13 : [ sakit hati ]

735 115 15
                                    

"Udahlah, jangan nangis terus," Lia menenangkanku dengan cara mengusap bahuku.

Disini. Dikamarku. Sudah 2 jam berlalu aku menangis tersendu dari pulang sekolah. Teman-temanku berusaha menghiburku agar aku berhenti menangis.

Aku memikirkan Hyunsuk. Kata-katanya masih terdengar jelas di telingaku. Hatiku sakit, sangat sakit. Aku tidak percaya dia berkata seperti itu kepadaku. Ia bahkan melupakan janjinya, "Aku bakal jadi pacar yang baik buat kamu. Perhatian sama kamu, ngomongnya gak pake bahasa gue-elo lagi. Pokoknya aku bakal bersikap lembut sama kamu."

Hmm. Semua itu hanya bohong.

Aku berhenti menangis, dan wajahku terlihat sangat sembab. Aku menyenderkan tubuhku pada headboard tempat tidur.

"Mungkin Hyunsuk cemburu ngomong kek gitu," celetuk Yuna yang sedang mengusap rambutku.

Ryujin bertepuk tangan satu kali dengan keras. "Nah! Bener tuh. Keknya hyunsuk cemburu banget sama si naruto naruto itu. Lo tau 'kan? Cemburu itu tandanya cinta, eaaa."

Lia, Yeji, dan Yuna terkekeh pelan, sedangkan aku hanya diam. Ngomong-ngomong, si kembar Chaeyeon Chaeryeong tidak ikut main ke rumahku. Mereka ada urusan keluarga mendadak.

Yuna menghela nafas, "Pokoknya lo jangan terlalu mikirin kata-kata hyunsuk tadi. Kata ryujin, cemburu itu tandanya cinta. Berarti, hyunsuk cinta sama lo."

"Cinta kok ngebentak. Mana sampe ngatain gue cewek anjing lagi," jawabku dengan nada lemah.

"Makanya itu, cemburu hyunsuk tuh gede banget. Dan kadar cintanya juga gede dong," sahut Yeji.

Lia pun menyahut, "Gue setuju sama Yeji!"

•••

Aku menatap kosong ke arah jendela. Di luar sedang hujan. Teman-temanku pamit pulang karena melihat cuaca menjadi mendung.

Aku berjalan ke jendela kamarku. Hujan sangat begitu deras mengguyur permukaan bumi. Langit sangat gelap, dan mengeluarkan banyak air hujan.

Suara seseorang membukakan pintu kamarku membuat aku menoleh, dan ternyata itu Mbok.

"Eh Non, kenapa diam disitu?" Mbok menghampiriku.

Aku menghela nafas dan menghadap ke jendela lagi, "Gapapa. Cuma pengen liat hujan," aku tersenyum tipis. "Ternyata bukan aku doang yang bisa nangis, langit pun bisa."

Mbok mengusap bahuku, "Non, ada masalah ya sama mas hyunsuk?"

Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum tipis. Di detik selanjutnya air mataku mengalir lagi, lagi, dan lagi.

Mbok mendekapku dalam pelukannya. Sangat hangat. Aku jadi keinget mama. Mama dan Papa tidak ada di rumah, mereka berdua pergi ke Prancis untuk menguruskan perusahaan disana. Dan sekarang, hanya Mbok yang ada disaat aku butuh pelukan.

Aku menangis sejadi-jadinya, dan hujan pun semakin deras. Mbok memelukku sambil sesekali mengecup pucuk kepalaku. Mbok memperlakukan aku seperti anaknya sendiri. Begitupun denganku, aku menganggap beliau seperti Mama ku sendiri.

"Semua pasti ada jalannya, non. Non jangan sedih ya, Mbok yakin mas hyunsuk itu lelaki yang baik buat Non."

Aku hanya bisa tersenyum saat mendengar penuturan Mbok. Hm, aku yakin tidak yakin dengan semua ini. Rasanya aku ingin lepas dari hyunsuk..

••••

Terlihat seorang lelaki sedang meninju benda dihadapannya. Ia memakai kaos polos hitam, dan celana boxer merah. Serta sarung tinju yang berwarna biru.

"Arrrghh" Sesekali ia menggeram kesal disela-sela kegiatannya. Pikirannya tertuju pada beberapa jam lalu.

• flashback

Pukul 07:10
Hyunsuk sedang berjalan menuju kelasnya. Pandangannya tidak sengaja melihat seorang perempuan terjatuh. Baru saja hyunsuk ingin menghampirinya, tapi seorang lelaki lebih dulu membantunya. Posisinya si perempuan dipeluk oleh lelaki itu untuk berdiri. Hyunsuk kesal. Ia menonjok tiang dihadapannya, lalu masuk ke dalam kelas.

Pukul 10:09
Saat Hyunsuk baru saja memasuki wilayah kantin, pandangannya tertuju pada kerumunan dan sorakan heboh dari para siswa-siswi. Ia mendekat sedikit untuk melihat lebih jelas. Yang terjadi selanjutnya hyunsuk menendang salah satu kursi yang sedang diduduki oleh siswa, hal itu membuat si siswa terjungkal ke depan. Setelah itu, lelaki bermarga choi itu pun pergi dari kantin dan menuju rooftop.

• flashback end

"ARRGGHHH" Hyunsuk kembali menonjok bantal keras dihadapannya. (btw namanya apasi?😭 norak bgt aku gatau yg kek gitu😭)

Hatinya diselimuti api emosi. Ia sangat kesal karena kejadian itu terus terulang dipikirannya.

"Anjing!"

Bugh bugh bugh

"Bangsat"

Bugh bugh bugh

"Bajingan"

Bugh bugh

Bugh

Bugh!

Lelaki itu terus menonjok benda dihadapannya. Hyunsuk tak kenal lelah. Ia ingin mengeluarkan semua emosinya. Dan keringatnya pun bercucuran di jidat dan pipinya, lalu turun ke leher.





•••
Tonjok terus, suk.. Keluarin semua emosinya.

Jangan lupa vote & komen! 🤗❤

Rich My Boy - Choi Hyun SukOnde as histórias ganham vida. Descobre agora