4 : [ butik ]

1.3K 193 4
                                    

Aku sedang bercermin di depan kaca rias samping tempat tidurku,

"hm, udah rapih." Gumamku sambil menebarkan senyum.

Aku berjalan keluar dari kamarku,

"Mau kemana?kok rapih banget?"
Tanya mama ku yang sedang menyapu.

Aku tersenyum lebar, "mau jalan, -- sebentar kok, ma."

Mama ikut tersenyum, "Yaudah, hati-hati ya.." Mama melanjutkan kegiatannya---menyapu. Sedangkan aku sudah keluar rumah.

Ada seorang lelaki memakai kaos hitam, celana jeans hitam, ditambah rambutnya agak merah kecoklatan. Tidak lupa dengan sepatu putih yang slotnya berlapis-lapis dan sebuah kacamata coklat menempel pada indera penglihatannya. Lelaki itu sedang bersandar di depan mobilnya.

Dan akupun menghampirinya.

"Lama banget." ketus dia, lalu masuk ke dalam mobil merah dengan atap terbuka.

Aku masih berdiri di depan mobilnya.

"Woi! Malah bengong, Buruan masuk!" teriaknya dari dalam mobil.

Dengan cepat, aku masuk ke dalam mobil yang cukup mewah itu.

Aku duduk disamping dia, dia yang sedang menyetir.
Dia fokus mengendarai mobilnya itu.

"Lo udah sarapan?,"
Aku terkejut, dia tiba-tiba saja menanyakan itu.

"Hm, iya. Udah kok," jawabku asal.

Dia menaikkan alisnya, "Serius lo?," tanyanya.

Aku hanya mengangguk pelan.

Tak lama kemudian, mobil yang aku tumpangi bersamanya parkir di sebuah gedung yang cukup tinggi dan besar.

"Kok kita kesini? Mau ngapain?,"
Tanyaku heran, dia tidak menjawab pertanyaanku. Dia memilih untuk keluar dari mobil.

Aku menyusul dia yang sedang berdiri di pintu masuk gedung itu.

"Mau kemana ini?,"
Tanyaku lagi,

"Bawel banget sih, lo."
Dia menarik tanganku, lalu masuk ke dalam gedung tersebut.

Setelah berada di dalam, aku melihat sekelilingku. Ada banyak busana mewah yang tertata rapih. Tak hanya busana, tetapi sepatu pun ada. Tas juga ada. Dan pernak-pernik aksesoris.

"Woi, Sini lo!"
Dia memanggilku dengan nada tidak selow.

Dengan cepat aku menghampirinya.

Kini, aku sudah ada disampingnya, dia sedang sibuk memilih sebuah Dress.

"Lo mau yang mana?"
Tanyanya, tapi aku hanya terdiam kaku. Aku terkejut, pas dia menempelkan Dress yang dipegang oleh tangan kirinya.

"Hm, yang ini bagus deh,"
Gumam dia, lalu pergi menghadap ke seorang pelayan butik,-- ya, kami sedang ada di sebuah butik.

"Mbak, yang ini berapa ya?"
Tanyanya ke pelayan tersebut.

"Kalo yang ini mahal banget, mas. Itu impor dari Korea langsung," Jelas pelayan tersebut.

Dia memutar bola matanya, "Iya, mahalnya berapa? Biar gue bayar," katanya.

"Sepuluh juta tujuh ratus ribu, mas." - pelayan butik.

Hyunsuk tertawa terbahak-bahak, setelah mendengar harga Dress itu. Ya, itu Hyunsuk. Choi Hyunsuk :")

Aku menyikut pelan tangannya. "Jangan, beb. Mahal banget, loh." bisikku pada Hyunsuk.

Hyunsuk berhenti tertawa, lalu berucap
"Murah banget, sih? Bisa mahalan dikit gak?"

Pelayan itu menggelengkan kepala,
"Gak bisa, mas. Harganya emang udah segitu." kata pelayannya.

"SAYA MINTA YANG LEBIH MAHAL!"
Hyunsuk berteriak.

Semua pengunjung yang ada di dalam butik sontak menoleh ke sumber suara.

Pelayan yang melayani Hyunsuk tadi, seketika bengong.

Aku pun ikut bengong.

Hyunsuk nyengir, "Hehe becanda, mbak."

"Yaudah saya ambil yang ini," - Hyunsuk.

Aku dan Hyunsuk pergi ke tempat kasir.

Hyunsuk menoleh ke arahku, "Mau tas gak? Bagus-bagus tau tuh," ucapnya.

Aku menggeleng, "Enggak ah."

"Kenapa? Gak suka?", tanyanya lagi.

"Enggak kok. Aku suka banget." aku tersenyum pada Hyunsuk.

"Terus? Kenapa gak mau?"

"Tapi kan itu baju harganya udah sepuluh jutaan, masa iya sih aku ngambil barang lainnya lagi? Ntar kamu tekor gegara aku."
Ucapku pada Hyunsuk.

Hyunsuk berdecih.

"Lo gak usah mikirin harganya. Yang penting semua kebutuhan lo terpenuhi. Soal tekor gak tekor nya, itu urusan gue. Lagian duit gue masih banyak, kok." , kata Hyunsuk.

"Nanti aku ngerepotin kamu." ucapku.

"Ngerepotin apasi hah? Lo kan pacar gue. Masa ngerepotin?" ucap Hyunsuk sambil menebarkan senyum.

"Hehe."

Rich My Boy - Choi Hyun SukWhere stories live. Discover now