35). Perihal Luka--

24 16 4
                                    

Akulah yang seharusnya mendapatkan porsi disebelahmu. Akulah yang seharusnya membuat mu bahagia. Dan semua bagian itu adalah milikku bukan dengan wanita itu.

#Perihal Luka disaat hatiku sudah mengetahui semuanya

Just Author💔


 
           ∆

                        ∆

                                      ∆

"Alasannya ada di orang itu. Wanita itu ternyata adalah Aster."

Setelah begitu lama tidak bercengkrama akrab dengan Neuson, Ira malah disodorkan oleh pemandangan pahit yang begitu meruntuhkan pondasi ketegaran nya. Ira mati-matian agar tak menangis saat ini. Sementara dirinya lebih memilih untuk mendekati sumber permasalahan.

"Neuson," lirih Ira.

Neuson menatap Ira dengan tatapan datar. Lalu tangan nya segera menepis pelukan dari Aster, mencoba bersikap seolah tidak terjadi apapun disana.

"Gue nggak nyangka ternyata alasan Lo ninggalin gue adalah Aster. Cowok itu egois banget ya hiks. Giliran udah dapat yang sempurna malah ninggalin seseorang kayak ngebuang sampah. Salah gue apa Neuson hiks?" Gagal sudah untuk tegar, air mata Ira sudah turun tanpa diundang.

"Maaf," sahut Neuson datar.

"Cuman kata maaf doang? Gue pikir Lo masih punya kata-kata yang lebih panjang buat gue untuk tidak benci sama Lo hiks. Ternyata harapan gue salah hiks." Ungkap Ira lebih miris lagi dengan tangisan nya.

"Neuson gak mau dekat sama orang yang bikin dia malu, Lo itu cewek cupu dan jelek, dan Neuson juga tidak pernah menganggap Lo sebagai mantan pacarnya. Mending sekarang Lo pergi deh! Jangan ganggu dinner gue sama Neuson." Jelas Aster sembari memicingkan mukanya.

Ira meringis kesakitan karena harus meninggalkan tempat itu. Sekuat apapun dirinya ingin bertahan, rasa itu juga diimbangi oleh kesesakan yang teramat sakit. Ira keluar dari pintu restauran tanpa menghiraukan kedatangan Piter. Gadis itu melewatinya begitu saja, membiarkan kedatangan Piter dan Mars untuk menjadi sia-sia.

"Mars, gue ngejar Ira dulu. Lo tunggu disini dan cegah Neuson supaya tidak bertindak aneh lagi." Ujar Piter sambil berlari mengejar tulang punggung Ira yang perlahan menghilang.

Mars masih menatapi kepergian Piter sampai tubuhnya menghilang lekat. Lelaki itu juga turut serta memasuki area restauran.

"Keterlaluan Lo pada," sergah Mars ditujukan kepada dua makhluk yang sedang dinner santai dengan santapan malam super duper mewah.

"Mau ikut-ikutan membela Ira? Yaudah deh, jangan sok dramatis! Tuh cewek emang gak laku, mangkanya ngejar Neuson melulu. Dasar virus wanita murahan," cerca Aster sembari menuangkan minuman lemon tea ke dalam cangkir miliknya dan Neuson.

"Kalian emang tega. Gak punya hati nurani tau. Kalau Lo Aster, gue sih paham soal otak picik Lo yang tidak pernah berubah sedikit pun. Dan buat Lo Neuson, sumpah gue kecewa. Kita semua sudah tahu mengenai sifat wanita ini, dan Lo masih pengen ngasih hati buat dia. Semoga Lo beruntung dan tidak menyesal setelah menyakiti Ira." Jelas Mars panjang kali lebar dengan setiap omelan yang ia lontarkan kepada sahabat kepala batunya itu.

"Belain aja si Piter. Lagian kita bukan sahabat lagi," jelas Neuson menggidik Mars dengan tajam.

"Ya Lo benar. Kita bukanlah sahabat!" Mars menilik picik, matanya dipicingkan ke arah Neuson. Kini pria ini pergi dengan rasa kekesalan nya terhadap Neuson.

Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang