Ch.30 (Severus?)

1.3K 194 13
                                    

"Pokoknya kalian jalan duluan saja, tunggu aku di kereta. Aku ada sedikit urusan. Dan tolong bawakan koperku,oke?"

"Hah? Apa? Aku tidak mengerti, Raelyn."

"Aku tidak menyuruhmu untuk mengerti, George. Sudah naik cepat!" ujar sang gadis mendorong teman temannya untuk segera menaiki kereta yang ditarik oleh Thestral.

Fred, George dan Jen menaiki kereta dengan paksa karena ulah Raelyn yang mendorong nya terlalu bersemangat.

"Waktumu tidak lebih dari sejam kurang seperempat, Raelyn." ucap salah seorang gadis di dalam kereta.

"Aku tahu Jen! Dah! Titip koperku ya!"

***

Raelyn berjalan tergesa gesa menuju ruang bawah tanah Slytherin. Terkadang ia menjadi sangat bodoh, mengapa ia tidak pernah memanfaatkan keistimewaan nya dengan baik. Seperti saat ini, bukankah ia bisa sampai kesana dalam hitungan detik?

Tapi tak ada gunanya memikirkan hal itu, ia tiba di pintu kayu yang mulai mengelupas berwarna hitam pekat. Tanpa menunggu lama, ia mengetuk ngetuk pintu tak sabaran.

Tak lama kemudian, pintu dibuka, menampakan seorang pria berwajah datar dan berhidung bengkok. Ia menaikan sebelah alisnya bingung menatap kehadiran sang gadis.

"Ngapain kau disini?" tanya nya acuh.

Raelyn membulatkan matanya terkejut, bisa bisanya pria itu mengatakan hal tersebut.

"NGAPAIN KATAMU? KAU BILANG AKU HARUS MENEMUI MU DI MENARA ASTRONOMI SEBELUM PERGI DARI HOGWARTS! DAN AKU SUDAH MENUNGGUMU LAMA DISANA. KAU BILANG AKAN MENEMUIKU! TAPI LIHAT? KAU MALAH BERTANYA SEAKAN AKAN TIDAK PERNAH MENGATAKAN ITU. OMONGAN MU TIDAK BISA DIPER----"

Perkataan Raelyn terpotong ketika Snape tiba tiba menariknya ke sebuah pelukan. Ia mendekap tubuhnya erat, seakan tidak ingin terlepas barang sedetikpun. Kepala Raelyn menubruk dada bidang Snape, dan seketika aroma ramuan yang identik dengan tubuh Snape menyeruak di indra pernafasannya.

"Berisik." ujar Snape dingin di sela rengkuhannya.

Raelyn memberontak berusaha melepaskan diri dari pelukan maut Snape, Merlin! Apa mau pria ini padanya. Tak bisakah sehari tidak membuatnya kesal. Namun, Raelyn sudah lebih baik dalam mengatur emosinya. Ia menarik nafasnya sabar, dan berbicara penuh penekanan.

"Apa maumu, Master Snape yang terhormat?" ujar Raelyn rendah namun itu adalah ejekan baginya karena berbicara seperti Orchad, peri rumah pribadi Snape.

"Jangan memanggilku seperti itu, bocah!" ujar Snape datar

"Aku bukan bocah! Lepas!" kata Raelyn sambil berusaha melepaskan rengkuhannya, tapi nihil, tangan kekar Snape telah mengunci pergerakan tubuhnya.

Raelyn mulai kehabisan tenaga, nafasnya tidak begitu enak didengar. Snape memeluknya seakan akan ia adalah teddy bear besar yang enak dipeluk.

"Professor, tolong lepaskan. Bagaimana kalau ada yang melihat?" kata Raelyn mencoba sabar.

"Kau benar," ucap Snape lalu melepaskan pelukannya. Raelyn mulai bernafas lega tapi tak lama, karena selanjutnya Snape menarik dirinya masuk ke ruangannya dan menutup pintu ruangan nya kasar. Hal selanjutnya, ia memojokkan Raelyn ke pintu tersebut. Membuat Raelyn kembali menahan nafasnya karena sedikit terkejut.

Snape menatap Raelyn sengit, seakan akan ia telah memendam dendam yang sangat besar pada sang gadis, tetapi sebaliknya, Raelyn menatap Snape santai tanpa rasa takut sedikitpun. Tatapannya justru terasa menantang.

"Sebenarnya apa maumu, Professor?" ucap Raelyn tenang meskipun emosinya sudah mencapai ubun ubun.

"Tidak ada." ucap Snape tanpa beban.

My HalfBlood PrinceWhere stories live. Discover now