02. Nyanyian Naga Emas

Start from the beginning
                                    

Saat Je Ha mencoba membuka pakaian terluar Jae Hyun yang berwarna biru cerah, pria itu melebarkan matanya. Dia terkejut, menghempaskan tangan Son Je Ha dengan refleks dan memundurkan tubuhnya dengan panik.

"A-apa yang kau lakukan?!!" 

Mendapat pertanyaan seperti itu, Je Ha kebingungan, dia tampak mengerjapkan sepasang kelopak matanya yang mirip serpihan mawar. "Membantu anda untuk melepaskan pakaian, Tuan." 

Wajah Jae Hyun langsung memerah, dia nyaris tersedak ludahnya, "a-apa sih?! K-kau... mesum juga ternyata..."

Masih dengan wajah bingungnya yang seperti orang tersesat, Je Ha kembali menjawab. "Tuan, saya sedang melakukan pekerjaan, bukankah karena itu anda memanggil saya—"


Ttuk!!


Seon Jae Hyun menyentil dahi Sang wanita di depannya, lantas dia menghembuskan napas panjang sembari tertawa kecil. Siapa sangka jawaban gisaeng ini membuatnya cukup geli, dan di luar dugaannya. 

"Kau polos sekali," tawa kecilnya masih belum mereda, "apa kau pikir aku akan memintamu untuk melakukan itu?" 

"Uh... yahh..." 

"Tidak, hei! Oh astaga," Jae Hyun masih terpingkal, menepuk jidatnya sebanyak dua kali, "apa aku terlihat seperti orang mesum bagimu? Aku kemari karena perintah Raja." 

Son Je Ha sempat terkejut sesaat, "Tuan, anda memanggil seorang gisaeng ke kamar di malam hari, itu sangat ambigu." 

Pengajar kerajaan itu masih tertawa. Suaranya yang halus seperti angin pagi mungkin menyejukkan, tapi bagi Son Je Ha terlihat agak menyebalkan. Pria tampan yang dijunjung tinggi oleh rakyat Goryeo, tak disangka memiliki satu sisi seperti ini. 

"Aku juga tidak tahu apa yang harus ku lakukan," tawa Jae Hyun mulai mereda perlahan, meski senyum lebarnya masih merekah, "kau ada saran?" 

"Em... tidak." 

"Tidak? Tunggu, apa jangan-jangan ini pertama kalinya untukmu? Tingkahmu juga cukup canggung dan kaku sejak pertama kali masuk," pria itu mengernyit. 

Ah, padahal Je Ha sudah berusaha untuk terlihat senatural mungkin seperti gisaeng-gisaeng yang lain, "benar Tuan, maaf jika membuat anda tidak nyaman." 

"Kau baru saja menjadi gisaeng? Serius? J-jadi... malam ini pertama kalinya kau dipanggil oleh yangban?" 

"Iya, Tuanku." Je Ha mengangguk singkat. 

Diam pria itu kemudian. Memandangi Son Je Ha yang duduk dekat dengannya, dengan tatapan lamat. Begitu rinci memerhatikan tiap seluk Sang gadis, dan tiap tatapannya tampak bercerita, betapa tak bisa dilewatkan keindahan di depannya kini. 

"Kalau begitu, ceritakan tentang dirimu," usul Jae Hyun kemudian.

Je Ha tersenyum tipis, terlihat begitu memabukkan seperti purnama yang penuh, "apa yang ingin anda tahu dari kisah seorang gisaeng, Tuanku?" 

Ditanyai seperti itu, Jae Hyun diam. Lebih tepatnya ia tengah menelisik kecantikan surgawi yang terpampang nyata di hadapannya kini. Untuk sesaat, dia nyaris saja tenggelam dalam telaga berlian tersebut. 

Sang pria tertawa kecil, terdengar syahdu, "gisaeng memiliki kisah yang indah, mereka sosok yang luar biasa menurutku." 

Lalu, Son Je Ha dibuat bungkam, seperti tercengang, "ini pertama kalinya aku mendengar ada orang berkata seperti itu tentang gisaeng."

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologWhere stories live. Discover now