40). Seleksi Olimpiade Ekonomi days 2

20 14 4
                                    

Aku mulai menyukai caramu mempermainkan ku, berpura-pura cinta padahal sudah mendua.

****

Happy Reading!

👀

             👀

"Apa maksud Lo ngomong kayak gitu?"

Neuson sedikit kaget dengan mulutnya yang terlalu kuat dalam hal jujur, ia kembali meluncurkan kebingungan sembari menilik Ira dengan lekat.

"Gue tahu kalau Lo pasti masih cinta sama gue. Makasih, gue seneng dengernya." Reaksi wajah Ira berubah sempurna, kali ini dirinya lebih semakin bahagia.

"Lo bisa ulangi lagi perkataan yang tadi," pinta Ira yang tak puas mendengar pernyataan tak sengaja dari Neuson.

Pria ini mulai membuka mulut, sepertinya ia ingin jujur sekarang. Yah, jujur adalah hal terbaik. Saatnya, Neuson membuka semua rahasianya dan jujur kepada Ira bahwa ia masih sangat mencintainya.

"Gue masih....." henti Neuson.

"Pergi yuk! Kita harus ke perpustakaan sekarang juga!"

Tiba-tiba datanglah sesosok pengacau yang membuat Ira geram tak terkontrol. Kedatangan pria ini membuat perkataan Neuson menjadi terhenti dan tak ia lanjutkan lagi.

"Ah, sial! Ganggu aja! Pergi sono!" Omel Ira yang emosinya sudah meledak-ledak, namun Piter terus bersikap keras dan menarik Ira dari peraduannya. Secara terpaksa, Ira pun meninggalkan Neuson yang belum sempat bercakap.

"Enggak mau, Piter ih! Ira masih pengen sama Neuson. Barusan Neuson pengen bilang cinta ke Ira. Lepasin! Lepasin Ira!" Jeritnya sepercis wanita gila yang belum lama keluar dari rumah sakit, namun teriakannya segera berhenti karena sekarang mereka sudah sampai di perpustakaan. Ingat, jika diperpus harap diamkan ocehanmu!

Piter langsung melepas tangan Ira. Pria ini berpura-pura sok sibuk mencari buku panduan olimpiade, tanpa sadar akan hal yang sudah ia lakukan tadi. Tingkah yang sangat menjengkelkan!

"Dasar cowok kasar! Gak peka banget apa sama hal yang udah Lo lakuin tadi?" Greget Ira merasa tak dihargai oleh Piter, ia mendekati pria ini dan membanting sebuah buku.

"Buku sumber ilmu. Jangan dibanting!" Sarannya datar tanpa tau bahwa gadis disebelahnya sedang marah.

Ira mulai mengikuti pergerakan Piter yang sudah duduk di atas kursi.

"Piter!"

"Apa?" Balasnya ketus.

"Harusnya Lo gak bawa gue pergi dari sana, sebenarnya Neuson pengen ngajak gue balikan. Dia bilang masih cinta sama gue," jelas Ira dengan wajah cemberutnya.

"Trus.....?" responnya singkat.

"Gue ngomong panjang lebar dan Lo cuman ngerespon 'trus...'. " Geram Ira sambil menyunggingkan bibirnya.

Piter masih sibuk dengan buku bacaannya, ia sama sekali belum menilik Ira.

"Ira boleh kan balikan lagi sama Neuson?"

Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang