Ch.9 (Bad Summer)

1.4K 255 16
                                    

Semua karakter murni milik J.K Rowling, tidak ada keinginan meniru atau mendapat untung. Mungkin aku hanya merubah sedikit jalan cerita ges biar sesuai ama jalan cerita aku. Makasih! Jangan lupa vote+komen!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Raelyn bangun dari tidur nya, ia tadi ketiduran entah kecapean atau sudah muak dengan orang tuanya. Perut Raelyn berbunyi seakan meminta makan. Raelyn mendengar teriakan teriakan dari neraka lagi. Raelyn ingin turun untuk makan tetapi hatinya berkata jangan. Raelyn memutuskan untuk turun saja daripada ia mati kelaparan, meskipun ia sudah tak takut untuk mati.

Baru saja Raelyn sampai tangga, Ayahnya sudah menyeretnya kasar seolah olah ia adalah binatang. Karena terlalu cepat, ia jatuh di anak tangga terakhir. Sial.

"Kau tahu bukan kalau ibumu baru saja bersama selingkuhannya?" tanya Ayahnya membentak, melihat anaknya diam saja ia kembali membentak Raelyn

"Jawab brengsek!" ucap Ayahnya sambil mencambuk Raelyn menggunakan gespernya.

Sungguh Raelyn ingin mati saat itu juga. Ini bukan salahnya mengapa mereka terus menyalahkan nya seakan akan ia yang berselingkuh.

Ibunya keluar dari kamar sambil membawa koper yang mungkin berisi baju bajunya.
"Kau ingin ikut siapa Raelyn?" tanya ibunya datar, tak ada kehangatan di setiap ucapannya lagi.

"AKU TAK AKAN IKUT SIAPAPUN DI ANTARA KALIAN BERDUA, BAJINGAN! AKU HANYA INGIN DI KAMARKU!" ucap Raelyn membentak kedua orangtuanya. Baru saja ia berucap begitu ibunya menarik ia berdiri dan menamparnya, sungguh ini sangat sakit.

"JANGAN MENGATAIKU BAJINGAN! JIKA TAK ADA DIRIKU KAU TAK AKAN ADA DI DUNIA INI BODOH!" ucap ibunya, Raelyn hanya tersenyum miring.

"Bahkan aku sangat menyesal hadir di dunia ini! Tidak, mungkin ternyata aku lebih menyesal mempunyai orang tua seperti kalian berdua!" ucap Raelyn dingin. Sekarang ayahnya yang bertindak, ia mendorong Raelyn hingga jatuh lagi dan kemudian ayahnya mendorongkan kepala anaknya sendiri ke siku siku meja. Sungguh ayah biadab. Ia tahu pasti ayahnya sedang mabuk, kalau tidak mana berani seperti itu. Tetapi tetap saja sakit.

Kepalanya seakan mau pecah, pandangan nya mengabur. Ia sudah tak peduli dengan mereka berdua, mulai hari itu mungkin Raelyn menganggap mereka bukan orang tuanya. Raelyn memaksakan berdiri dan berucap dengan tenaga yang seadanya.

"KALIAN ORANG TUA BAJINGAN!" ucap Raelyn dan berlari menuju kamarnya dengan terseok seok. Saat Raelyn sudah sampai di dalam kamarnya, ia menguncinya dan melemparkan diri ke kasur. Raelyn bahkan sudah tak mementingkan perutnya yang perih, sungguh kepala nya lebih sakit daripada apapun.

*****

Menyadari cahaya matahari terik sudah masuk ke jendela kamar nya yang tidak tertutup gorden sejak semalam, Raelyn memaksakan diri untuk bangun walaupun badannya sangat remuk.

Ia berlalu menuju kamar mandi, membuka sedikit kausnya untuk melihat badannya yang biru biru sisa semalam. Ia melihat pantulan wajahnya dengan mata sembab, dan darah kering di dahinya yang memar. Raelyn menyalakan shower dan berdiri di bawah pancuran air dari benda tersebut. Raelyn meratapi hidupnya yang sangat jauh dari kata bahagia sejak tiga tahun lalu, ia mulai terisak bahkan ia tak menyadari ia sudah terduduk memegangi lututnya.

Saat sudah selesai dengan mandi menyedihkannya itu, Raelyn menuju kasur dengan sempoyongan. Ia juga menyadari bahwa suhu tubuhnya meningkat, kali ini Raelyn tak menggunakan kekuatannya. Dahinya mulai bercucuran keringat, badannya menggigil, perutnya juga sangat perih mengingat ia belum makan dari kemarin.

Tiba tiba pikirannya terlintas tentang Professor Ramuannya, ia menyadari Snape mulai menggunakan keahlian Legilimency nya untuk membaca keadaan dan pikiran Raelyn. Gadis itu sungguh tak ingin seseorang mengetahui keadaanya. Ia memejamkan matanya dan mulai mendorong Snape perlahan menjauhi pikirannya meski Raelyn tahu gurunya itu sudah tahu sedikit tentangnya. Perlahan Raelyn memaksakan untuk terlelap lagi agar dirinya tak begitu merasa lapar.

*****

Dilain tempat Snape sedang terduduk di lab khususnya yang berada di Manornya. Akhir akhir ini, apalagi semenjak ia baru saja membuat gadis itu menangis. Snape merasa terus dihantui oleh perasaan bersalah, juga perasaan khawatir tentang gadis itu. Entahlah ia juga tak tahu mengapa bisa sangat besar dampaknya.

Snape menghela nafas gusar, mungkin ia bisa meng-Legilimency gadis itu sebentar.

Baru sebentar ia melakukannya, ia bisa merasakan gadis itu menolak di baca pikirannya. Snape terdorong perlahan keluar dari pikiran Raelyn. Snape tahu gadis itu sedang tidak baik baik saja.

Snape langsung memanggil peri rumahnya, menyuruhnya untuk membuat makanan bergizi lengkap dengan hidangan penutup.

Sementara peri rumahnya menyiapkan makanan, ia menulis sesuatu diatas kertas.

*****

Raelyn terbangun karena suara ketukan di jendela kamarnya. Sejenak ia melihat ke arah jam, ternyata sudah jam 7 malam. Raelyn memaksa bangun dan membuka jendelanya, ia melihat seekor burung hantu berwarna coklat tua mencekram sebuah kotak kecil dibawah kakinya.

Burung hantu itu pun masuk ke kamar Raelyn, ia menaruh kotak tersebut di meja belajarnya yang tepat berada di samping jendela, kemudian hinggap di tangannya. Raelyn mengucapkan terima kasih sambil mengusap bulu halusnya, burung itupun kembali terbang.

Raelyn mengambil tongkat sihirnya, waspada sewaktu waktu benda tersebut berbahaya. Namun, saat membukanya ia malah menemukan. kotak makan yang sudah dimantrai mantra pengecil serta sebuah surat. Ia membuka surat itu terlebih dahulu.

Untuk: Raelyn Dixie

Cukup mengesankan kau bisa menghentikan Legilimency ku begitu saja. Kau tidak perlu risau, aku hanya membaca sedikit pikiranmu yang mengatakan kau sedang kelaparan disana. Aku tidak memaksamu untuk memakan makanan ini. Aku hanya ingin memastikan kau baik baik saja walaupun sama sekali tidak. Makanan dan ramuan nya akan kembali pada bentuk semula saat kau selesai membaca surat ini.

Tertanda Severus.

Raelyn kembali melihat kotak makan yang sudah tidak kecil lagi atau bisa di bilang kembali ke bentuk normal, ia membuka kotak makan tersebut yang ternyata berisi daging asap dan salad, serta yoghurt buah di tempat berbeda juga sebuah botol kecil yang mungkin berisi ramuan. Tanpa pikir panjang Raelyn melahap makanan tersebut. Ia sudah sangat lapar, ini sudah tepat dua hari dan dia baru bisa makan.

Di sela sela makannya, ia kembali melihat surat tersebut dan mengulum senyum tipis. Raelyn bahkan lupa bahwa guru Ramuannya itu beberapa hari yang lalu menyakiti hatinya. Raelyn mengedikan bahu acuh anggap saja ini permintaan maaf darinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
ASIK SNAPE AMA RAELYN UDAH BAIKAN NICH! VOTE DAN KOMEN HAYOO JANGAN LUPA! AKU MO KASIH SYARAT AH! 10 VOTE+KOMEN BARU AKU UPDATE LAGI.

My HalfBlood PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang