah kenapa ia menjadi sangat sensitif sekarang."

"Lalu kenapa ia begitu mengkhawatirkan Kenneth? Bukankah itu terlalu berlebihan?"

Verina menarik Reynard untuk mendekat.

"Kau tak bisa melihatnya?" Verina menyipitkan matanya. "Aku yakin Austin pasti memiliki rasa pada Kenneth." lanjut Verina.

"Rasa? Maksudmu bagaimana?" dengan polosnya Reynard balik tanya hingga membuat Verina menggelengkan kepalanya pelan. Gemas.

"Keluguanmu sungguh keterlaluan, Rey. Sini." Verina membisikkan sesuatu ke Reynard.

Sang empunya telinga langsung terkejut mendengar apa yang dibisikkan padanya.

"Hah? Maksudmu dua orang cowok bisa menjalin hubungan seperti itu?" Reynard membelalakkan matanya. Verina hanya menepuk jidatnya.

"Mau kutunjukkan?" Verina mengambil ponselnya dan menunjukkan foto dari beberapa pemain film dan series boyslove yang ia idolakan.

"Astaga. Bagaimana dua orang cowok akan berhubungan seksual? Keduanya kan tidak punya..."

"Kalian lama sekali. Apa yang kalian bicarakan?" ucapan Reynard terpotong oleh kedatangan Austin.

"Tin...katanya Verina kamu...hmmpph!" Verina langsung menutup mulut Reynard dengan tangannya.

"Kenapa?" Austin menatap tajam keduanya.

"Tidak apa-apa. Kami hanya membicarakanmu yang mengkhawatirkan Kenneth. Kami menyesal karena tidak bisa membantu mencari Kenneth." Verina membelokkan fakta. Sedangkan Reynard hanya menatap tajam Verina sambil menggembungkan pipinya karena dengan tiba-tiba membungkamnya tadi.

"Tidak apa-apa. Itu salahku juga hingga Kenneth mendapatkan hukuman itu." Austin kemudian berbalik dan kembali ke mejanya. Verina dan Reynard mengikuti.

Meteor Ga(y)den [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu