5). Piter's Relation

61 29 22
                                    

Ruang kelas X.IIS 2 masih dipadati oleh tiga puluh lima murid yang doyan ilmu sosial. Saat ini mereka sedang asyik sendiri dengan berbagai take action masing-masing. Sedari lima menit yang lalu guru sudah membunyikan bel masuk kelas, namun pembelajaran belum bisa dimulai karena beberapa kendala termasuk tenaga kerja honorer yang memilih cuti untuk mengurusi berkas-berkas tes CPNS.

Dua anak manusia itu masih duduk disamping gorden is gold for sleeping. Siapa lagi jika bukan makhluk pribumi yang selalu bernomaden didekat jendela SMA. Si mirror girl dan kepala turun.

"Lan, Lo tau gak kemarin Piter ngasih ice cream gratisan buat gue."

Percikan suara dengan kata panjang membuat Bulan tercenggang. Baru kali ini, ia melihat sahabatnya Ira berbicara melebihi sepuluh kata.

AHAHAHA...

Alih-alih katanya direspon, Bulan malah melebarkan kedua pipinya.

"Ngapain Lo ketawak?" Tanya Ira serasa diremehkan sahabatnya sendiri, matanya menilik tak suka dengan sedikit kekesalan.

"Lucu enggak,"

"Aneh kagak,"

"Gue bukan mau nge-lawak tauuuu."

Wanita ini terlihat gila, ia memicingkan mata dan menyemburkan sebuah tatapan sinis.

"DASAR HALU!" Sergah Bulan sejujurnya tanpa berpikir dua kali. Tangannya memukul kepala Ira dengan lembut, ingin menyadarkan sahabatnya dari langit khayalan yang pendaratannya sudah sampai dunia lain.

"Eh Mrs.Mirror, gue kagak halu ya!" Bantah Ira membela dirinya dari tuduhan aneh yang Bulan sodorkan kepadanya.

"Trus yang tadi apa?" Tanya Bulan menatap sinis sembari menegaskan keyakinan diikuti dengan pergerakan tubuh alaynya.

"Bilangnya dikasih Piter apa tadi?" Ucapnya pura-pura menghina secara langsung dan masih membelitkan kata-katanya.

"Ice cream?"

"Batu selokan?"

Bulan terus-menerus berdecak humor membuat lelucon. Ia seolah-olah menganggap teman sebangkunya itu sedang berhalusinasi.

"Susah ya ngomong sama E-lo," serah Ira sudah lelah meyakinkan sahabatnya. Rencana gadis itu yang bermula ingin curhat malah terkendala oleh Bulan yang tak mempercayainya dan menjadikan pernyataannya sebagai bahan ledekan.

"Yuk ikut gue!" Bulan mengajak Ira keluar kelas sambil menarik paksa tangan sahabatnya itu. Gadis mirror sudah menangkap sebuah objek penting untuk menjadi bahan gosip terkemuka. Objek terlangka yaitu hubungan percintaan Piter, satu-satunya populasi pria ter-ganteng di SMA Sinota.

"Tuh liat!" Ujar Bulan seraya menunjuk ke arah Piter dan wanita misterius yang sedang berkelana berdua dengannya.

"Kayaknya gue miris deh liatnya," desah si kepala turun sembari menatap loyo ke arah dua objek itu.

"Sabar ya Ra, terkadang cinta itu egois." Gadis bernama Bulan mengelus pundak Ira, ia turut prihatin atas duka masa hati sahabatnya saat ini.

"Maksud gue, gue sedih ketika nge-liat Lo ngiri sama mereka." Sambung Ira lagi yang penuturannya sempat disambar oleh Bulan secara sotoi.

"Lo kan termasuk kategori gadis jomblo akut ter-viral," lanjutnya lagi dengan hinaan secara langsung membuat hati sahabatnya merogoh kekesalan. Kali ini, gadis pendiam itu mampu membalas setiap umpatannya. Tapi jika di pikir-pikir "Iya bener juga ya, segala kan gue emang ngejomb dari dulu," batin Bulan.

Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang