40). Seleksi Olimpiade Ekonomi days 2

Începe de la început
                                    

Piter membuka sempurna, matanya terpelonjat kaget dengan detakan emosi yang cepat.

BRAKK...

Seketika itu Piter memukul meja, tanpa rasa sakit sedikit pun. Mendengar nama balikan membuatnya geram dan tak ikhlas.

"Besok final kejuaraan. Dan sekarang Lo masih bisa-bisanya mikirin buat balikan sama Neuson? Pernah mikir gak sih? Neuson pengen balikan sama Lo karena apa? Sebuah keuntungan atau hanya untuk menjatuhkan Lo di olimpiade besok? Otak Lo mikir gak sampai ke situ?" Desis Piter tajam menjerit sekeras mungkin, membuat gendang telinga Ira hampir pecah.

Ira hanya geleng-geleng dan terdiam membisu.

"Yaudah, mending Lo bantuin gue ngumpulin buku buat Lo belajar lagi. Ingat, jangan terkecoh oleh rayuan mujarab Neuson. Bisa jadi ini adalah salah satu cara dari Neuson buat ngalahin Lo di olimpiade Ekonomi besok."

Ira mengangguk paham lalu tubuhnya langsung bangkit berdiri mengikuti Piter. Keduanya langsung mengumpulkan buku dalam jumlah makro.

*
       *
               *

Sepulangnya dari perpus, Piter tak sengaja menatap kehadiran Neuson. Melihat hal itu, ia sedikit curiga dan akhirnya mengajak Ira untuk mencari tahu.

"Bulan!" Dari seberang sana, Piter meruah ke arah gadis cermin yang sedang berjalan sambil berdandan.

"Ada perlu apa?" Tanya Bulan dengan kata ketus, masih tetap fokus menatap cermin. "Bawakan buku ini ke kelas Ira. Gue sama Ira punya urusan." Jelas Piter yang langsung dituruti oleh Bulan. Tumben sekali wanita ini mendadak baik dan tidak membantah. "Ah, dasar bucin! Palingan pengen romantisan, giliran punya pacar aja gue ditinggalin kayak sampah." Gerutu Bulan mencoba menyenangkan dirinya sendiri.

Kini, mereka sudah sampai di tempat peraduan Neuson. Dengan sengaja, Piter dan Ira ingin mendengar pembicaraan antara Tania dan Neuson.

"Gimana? Ira udah mundur dari olimpiade?" Tanya Tania tak sabar mendengar jawaban baik yang mengatakan jika Ira akan segera mundur. Neuson hanya geleng-geleng, menandakan bahwa jawabannya adalah 'belum'.

"Kenapa bisa? Bukannya Lo udah pakai cara gue supaya Ira luluh sama Lo. Neuson, Lo udah bilang suka kan sama dia? Dan hanya dengan itu, kita bisa buat dia mundur dari seleksi." Singkap Tania dengan picik.

BUGH.

Dengan emosi penuh, Ira langsung menghampiri mereka sembari memukul keras pintu ruangan kelas XI.IPS 3 itu.

"Dasar manusia tak punya hati!" Teriak Ira sekencang-kencangnya dan sekuat-kuatnya.

Tania dan Neuson menatap kaget.

"Ra, gue bisa jelasin!" Neuson masih berlakon manis, padahal sudah jelas-jelas ia mendua dan tidak mungkin akan berbalik lagi ke dalam pelukan Ira.

"Gak usah. Nyesel gue masih cinta sama Lo. Ternyata gini ya cara Lo mempermainkan gue, dengan cara pura-pura cinta padahal Lo terus mendua dibelakang sana." Tangkap Ira cermat. "Bagus! Dengan begini, gue semakin antusias untuk mengalahkan Lo besok." Pungkasnya lalu pergi dan menghilang begitu saja.

Piter pun ikut pergi, meninggalkan dua manusia licik yang sedang berdiri mematung.

Neuson terlihat sedih, sebenarnya apa yang ia katakan tadi adalah kebenaran namun Tania mengacaukan segalanya. Lagi-lagi salah paham dan kekeliruan harus hadir diantara mereka.

Move On (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum