31). Hiruk-Pikuk Pasar😷

26 15 1
                                    

Menarik jauh dari imajinasi menjadi nyata. Dua anak manusia dengan karakter yang berbeda dan dikarunia oleh satu tujuan sama. Seribu aksi kekonyolan dan kecanggungan adalah realita.

Terlihatlah dari kejauhan, Ira dan Piter mulai keluar dari gerbong sekolah dengan mobil red color. Mereka adalah manusia terbaik dengan hobby jalan-jalan. Ira masih berbatin, Piter akan membawanya ke mall termahal di Kalimantan atau mungkin ke toko doki-doki. Terserah, Piter pasti membawanya ke tempat elit.

"Piter! Piter! Piter!" panggil nya menarik kesunyian.

"Iya,"

"Kita mau ke doki-doki ya? Disitu pernak-pernik nya murah lho, harga juga terjangkau dan hari ini masih ada diskon gratisan!"

"Suka banget barang gratisan!"

"Enggak, tapi hemat kebutuhan Piter. Kita kan anak sosial, jadi harus pinter ngatur duit. Buat masa depan? Buat jalan-jalan ke Korea? Sama, buat Ira ngintipin aktivitas Piter dari Lebanon!"

"Cihh," desis Piter sedikit geli mendengar ucapan gadis ini. "Gue gak bakalan cap cus dari Indonesia!" lanjut nya lagi.

"Kenapa? Bukannya angkatan militer adalah bagian terpenting dalam hidup Piter?" Ira heran dan mencoba melontarkan pertanyaan. Mata nya memandangi kaca jendela mobil yang mengarah ke arah wajah Piter.

"Karena gue gak pengen ninggalin bidadari sendiri di Indonesia!"

Ira tersenyum cengir, ia tidak peka!"

"Di Indonesia gak ada bidadari, Piter. Bidadari itu hanya ada di kayangan atau cerita-cerita imajinasi!"

"Cihh, terserah Lo, dasar enggak peka!" Piter menangus kecewa, percuma saja melontarkan kata-kata romantis mujarab. Wanita disebelahnya tidak akan mengerti. Dia sangat tidak peka!!

°°°°

Sesampainya, Piter menekan rem mobil. Mereka sampai! Sama sepercis biasanya, Piter masih membukakan pintu mobil untuk Ira. Pria ini mengajaknya keluar dari peraduan mobil.

"Ini pasar!" simpul Ira sangat tepat.

"Yeah, yang bilang ini istana Majapahit siapa? Bisa liat sendiri kan ini pasar!"

"Tapi, bukannya kita mau ke doki-doki?"

"Jauh, pasar ini satu-satunya tempat terdekat!"

"Harusnya kita ke doki-doki, Piter!"

"Jangan, nanti tuh toko ngasih kita barang gratisan. Gue enggak doyan beliin cewek pakai barang berlabel gratisan!" tegas Piter tak mau kalah, ia kuat dengan keputusan otoriter nya!

Hapus air mata, merangkaklah menerobos keramaian. Tidak! Ira tidak mampu melakukannya! Tubuh nya tiba-tiba saja mematung tak bergerak!

"Bengong disitu aja. Ira cepatan masuk ke dalam!" Piter berpekik dari peraduan nya yang sudah mendahului Ira. Pria ini berbalik arah mendapati Ira. "Yuk masuk! Jangan berdiri kayak patung!" ajak nya lagi.

"Ramai banget!" tutur Ira takut.

"Namanya juga pasar, tempat umum pasti ramai. Emangnya Lo kenapa?"

"Takut ramai! Suara nya bising banget. Telinga Ira rasanya mau pecah!"

"Ra, orang di pasar gak bakalan makan tubuh Lo. Percaya sama gue!"

"Kita balik aja ya Piter!" usul Ira mengubah rencana.

"Udah terlanjur disini. Yaudah, pegang tangan gue. Kalau Lo masih takut, peluk aja gue. Sudah, gausah drama suara hati istri disini!"

Move On (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant