37. Awal Mula Kehancuran

18.9K 3.9K 5.1K
                                    

art by noanio on DevianArt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

art by noanio on DevianArt


"Kebenaran hakikatnya selalu menang, namun terkadang keegoisan dari kejahatan mampu mengalahkan kebenaran itu sendiri."


Selamat Membaca


Apakah kalian tahu bagaimana reaksi orang-orang yang tengah bertarung mati-matian di halaman changdeokgung kala itu? Para Pangeran dan Prajurit kerajaan yang dipaksa berhenti di saat mereka saling menyerang satu sama lain, pertarungan sengit untuk merebut atau mempertahankan tahta Goryeo, dihentikan oleh pria bertubuh jangkung yang datang tanpa diduga.

Bersama Raja Goryeo yang baru—

—dan Raja Goryeo sebelumnya yang tak lagi bernyawa.

Semuanya terjadi secara mendadak, meski langit nampak cerah, mereka seolah merasakan guntur memekakkan telinga disertai sambaran petir menaungi seluruh Songak dalam sekejap.

Tapi kejadian itu benar-benar sangat jelas, bagaimana Sang Eksekutor Kerajaan, Guan Yu, berlutut di depan Pangeran ke tujuh, dengan kalimat sakral.

"WANG JAE ADALAH RAJA SELANJUTNYA?! APA KAU GILA GUAN YU?!! APA YANG TERJADI?! BAGAIMANA RAJA BISA MATI?!"

Wang Jin adalah orang pertama yang berani menyerobot, dia berteriak dengan lantang di tengah pelataran istana yang mendadak sunyi sejak tadi.

Wang Jae masih bungkam seribu bahasa, seperti nyaris kehilangan kesadarannya. Di kepalanya hanya terlintas wajah terakhir Sang ibu sebelum nyawanya terenggut, sebelum meninggalkan dunia karena tangannya sendiri.

Guan Yu berdiri, berbalik dan menatap tegas pada Pangeran ke dua tanpa rasa takut sedikit pun.

Hingga ia mengangkat tangannya, membuka selembar surat kusut yang robek di sana-sini.

"Sejak awal, Yang Mulia Gwangjong telah memutuskan siapa yang akan menjadi Gyeongjong selanjutnya, dan itu adalah Pangeran ke tujuh, Pangeran Wang Jae."

Darah Jin seolah membeku, dia melotot ke arah Guan Yu penuh amarah. "Kau bercanda!!" Lalu direbutnya surat itu, berharap dia menemukan kebohongan di sana.

Namun semakin dia membaca tulisan-tulisan di kertas lusuh tersebut, semakin Jin seperti kehilangan napasnya.

"Ini benar... tulisan Yang Mulia."

Jae Hyun entah sejak kapan di belakang Wang Jin dan turut membaca surat yang katanya wasiat terakhir dari Raja, matanya pun seperti tak ingin memercayai kenyataan yang ada, namun sayangnya bukti benar-benar terpampang jelas di depan mata mereka.

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang