4

12.2K 1K 38
                                    

4

Drake berdiri di tengah kamar, matanya menatap ranjang. Sesosok tubuh dalam balutan piama berbaring di sana. Napasnya tampak teratur, tapi entah bagaimana, Drake tahu, Valencia tidak tidur. Tubuh wanita itu tampak tegang. Sama sekali tak bergerak.

"Buka bajumu," ucap Drake datar. Ia bisa melihat, meski gerakannya sangat halus, tubuh itu kian tegang. "Tak perlu pura-pura tidur."

Akhirnya, dengan gerakan lamban, valencia berbalik menghadap Drake. "Apa maumu?"

"Aku yakin kau sudah mendengarnya, Jalang. Buka bajumu."

"Untuk apa?"

Drake tertawa sinis. "Untuk apa lagi? Kau istriku, sudah sepantasnya melayaniku, bukan?"

Valencia bangkit. "Kau bermimpi jika berpikir aku mau berhubungan seks denganmu!"

Tawa drake kian menggema. "Aku berhak atas dirimu, Valencia. Kau lupa kalau aku suamimu?"

"Seorang suami tak akan meniduri wanita selain istrinya." Setelah mengatakan itu, Valencia beranjak hendak meninggalkan kamar.

Drake menyeringai sinis. Ketika Valencia melewatinya, ia meraih pergelangan langsing wanita itu dan menariknya hingga tubuh mungil itu membentur tubuh kekarnya.

"Kau hendak ke mana, Jalang? Aku yakin kau belum berubah idiot untuk memahami perintahku."

Mata Valencia berkilat-kilat. "Kau juga tentunya belum idiot. Kau bermimpi jika berpikir aku bersedia menerima bekas wanita lain!"

Amarah yang telah bertunas dalam diri Drake, tumbuh merajalela. Ia mencengkeram rahang Valencia dengan kuat, tak peduli saat melihat wanita itu meringis sakit. "Saat aku bilang kau harus melayaniku, maka kau harus menurut, jika tidak, kau akan menerima akibatnya."

Drake membopong Valencia di bahunya. Tak ia pedulikan jeritan dan pukulan wanita itu di punggungnya. Lalu Drake melempar Valencia ke atas ranjang dengan tenaga penuh.

Valencia menjerit, "Dasar iblis!"

Drake terkekeh keji. Ia membuka seluruh pakaiannya dengan tergesa-gesa.

Melihat itu Valencia bergegas bangkit dan siap turun dari ranjang, tapi drake dengan tangkas naik ke atas ranjang dan meraih pergelangan kakinya.

Valencia berteriak sambil menggerak-gerakkan kakinya, memberontak.

Tadinya drake ingin menggauli Valencia semat-mata untuk membuat wanita itu tersiksa, tapi kini, wanita itu membuatnya sangat bergaurah.

Drake bergerak, dalam sekejap, Valencia sudah berada dalam kekuasaannya.

"Dasar berengsek! Pemerkosa!"

Pemerkosa!

Drake tertawa. Tak pernah sekali pun ia memaksakan kehendaknya pada wanita mana pun. Selama ini, urusan berahi adalah suka sama suka. Namun disebut demikian oleh Valencia membuatnya senang. Senang membuat wanita itu frustrasi dan menderita.

***

Valencia menarik selimut menutupi hingga ke leher, lalu menyamping, membelakangi pria yang baru saja merenggut mahkotanya. Terkutuklah Drake Arsenio.

Rasa perih di antara pahanya sama sekali tak bisa dibandingkan dengan perih di hati. Dulu ia pikir, ia sangat beruntung bertemu keluarga Arsenio dan menjadi bagian keluarga kaya raya nan baik hati itu. Kini, Valencia pikir, alangkah baik jika ia tak pernah menjejakkan kaki di rumah mewah Arsenio.

Air mata membasahi pipi Valencia. Tak pernah sekalipun ia menyangka akan diperkosa oleh suaminya sendiri. Sebagai gadis muda pada umumnya, valenci mengkhayalkan pernikahan romantis nan penuh cinta, bukan seperti ini.

Elusan terasa di punggungnya, Valencia menjauh dari elusan itu.

Kekehan bernada puas terdengar. "Ini baru permulaan, Valencia."

Air mata Valencia kian deras menetes.

Orang bilang hubungan intim memberi kenikmatan tiada tara, tapi tidak demikian yang Valencia rasa. Ia hanya merasakan perih yang tak berkesudahan.

***

Evathink
Ig : evathink

Mana komen cetarrrnyaaaa

Valencia and Her Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang