prolog

19.3K 702 12
                                    

Minggu adalah hari yang paling dinantikan oleh setiap umat manusia, hari dimana bisa bersantai dengan keluarga, beristirahat dari kejengahan selama satu pekan  bekerja atau sekolah.

Dan Minggu pagi ini Dipta berencana untuk bersepeda diCFD (Car Free Day) bersama sahabat nya yang bernama Tania.

Mereka sudah janjian untuk bertemu digang komplek.

Tania sudah menunggu Dipta sejak 15 menit yang lalu namun batang hidungnya belum juga terlihat.

Tiba-tiba dari arah belakang seseorang menepuk pundaknya.

"Woyy, ayoo udah siang nih" ujar Dipta

"Lo habis ngapain sih lama bener, gue nungguin Lo kaya nungguin jodoh sumpah" omel Tania

Namun Dipta menghiraukan ocehan sahabat nya itu, Dipta justru pergi menjalankan sepedanya meninggalkan Tania yang masih mengoceh.

"Dihh gue yang nungguin malah gue ditinggal woyy Dip tungguin gue"  Tania mengejar Dipta.

Dipta hanya tertawa, mereka menikmati akhir pekan ini, sepeda mereka terus melaju memecah keramaian ibu kota.

Tania dan Dipta berkeliling santai dengan sepeda mereka, sesekali mereka berhenti hanya untuk minum atau sekedar ikut berjoget dengan warga yang tengah asik bersenam ria.

Tania berhenti dan meminum air mineral yang dia bawa, namun ketika dia sedang minum tiba- tiba Dipta memencet bagian bawah botol sehingga air memuncrat kemuka Tania

"Dipta,rese banget sih Lo" ujar Tania kesal.

Namun Dipta hanya tertawa puas melihat sahabatnya itu, Dipta menjulurkan lidahnya meledek Tania.

"Kejar gue" tantang Dipta

"Awas ya lo, bakal gue jadiin tahu gejrot lo Dip"

Lalu Tania mengejar Dipta, Dipta merasa akan tersusul oleh Tania mempercepat kecepatan sepedanya.

Dipta terus melaju sangat cepat
"Dipta jangan keceng-kenceng gue engap" Tania terus berusaha menyusul sahabat nya itu

Dipta menengok kebelakang melihat Tania yang bersusah payah mengejar nya, Dipta hanya tertawa dan tidak perduli hingga tiba- tiba ....

"Ehhhh awas awas awas"

Brukkkkk....

Dipta terjatuh hingga tong sampah didektanya berguling dan dua orang laki-laki juga ikut terjatuh.
Lutut Dipta merasa perih

"Dip Lo ngga papa kan ? Yang mana yang sakit" Tania datang dengan raut wajah yang panik.

"Gue ngga papa cuma lutut gue lecet, dan badan gue sakit semua" sambil membersihkan diri dengan menepuk" tangannya.

" Lo sih jadi orang rese banget, kena karma kan lo" omel Tania sambil membantu Dipta berdiri

Tiba-tiba terdengar suara berat  dua orang laki-laki bertubuh atletis yang menghampiri mereka

"Hei mba bisa naik sepeda ngga sih?kalo ngga bisa mending ngga usah berani-berani sepedaan dikeramaian begini, membahayakan orang banyak tau" ucap sang punya suara itu

"Ya bisalah, Lo ngga liat apa"

"Kalo bisa kenapa nabrak saya sama temen saya, dan itu lagi tong sampah ngga berdosa kamu tabrak juga" tunjuk Bian pada tong sampah yang sudah terjungkal.

"Gue tadi ngga sengaja, gue lagi dikejar sama temen gue, lagian lo juga ngga kenapa-kenapa kan ngga ada yang cedera juga ahh elah"

"Kata siapa liat ini" menunjukkan siku yang berdarah.

"Ya ya itu kan salah Lo sendiri kenapa ngga ngehindar ini kan jalanan luas masih sempet lah buat ngehindar"

Bian hanya melongo mendengar elakan gadis yang ada didepannya, dia heran harusnya gadis ini meminta maaf padanya dan Damar Karena sudah menabrak mereka tapi kenapa malah dia disalahkan karena tidak menghindar.

"Kok kamu menyalahkan saya, memang jalan ini luas tapi kamu juga ngga bisa seenaknya sendiri dong, saya juga bayar pajak loh, memang ini jalanan mbahmu"

"Kok lo bawa-bawa mbah gue yang ngga berdosa sih, ngga usah pake nyolot juga bisa kan" Dipta merasa tidak terima

"Saya ngga nyolot kamu aja yang nyolot" ujar Bian tambah kesal

Sementara Damar dan Tania hanya diam dan melihat perdebatan sahabat mereka masing-masing.

"Ehh udah udah, malu diliatin orang banyak" ujar Tania melerai mereka.

"Apa sih tan,om ini yang nyolot duluan" ujar Dipta

Bian dan Damar merasa kaget karena dipanggil om oleh Dipta, memang sih Bian dan Damar terlihat lebih dewasa dari Dipta dan Tania, dan apa lagi sekarang Bian dan Damar memakai kaos loreng bertuliskan Kostrad.

"Apa kamu bilang om, wah wah hei mba umur saya masih 27 tahun" ujar Bian

"Memangnya gue perduli"

Tatapan Bian dan Dipta saling beradu menabuh genderang peperangan
"Apa "

"Apa "

Melihat semakin memanas akhirnya Tania yang meminta maaf atas kesalahan Dipta kepada Bian dan Damar.

Namun Dipta dan Bian masih saja mengumbar kebencia, Tania merasa tidak enak kepada Bian dan Damar
akhirnya membawa pulang Dipta secara paksa.

"Awas kamu, saya akan buat kamu menyesal" ucap Bian sebelum Dipta pergi dengan sepedanya.

Hallo gimana part ini belum terlalu greget sih ya 😅
Tapi saya bakal terus berusaha buat kalian betah baca cerita ini

Jangan lupa kasih masukan ya karena masukan dari kalian itu mendukung banget cerita ini.


BIANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang