Ch.25 (Eschew)

1.2K 202 52
                                    

Semua karakter murni milik J.K Rowling, tidak ada keinginan meniru atau mendapat untung. Mungkin aku hanya merubah sedikit jalan cerita ges biar sesuai ama jalan cerita aku. Makasih! Jangan lupa vote+komen
.
.
.
.
.
.
.

Raelyn terbangun dari tidurnya. Ia melihat seekor burung hantu mengetuk ngetuk jendela kamar nya. Raelyn mendengus kesal, selalu seperti ini. Ini sudah lebih dari tiga minggu, dan ibunya tak berhenti mengirimkan sebuah surat sialan. Dan anehnya, selalu datang saat ia sedang tertidur nyenyak. Raelyn membuka jendela kamarnya, dan mengambil surat yang dililitkan di kaki burung hantu tersebut. Merasa beban nya terlepas, hewan itu kembali terbang bebas diantara langit malam.

Ia pun mulai membaca surat tersebut sambil mendudukan dirinya di kasur,

Untuk Raelyn
Sayang, Mom tahu kamu akan memberikan Mom surat tanah tersebut. Tetapi, kondisi Mom saat ini sedang tidak baik baik saja disini. Mom sedang kesusahan ekonomi, sweetheart. Mom tahu kau tidak akan tega membuat Mom kelaparan di negri orang bukan?
Your Mom.

Raelyn mendengus kesal, ia mengambil semua keping uang yang ia punya, membungkusnya dengan kain kecil miliknya. Kalau ia tidak salah hitung, totalnya sekitar 35 Galleon. Uang tersebut adalah pegangannya sampai akhir tahun pelajaran. Tetapi ia tak peduli, toh lagipula ia tak berniat membeli apapun, dan tak pergi untuk kunjungan Hogsmade pertamanya. Ia menghela nafas gusar mengambil secarik kertas menuliskan beberapa patah kata,
"Jangan.Pernah.Mengirim.Surat.Lagi." melipatnya asal, lalu memanggil Carl, burung hantu kesayangannya.

Tak lama burung hantu itupun muncul di hadapannya, Raelyn mengusapnya lembut penuh kasih sayang, sambil berucap, Antarkan ini ke wanita itu, Carl. Ucap Raelyn sambil melilitkan kertas dan kain berisi uang di kaki burung hantunya.

****

Raelyn duduk di bangku sebelah Jen. Ia membuka buku Ramuan malas. Snape datang dari arah belakang, ia membuka pintu dengan kasar, seperti biasanya.

"Tak ada praktik membuat apapun hari ini! Sebaliknya, aku menginkan tiga lembar perkamen penuh untuk esai tanaman obat penolak kematian! Tepat saat bel berakhir, semua perkamen sudah terkumpul di mejaku!" tegas pria berhidung bengkok tersebut.

Raelyn mendengarnya tak minat, ia menguap untuk kesekian kalinya. Ia menatap Snape yang sedang duduk di mejanya, mata hitam misteriusnya tak berhenti melucuti siswa siswanya. Sejenak mata mereka bertemu, tetapi Snape langsung mematahkannya. Ia mengerutkan keningnya heran, dan kemudian ia menyadari satu hal.Bloody Hell!

Entah Raelyn yang terlalu bodoh atau terlalu pusing memikirkan surat surat dari ibunya. Tetapi intinya, ia baru menyadari kalau akhir akhir ini Snape menghindarinya. Dan, Astaga! Ia bahkan baru ingat kalau 3 minggu ini Snape pun tak pernah memberinya detensi lagi! Ia mengacak rambutnya kesal, kenapa ia bisa sebodoh ini? Tetapi kemudian ia tak bisa memikirkannya lebih lanjut, karena kantuk segera menyerangnya.

****

Snape memandang muridnya. Tidak! Gadisnya yang sedang tertidur lelap di mejanya. Tentu ia tahu hal itu, tetapi ia berpura pura tak tahu agar anak anak lain tak curiga kepadanya karena ia menganak emaskan Raelyn. Bukan tanpa sebab, Raelyn adalah gadisnya. Tentu saja! Karena hal itu.

Sejujurnya, Ia sedikit khawatir melihat kantong mata gadis tersebut yang kian menghitam setiap hari. Snape menghela nafas gusar, satu sisi ia merindukan gadis tersebut. Sedangkan sisi lain, memaksanya untuk bertahan dengan posisinya saat ini. Ia termenung dengan banyak argumen di kepalanya. Hingga suara dari anak Asramanya, menyadarkan dirinya.

My HalfBlood PrinceWhere stories live. Discover now