27. Istana Para Iblis

31K 5.5K 12.2K
                                    


Song recommendation 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song recommendation 

BTS - Black Swan (orchestral)


Selamat Membaca


Tangan itu memeluknya dengan sangat erat. 

Tangan yang terasa besar dan kasar. 

Tangan yang dingin.

Tangan yang enggan untuk melepaskannya. 

Perempuan itu masih gemetaran. Semalam suntuk dia bahkan tak bisa terlelap dengan nyenyak, mimpi buruk menyerangnya setiap di berhasil masuk ke alam bawah sadar, dan lagi-lagi keringat dinginnya akan jatuh membasahi pelipis 

Sudah pagi di luar. Son Je Ha tidak mau membuka matanya, berpura-pura tidur, meski dia tahu pria di belakangnya sudah bangun semenjak fajar belum menyingsing. 

Wang Jae terus menerus menciumi tengkuk lehernya, sesekali mengendus helaian rambut hingga kulit pundaknya. Dia mengeratkan pelukan di bawah selimut, membuat kulit mereka bersentuan, membuat Son Je Ha merinding.

Mengingat apa yang telah dilakukan pria itu, Si gisaeng benar-benar hanya ingin membunuh dirinya sendiri sekarang. 

Ketika melihat bercak kemerahan di kulitnya, entah mengapa dia merasa sangat jijik dan ingin menguliti dirinya sendiri. 

Ini sangat berbeda saat dimana dia akan tersipu hingga wajahnya memerah ketika melihat bekas kemerahan yang ditinggal oleh Panglima Hwang. 

Je Ha hanya mau disentuh oleh Hwang Je No.

Namun pria angkuh yang mengatasnamakan kasta dan kedudukan, telah melakukan perbuatan tidak bermoral yang membuatnya ingin menangis darah. 

Kemudian, Sang Pangeran berbisik di telinganya. "Aku tahu kau sudah terbangun." 

Wang Jae tersenyum, menopang tubuhnya dengan siku, kemudian mendaratkan satu ciuman yang sangat lembut di pelipis wanitanya. 

Benar-benar selembut itu hingga bisa saja membuat wanita-wanita di luar sana terbuai.

Son Je Ha masih tak bergerak, dia kaku bak mayat yang mengeras. 

"Kau pasti kelelahan," Wang Jae masih bersuara dengan lembut, membelai surai helai demi helai. "Istirahatlah lebih lama, aku akan kembali lebih dulu." 

Mendadak, Pangeran yang semalam terlihat seperti serigala liar yang hendak menerkamnya kini bersikap begitu lembut secara tiba-tiba. Bukannya tersentuh, Son Je Ha merasa semakin muak.

Ini seperti Wang Jae benar-benar tidak merasa berdosa sama sekali. 

Kemudian, pria itu segera bangkit dari tidurnya. Dia memakai seluruh pakaiannya dengan cepat dan merapikan rambut. Merapikan futon yang berantakan, menyelimuti Son Je Ha hingga sebatas dagu, kemudian meninggalkan ciuman perpisahan yang manis. 

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang