31). Hiruk-Pikuk Pasar😷

Start from the beginning
                                    

"Beli apa dek?" tanya seorang bapak penjual mengumamkan nada keramahan nya.

"Ra, pilih warna kesukaan Lo? Asal jangan warna pink, ogah gue liatnya!" suruh Piter sembari merisik isi kocek celana nya. Ia mengeluarkan dompet kebanggaan untuk menyerbu daftar belanjaan.

"Dari awal Ira emang gak punya niat buat beli warna pink," bantah Ira keras.

"Coba aja mulut gue enggak ngasih tau. Mungkin, Lo udah langsung ambil boneka pink pink keboy. Lo kan orangnya agak lebay!" umpat Piter menggoda wanita imut ini.

"Ira tidak suka warna pink. Ira niatan nya cuman pengen ambil boneka warna biru. Warna kesukaan gue, biar adem kayak laut!" ralat Ira dengan cepat sambil memunculkan pipi tembem nya yang sedang sedikit greget dengan pria resek ini.

"Berapaan pak?"

"Cuman 100 ribu,"

"Kelebihan dek,"

"Ambil aja, pak,"

"Terimakasih kalian memang baik!"

"Gak usah bilang makasih sama Piter, pak. Dia anak tante dokter sama om direktur. Enggak mungkin ngasih sedekah bisa bikin bangkrut. Lain kali, kalau bapak liat muka pasarannya Piter kesini! Jangan lupa ya, naikin harga barang nya semahal-mahalnya!" saran Ira mengerjai pria disamping nya.

Perang dunia ketiga dimulai. Piter membalas percikan suara itu dengan senyuman lekas, sedikit tertawa terpaksa. Setelah selesai membeli kemauan gadis manja ini, mereka beranjak dari sana.

"Diam aja! Bilang makasih kek ke gue!" Piter mengingatkan si gadis yang sedang sibuk mengotak-atik lubang celengan doraemon.

"Makasih,"

"Keliatan nya enggak ikhlas!"

Ira menghembuskan nafas panjang nya, sedikit geram dengan perilaku Piter.

"Makasih seribu Piter. Makasih banyak! Terimakasih triliun. Piter baik banget! Ganteng! Dan Ira seneng dibeliin Piter celengan doraemon!" ucap nya lirih dengan manja, perkataan nya sengaja diperpanjang dan dibuat-buat menjadi imut.

"Gitu dong. Ira cantik deh!"

Manusia memang kejam, readers! Gadis ini tak menyahut lagi perkataan Piter, ia malah sibuk asyik meng-kepoin lubang celengan yang tertera di kantong boneka doraemon. Ira tidak memperdulikan Piter dan memilih memberi nya kacang yang harganya sudah sangat mahal! Sungguh, kacang memang mahal!

"Ra, gue lagi ngomong sama Lo!"

"Syira Vanesa Neuri!" panggil Piter menyebutkan nama lengkap Ira, tanpa disingkat atau di pendek kan. Lengkap betul!

"Syira, Lo budek ya?"

"Tabungan pertama Lo apa?"

"Apakah gue harus nulis kata-kata biar tuh celengan cepat penuh?"

"Ira!"

Seketika itu pula, Ira mulai berubah reaksi. Kepala nya terangkat dan mengepak ke arah Piter. Gadis berjenis kelamin perempuan ingin melengkingkan mulut nya.

"Piter!" pangil nya dengan lirih.

"IYA" sahut Piter super-super antusias.

"Lubang celengan nya bermasalah! Perbaikin ya?" pinta Ira tanpa muka bersalah. Padahal, Piter ingin mendengar jawaban nya.

"Enggak penting, buang aja!"

Kaki itu berjalan melangkah sempoyongan, mata Piter terlihat tak bergairah. Pria ini sedang di landa sifat ambekkan, dia kira gadis ini akan menyodorkan perasaan suka nya. Namun, jangankan suka. Berlaku selayaknya seorang yang mencintai saja, Ira tidak pernah melakukannya untuk Piter!

Menangani jutaan kasus seperti Ira, salah satu wanita tidak peka adalah hal berat. Lebih berat lagi dari berperang. Piter lebih memilih berperang satu minggu enam hari dan ribuan detik, ketimbang harus berperang melunakkan hati Ira. Sangat sulit! Lantas, apa tips khusus dari Neuson yang dengan mudahnya menaklukkan hati Ira?"

Masa bodo! Piter masih terus melanjutkan jalanan nya.

"Ihhh Piter. Masa Ira ditinggalin sendirian! Nanti, kalau Ira diculik gimana? Kalau Ira di perkosa gimana? Luaran sana banyak orang jahat yang doyan nikah muda. Ira gak mau! Kalau Ira sampai mati, pokoknya Ira bakalan gentayangin Piter tujuh hari tujuh malam!" keluh Ira mengadu kekesalan karena ditinggalkan begitu saja, gadis ini masih belum peka akan sikap Piter.

"Piter, jangan jutekin Ira!"

"Tega banget sih, masa sahabatnya di biarin mati terbengkalai!"

"Jawab dong! Mulut nya Piter lagi sariawan ya?"

"Gak asyik. Ira not nice sama sikap Piter. Mendingan Neuson!"

"Apa Lo bilang?" sergah nya hendak menyangkal umpatan Ira.

"Ira salah ya?" tanya nya sedikit takut.

"Jangan bandingin gue sama Neuson karena dia masih dibawah rata-rata!" larang Piter meminta nya kepada Ira.

"IYA,"

"Jadi, Piter gak bakalan biarin Ira di culik sama penjahat?"

"Terserah,"

"Ihhh, jahat! Tega! Gak punya perasaan! Dasar cowok......."

"Maksud gue. Terserah dia berani atau enggak nyulik Lo. Udah berapa banyak cowok yang pengen gue tonjok, cuman gara-gara pengen belain Lo." ralat nya lagi membuat Ira tersenyum cengir.

"Jadi..... Piter itu masuk kategori cowok kayak apa?" Ira berniat memastikan jawaban pria ini, ia menatap sambil memiringkan tatapan nya.

"Pria pemberani yang selalu membuat Syira Vanesa Neuri merasa aman. Tenang aja, gue punya pistol buat nembak orang yang pengen jahatin Lo."

"Pistol barang ilegal tauuu!" sentak nya.

Piter menarik kuat lengan perempuan itu, menyodorkan muka nya mendekati wajah cantik Ira. Sangat dekat! Bahkan suara detakan jantung juga bisa terdengar! Tatapan nya begitu dalam dan dekat membuat Ira kesulitan menangkap oksigen.

"Mau tau siapa bidadari yang berhasil bernomaden di Indonesia sekaligus di hati gue?" tanya Piter penuh teka-teki.

"Mau! Dia siapa?" Ira mencoba bertanya.

"Dia....."

"Siapa?"

"YOUUUUUUUUUUUUU........"

###

#Memang benar, katanya negeri lain akan kita anggap lebih indah dari negeri sendiri. Namun, aku lebih mencintai negeriku Indonesia, karena sebuah panorama kekayaan alamnya dan juga kehadiran sesosok bidadari cantik sepertimu!!!

(......Piter Jhonson Lane a.k.a Dia......

Bersambung.....
















#Chapter Tiga Puluh Satu

WKWKWKWK. SUDAH MULAI BAPER? SUDAH MULAI MELELEH? ATAU SUDAH MULAI MAMPU BERPALING DAR PRIBADI NEUSON KE PRIBADI PITER?

KARAKTER COGAN MANA YANG PALING KAMU SUKAI? NEUSON ATAUKAH PITER?

JANGAN LUPA UNTUK BEEKOMENTAR!

TERUS DUKUNG NOVEL "MOVE ON" DENGAN CARA MEMBERIKAN VOTE DAN KOMENTAR SEBANYAK MUNGKIN!!!!! KRISAN DARI KALIAN PALING AKU TUNGGU!!!

SEE YOU NEXT TIME DI CHAPTER BERIKUTNYA! SEMOGA TETAP SAYANG SAMA MOVE ON!!!! JANGAN LUPA KASIH KESAN KALIAN SELAMA MEMBACA NOVEL INI!!!!

Salam,

Maria Sofia Servina

Move On (END)Where stories live. Discover now