9). Sejarah Pembantaian Tiang Bendera

Start from the beginning
                                    

Gadis bernama Ira menatap datar. Ia tahu bahwa dirinya memang pantas dijauhi seperti virus.

"Ini makanan buat Piter. Dimakan ya! Biar bisa sehat walafiat sepanjang usia. Dan nanti bisa malakin orang lagi"

Peri kehidupan itu memberikan pangeran judesnya beberapa makanan ringan seperti coconut and Coca-Cola. Semuanya dalam jumlah makro.

"What?" Piter terkejut dengan perkataan gadis ini. Bagaimana bisa ia begitu baik padanya setelah selama ini selalu mendapatkan perlakuan kasar dari Piter. This is impossible.

"Piter jangan sedih lagi karena diputusin kak Aster!"

"Eh, jangan gantung diri dari pohon beringin ya!"

Pria ini merasa diremehkan oleh adik kelas semprul. Ia tak terima dengan kekehan Ira. Melihat gadis itu beranjak pergi, Piter langsung menarik dan menggendong tubuh lentitnya. Dia membawanya kearah tiang bendera. Tempat yang akan menjadi sejarah dimulainya kebencian, keraguan dan juga kepekaan rasa. Semua bercampur aduk menjadi kolaborasi.

"Piter mau ngapain? Jangan macem-macem!"

"Turunin Ira!"

"Ira gak suka digendong!" pungkas Ira sembari memukul-mukul otot bahu ditubuh tegap Piter.

"Piter...." panggilnya lagi dengan nada geram.

Mulut Ira terbungkam diam. Pria itu meletakkan tubuhnya tepat dibarisan sejajar tiang bendera.

"Huh" Ira menghela berat dengan nafas tak beraturan.

"Lo mau ngapain?"

"Menjauh dari gue!"

"Lo tuh kenapa sih? Menjauh sana!"

Setiap perkataan tanpa jawaban. Ira terus khawatir akan hidupnya. Ia begitu takut akan kelakuan Piter yang sedang patah hati.

Pria bar-bar bernama Piter masih sibuk dengan tali tambang dan pisau berkaca-kaca. Ira semakin takut. Mungkinkah hidupnya akan berakhir detik ini juga? Dibantai oleh pria STARLIGHT ditiang bendera! Ira tidak rela jika harus mati penasaran dilapangan, lalu menyatu dengan kelompok-kelompok hantu penunggu sekolahnya. Itu tidak boleh terjadi! Dia harus mampu menahan setiap tabung oksigen.

Ira mengatupkan tangan, berharap semesta masih memberikan keajaiban.

"Ini semua gara-gara Lo tau gak!" ujar Piter sembari mengikatkan tali tambang kesekujur tubuh Ira. Ia membelitkannya dengan kuat pada perut, kaki dan tangan. Ira kesulitan bergerak!

"Lepasin Ira Piter. Gue belum mau mati"

"Lepasin. Gue mau pulang!"

"Gak bisa"

"Lo tuh kenapa sih? Nambet anak orang sembarangan di tiang bendera"

"Setelah apa yang Lo bilang tadi, jangan harap gue bisa lepasin Lo gitu aja. Lo itu sama kayak anak-anak Sinota. Kalian pasti menganggap gue murahan kan?"

Ira diam. Ia benar-benar menyesal telah khawatir dan hendak berbaik budi pada Piter. Saat ini dia tak tahu harus apa. Sekujur tubuhnya tertambat, jangankan melepaskan diri, untuk bergerak saja begitu sulit.

"Ira gak pernah anggap Piter murahan. Malahan Ira bangga karena Piter adalah cowok setia" Ira tersenyum merekah dan menilik Piter. "Percaya deh, Ira gak jahat kayak ular kok"

"Gue nggak percaya. Semua cewek sama aja. Nge-ribetin, gak tau malu dan gak pernah bisa menghargai perasaan kaum laki-laki" jawab Piter jelas dengan nada meninggi, seolah darahnya sudah naik keatas ubun-ubun. Ingatkan hal itu, Ira tidak bersalah. Dia hanya mencoba menghibur.

Setelah selesai mengurung Ira pada tambatan tiang bendera, Piter pun pergi tanpa menoleh. Ia mengambil pisau bening itu, bukan untuk menusuk melainkan memotong sisa tali tambang yang telah ia lilitkan pada tubuh Ira. Piter pergi meninggalkannya seorang diri ditengah-tengah horror-nya keadaan sekolah.

"PITER,JANGAN PERGI!"

"IRA TAKUT SAMA KEGELAPAN"

"Please,becandanya enggak lucu. Ira takut banget" rengek Ira memohon dengan wajah panik seratus kali lipat. Ia benar-benar cemas dan histeris dengan langit yang mulai menggelap.

"Lo bakalan bernomaden disini sampe pagi" ujar Piter dari jarak 20 cm. Ia menjelaskan agar Ira tidak perlu berpekik lagi. Piter berjalan keluar dari lingkaran bangunan sekolah.

"PITER,PLEASE JANGAN TINGGALIN IRA SENDIRIAN"

"IRA JANJI AKAN NGE-LAKUIN APAPUN BUAT PITER"

"PLEASE,COME BACK!!!!"

#Antara rasa dan benci adalah hak milikmu. Tatkala menaruh kekesalan, namun janganlah menyebarkan kesalahan untuk kedua kalinya. Masa lalu boleh menyakitimu, tapi dia yang di hadapanmu tidak akan melukai lagi.

Bersambung......






















#Chapter Sembilan

1. Jika kalian memiliki rasa suka dengan pria berhati kasar seperti Piter. Apakah kalian akan tetap bertahan menyukainya??

SEKALI LAGI GUE TEGASIN, AYO AYO BACA BURUAN! JANGAN SAMPAI KETINGGALAN! KALAU LO UDAH BACA MULAI DARI PROLOG, SAYANG MAS MBAK-NYA LALU MALAH LO CICILIN.

BILANGNYA UDAH CUKUP SAMPAI DISINI AJA! TANGGUNG, YUK BACA LAGI DAN TERUS BERLANJUT. DIJAMIN, MESKIPUN AKU BUKAN PENULIS PROFESIONAL. TAPI, ANDA AKAN MERASAKAN SUASANA YANG BERBEDA DARI CERITA INI. SUNGGUH MEMUKAU DAN MENGEJUTKAN!

YUK BACA! PINTAR ITU KARENA MEMBACA. WAWASAN LUAS KARENA PUNYA NIAT. JADI, YAH BACA LAH!!!!

LOVE YOU,,,,,


Salam,

Maria Sofia Servina

Move On (END)Where stories live. Discover now