"Lo apa apaan sih? Lo gila ya. Cepet turunin gue!" Sambil memukul pundak Reynand.

"Diem!" Tegas Reynand.

Ucapan tersebut otomatis memberhentikan pukulan Audrey. Ucapan yang singkat tetapi cukup tegas itu membuat siapa saja yang mendengarnya dibuat takut.

Sesampainya mereka di UKS, Reynand langsung menaruh Audrey di brankar dan menarik kursi yang ada di dekatnya hingga ia duduk di samping brankar.

"Siniin kaki lo!"

"Hah? Apaan?" Tanya Audrey yang tidak mengerti maksud perkataan Reynand.

"Lo itu selain keras kepala ternyata lemot juga ya." Tatapannya sinis, "Mana kaki lo, biar gue liat yang keseleo."

Audrey diam saja tetapi dalam hatinya ia sedang berusaha menahan emosi yang akan meledak. Hingga akhirnya ia menuruti permintaan Reynand.

"Perlu dipijit ini, kalo gak bisa bengkak." Ucapnya yang sedang memperhatikan kali Audrey.

"Sok tau banget si lo, udah kayak tukang pijit aja. Gini doang bentar lagi juga sembuh." Sahut Audrey dengan malas.

"Lo ya kalo dibilangin masih aja ngeyel. Gini gini gue juga ngerti masalah kayak gini." Kata Reynand.

Dengan perlahan tangan Reynand sudah menyentuh kali Audrey dan memulai memijit nya pelan.

"Udahlah. Gak usah sok peduli, nanti juga sembuh sendiri." Ucap Audrey.

"Diem aja bisa gak si? Cerewet banget jadi cewek." Perintahnya.

Audrey terdiam setelah diperintah oleh Reynand. Ia sempat berpikir kenapa Reynand sang ketos sekaligus kapten team basket bisa mendadak baik padanya. Padahal selama ini mereka seperti tom and jerry yang selalu bermusuhan. Dan semenjak kejadian tadi baru ia sadari bahwa Reynand yang dingin, irit bicara dan cuek seketika hilang lenyap begitu saja. Sebenarnya ada apa dengan Reynand apa dia ada maksud lain dibalik kebaikannya itu.

"Awww, pelan dong! Sakit ini." Bentaknya seketika saat Reynand memijit bagian kakinya yang sakit.

"Hm" Jawabnya singkat sambil terus memijat.

"Lo kok tiba-tiba jadi baik gini? Ada sesuatu yang lo rencanain ya?" Selidik Audrey.

"Pikirkan lo itu negatif terus. Gue cuman mau tanggung jawab aja sebagai ketos yang bijaksana dan tentunya ganteng."

Mendengar ucapan Reynand membuat Audrey seketika mual dan ingin muntah. Bisa-bisanya dia membanggakan dirinya sendiri didepan Audrey.

"Coba lo gerakin!"

Audrey pun menggerakkan kakinya secara perlahan dan ajaibnya sudah tidak sesakit tadi.

"Gimana? Udah enakan kan?" Tidak ada jawaban dari Audrey, ia hanya mengangguk sambil terus memperhatikan kakinya, "Apa gue bilang gue ini juga pandai soal pijat memijat." Bangga Reynand.

"Ya lumayan si, udah gak sesakit tadi. Tapi ngomong ngomong lo kok jadi mendadak cerewet terus gak dingin gini?" Ucapan Audrey membuat Reynand diam dan menyadari sikapnya hari ini.

"Gue pergi." Ucap Reynand cuek yang langsung pergi meninggalkan UKS.

"Gue salah ngomong ya?"

Dan tiba-tiba pintu UKS terbuka menampakkan Aletta beserta Anindya dibelakangnya dengan tampang yang sulit diartikan.

"Ciee... Yang abis main gendongan sama babang tampan." Goda Anindya sambil mencolek dagu Audrey.

"Apaan si, enggak ya." Elak Audrey, tapi sayangnya elakkan tersebut tidak mempan.

Me and SeniorOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz