1

8.6K 510 16
                                    

Pradipta Aurum Kinasih gadis berusia 22 tahun, anak ke dua dari pasangan Abhicandra dan Iriana, ayahnya adalah salah satu perwira tinggi polisi.

Gadis yang sedang mengenyam pendidikan psikologi di salah satu universitas negeri dijakarta.

Gadis yang manis,dengan tinggi badan yang tidak terlalu tinggi, cerewet, dan ceroboh namun dia dikenal sangat baik dan ramah kepada semua orang.

Pagi ini dia berangkat kekampus karena tiba-tiba dosen meminta  mahasiswa yang kemarin ditunjuk oleh kampus untuk  mengikuti kegiatan, untuk berangkat karena ada pengumuman penting.

"Bu, Dipta jalan sekarang ya" sambil menyalami sang ibu dan mencium pipinya.

"Kamu ngga mau sarapan dulu"

"Ngga Bu, dikampus aja" sambil pergi menuju halaman rumah

Dipta menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, Dipta sengaja berangkat lebih pagi agar bisa sampai ke kampus tepat waktu dan menghindari  macetnya ibu kota dijam berangkat kerja seperti ini.

Dipta menikmati perjalanan nya saat ini dia melihat lalu lalang kendaraan, para pesepeda juga tak kalah ikut meramaikan hiruk pikuk ibu kota pagi itu.

Melihat sepeda Dipta jadi teringat kejadian 4 hari lalu.
Dipta tersenyum aneh dia merasa konyol dan malu terjatuh menabrak tong sampah ditengah keramaian.

Tiba-tiba terlintas wajah galak seorang laki-laki yang dia sebut om
Dipta geleng-geleng kepala berharap dia tidak akan dipertemukan dengan laki-laki menyebalkan itu.

Sepeda motor Dipta memasuki halaman parkiran kampus, Dipta memarkirkan motornya dan berjalan memasuki gedung megah itu.

Tiba-tiba dari arah belakang seseorang menepuk pundak nya
Dipta sudah tau siapa yang melakukannya siapa lagi kalo bukan sahabat nya.

"Selamat pagi" sapa Tania sambil senyum-senyum sendiri

"Kenapa loh, pagi pagi gini udah sumringah cerah berseri seri kaya bunga habis disiram aja" ujar Dipta aneh

"Ngga papa, lagi bahagia aja"

Dipta tidak menanggapi lagi sahabat nya yang aneh pagi itu.

Dipta dan Tania tengah asik menikmati sarapannya, tiba-tiba suara pengumuman menggema di seluruh penjuru.

"Untuk seluruh mahasiswa silakan berkumpul di lapangan basket sekarang"

Dipta dan Tania langsung menuju tempat yang sudah diumumkan

Seluruh mahasiswa yang berjumlah 30 orang itu berkumpul di lapangan basket.

"Baik anak anak kalian yang kemarin sudah bapak tunjuk untuk mengikuti kegiatan Diklat kampus besok, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar nantinya mampu bersaing dan melaksanakan tugas belajar dengan efektif, efisien, modern dan profesional serta mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dilandasi disiplin dan semangat juang yang tinggi, serta memiliki kesetiaan untuk berbakti kepada negara dilandasi cinta tanah air , kesadaran berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI , jiwa korsa harus tertanam pada diri kalian, seperti yang kalian tahu, jaman semakin modern para generasi muda mulai lupa pada negeri nya, mereka justru memuja negara lain, kalian sebagai generasi penerus harus bisa mendidik adik adik kalian, masa depan bangsa itu ada pada tangan kalian jika bukan kalian maka siapa lagi yang dapat diharapkan"

Seluruh siswa kaget karena ternyata kegiatan itu kegiatan Diklat, dan yang paling mengagetkan adalah selama  15 hari, mereka akan tidur diasrama TNI  dipandu langsung oleh para anggota TNI dan ikut melaksanakan kegiatan bersama masyarakat desa.

Dipta dan Tania hanya bisa berpasrah harap harap bahwa pelatih mereka baik-baik.

"Baiklah kalo begitu kalian sekarang pulang dan siapkan segala keperluan kalian selama 15 hari kedepan, barang yang tidak perlu tidak usah dibawa"

Dosen itu kembali berbicara, semua mahasiswa membubarkan diri sesudah diperintahkan.

Dipta dan Tania pulang ke rumah mereka masing-masing menyiapkan segala keperluan mereka.

******************

Dipta merapikan segala perlengkapan yang dia butuhkan selama diasrama setelah semua dianggap cukup
Dipta merebahkan tubuhnya diatas kasurnya, dia memejamkan mata nya tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dan tak lama kemudian pintu itu terbuka, ternyata ibu Iriana perempuan yang masih terlihat cantik diusianya yang mulai senja, ibu duduk ditepi ranjang Dipta sambil mengelus jilbab putri kecilnya.

Ya walaupun Dipta sudah berusia 22 tahun tetapi dimata ibu dan ayahnya Dipta hanyalah gadis kecilnya.

Dipta membuka matanya lalu memeluk pinggang sang ibu, hangat itulah yang selalu dia dapatkan.

"Bu besok Dipta ada kegiatan kampus selama 15 hari"

"Iya ibu udah tau, kan kemarin kamu udah bilang" jawab sang ibu dengan senyumnya

" Tapi bu, yang jadi masalah itu dikomandoin sama TNI bu, ibu tau kan kalo polisi tni itu pasti keras-keras" 

"Enggak semua Dip, mereka itu ngga keras tapi tegas, mereka itu dituntut untuk tegas"

"Sebenarnya hati mereka itu baik, hati mereka itu selembut kapas, bukti nya ayah kamu, dia baik dan lemah lembut kan, tapi ketika tugas dia berusaha untuk tegas" ucap sang ibu memberi pengertian.

"Tapi bu selama 15 hari itu pula ngga ada yang bantuin ibu dong"

"Ya ngga papa kan masih ada ka Rani, ada simbok"

Dipta kembali menenggelamkan wajahnya diperut ibunya, sampai ditertidur.

Hallo
Maaf belum bisa buat yang ngena tapi saya bakal berusaha terus buat kalian nyaman dan betah

Jangan lupa kasih masukan ya, karena masukan dari kalian itu mendukung cerita selanjutnya.

BIANTARA Where stories live. Discover now