ElyXiOn - Episode 2

770 282 41
                                    

Keseharian yang membuat kita dekat.

.


Buku Fisika bersampul kuning itu sudah berada di genggaman Kaisar. Cowok itu tersenyum pada Atika tanda kemenangan. Atika mendengus, tangannya sudah pegal dengan buku-buku yang tebal lain.

Tadi bukannya di ruang olahraga?

Melangkah maju, Atika menghampiri Kaisar yang tengah berdiri di depan meja peminjaman.

Meletakkan tiga buku paket lainnya, Atika menatap Kaisar tajam, "Gue yang datang duluan."

Kaisar yang tinggi sedikit menekuk kakinya, menyejajarkan tinggi Atika yang hanya 160 centi meter. "Tapi gue yang pegang buku ini duluan," sergahnya.

"Please, gue butuh buku itu," pinta Atika dengan nada memelas, tangannya mengait kedua tali tas punggungnya. Pak Jeki yang melihat Atika memelas seperti itu tampak kasihan di balik wajahnya yang sedikit seram.

"Kalian bisa gantian, atau bisa barengan pakainya," timpal pak Jeki membari saran.

Kaisar tetaplah Kaisar, seorang cowok yang tidak mau mengalah. Dengan santainya Kaisar berlalu dan menandatangi daftar buku pinjaman. Kaisar memukul pelan kepala Atika dengan buku, "gue gak kasihan sama muka melas lo," angkuhnya.

Atika meringis pelan sambil memegang bagian kepalanya yang dipukul. Pasrah, Atika menandatangi buku pinjaman dengan sedikit kesal. Setelah mengambil kartu perpustakaan yang sudah diperpanjang, Atika pamit meninggalkan ruangan.

Atika melihat sekeliling lapangan, peserta didik baru sudah siap dengan pakaian olahraganya. Atika bergegas kembali ke kelas yang berada di lantai dua dengan segera, sebab ia harus mengumumkan sesuatu setelahnya.

Di kelas, Atika kembali kesal, pasalnya, Anaya yang tadi dipesan untuk tidak kemana-mana, kini sudah berada di bangku belakang, sedang bergosip ria dengan yang lain. Atika berdecak sebal.

Emosinya memuncak tatkala melihat sosok yang sangat ia kesali sedang duduk di kursi itu. Kaisar terlihat sedang memainkan ponselnya, Dio yang berada di sebelahnya sedang mendengarkan musik melalui earphone.

Dengan langkah cepat Atika menghampiri dua anak laki-laki itu. Meletakkan tas ransel serta buku paket di atas meja.

"Permisi, gue mau duduk di sini sama Anaya." Kaisar tetap pada ponselnya, pun Dio yang tampak asyik mengotak-atik hp canggihnya.

"Gue duduk di sini, lo gak denger?" Kaisar menoleh menatap Atika. Tatapannya datar, pelipisnya sedikit lebam akibat perkelahian dengan Arka tadi.

"Gue juga mau duduk di sini," jawabnya santai.

Atika mengepalkan tangannya, "Kenapa? Mata lo rabun juga?"

Kaisar menggeleng pelan, Atika semakin kesal, "Gue mau duduk di sini karna mata gue rabun. Jadi tolong, biarin gue duduk di sini dengan tenang."

Kaisar masih diam, matanya malah menatap tajam Atika. Atika yang sedang buru-buru makin kesal dibuatnya.

"Lo emang selalu kalah dari gue." Kaisar tersenyum, menampilkan smirknya.

"Kenapa sih? Lo sebagai cowok gak mau ngalah?" decak Atika geram. Entah kenapa Atika selalu bertengkar dengan Kaisar bahkan dalam hal sepele seperti ini.

Teman-teman sekelas yang lain memperhatikan pertengkaran mereka. Termasuk Anaya yang berada di kursi belakang.

"Gue bukan gak mau ngalah, tapi gue emang selalu lebih cepat dibandingkan lo. Lo lambat kayak Keong!"

ElyXiOn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang