Beberapa bulan kemudian..
Hari ini aku telah resmi lulus dari SMA garuda. Tempatku menimba ilmu, dan mendapatkan pengalaman yang tak akan pernah aku lupakan. Bertemu dengan orang-orang baik, ibu dan bapak guru, dan teman-temanku sekalian. Serta bertemu cinta pertama dan terakhirku di sekolah ini.
Choi Hyunsuk.
Nama yang selalu ada dihati dan pikiranku. Orang yang berarti dihidupku. Aku sudah menikah dengannya waktu masih bersekolah disini beberapa bulan yang lalu.
Dia memberi warna dalam hidupku. Dia selalu menjagaku di setiap waktunya.
Tidak. Tidak hanya Hyunsuk yang menemani dan mewarnai hidupku, tapi juga teman-temanku.
Ryujin, Lia, Yuna, Yeji, Chaeyeon, dan Chaeryeong. Dan juga Jihoon.
Aku sedih karena akan berpisah dengan mereka semua. Ada perasaan sedih dan senang menjadi satu. Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Baru saja kemarin aku bertemu dengan mereka, bercanda, tertawa bersama, berbagi cerita, dan pengalaman.
"Gaes, pokoknya kalo kita semua dah pisah, jangan sampe lost contact, yaaa. Kita harus reuni di masa depan nanti," Ryujin tersenyum setelah berkata itu, lalu kita semua berpelukan. Sampai tidak terasa air mata mengalir di wajah masing-masing.
"Hhhhh, sedih juga ya" Yeji menghapus air matanya.
"Ya sedihlah," timpal Yuna, ikut menghapus air matanya juga. Begitu juga dengan yang lain.
"Hm, nanti bakal kangen ngeghibah bareng Jiun, hiks..," Ryujin nangis dibuat-buat sembari merangkul pundak Jihoon yang berada disampingku.
Jihoon menepis tangan Ryujin, "Anjirlo Ryujing," canda Jihoon yang diakhiri tawa kecil.
Dan kita semua tertawa bersama melihat perdebatan kecil Ryujin dan Jihoon.
•••
"Hyunsuk,"
Hyunsuk yang sedang bekerja dengan laptopnya pun menjawab tanpa menoleh ke arahku. "Iya, sayang?"
"Mau apa, hm?" tanya Hyunsuk ketika aku hanya diam tak berkata lagi.
"Anu, itu..," aku mengggit bibir bawahku, "Boleh gak temen-temen aku makan bareng disini buat perpisahan?"
Hyunsuk menghela nafas lalu menutup laptopnya. Lelaki itu berdiri dan berjalan ke arahku. "Boleh banget dong, sayang. Ini kan rumah kamu juga, bebas mau ngapain dan bawa siapa aja. Karena kamu itu istri aku, istrinya tuan muda Choi Hyunsuk,"
Pipiku terasa panas ketika mendengar ucapan terakhirnya Hyunsuk. Aku tersenyum lalu mengangguk, "Makasih ya, suamikuu,"
"Makasih doang?"
"Iya"
"Cium dong, nih" Dia menunjuk pipinya, lalu aku langsung mengecupnya tanpa berkata lagi.
"Kok pipi doang sih?" Hyunsuk mengerucutkan bibirnya.
"Udah ah! Tadi kamu nunjuk pipi doang."
"Yaudah deh, nih," Hyunsuk menunjuk bibirnya.
"Telat. Silakan coba lagi di lain waktu. Terimakasih," ucapku yang membuat Hyunsuk cemberut.
•••
Semua teman-temanku sudah berkumpul di rumahku dan Hyunsuk ini. Mereka sedang bertarung dengan berbagai alat masak. Ada yang membuat makanan khas daerah yang ada di indonesia, dan ada juga yang membuat desert.
"Sialan lo!"
Aku mendengar umpatan yang keluar dari mulut Jihoon. Ternyata Ryujin yang baru saja menaburi tepung pada wajah Jihoon, aku tertawa melihat kelakuan teman-temanku.
"Kesian gue sama lakiknya Ryujin nanti. Tiap hari pasti kena bacotan bininya."
"Apa lo bilang?! Bini lo juga pasti bakal kena bacotan congor lu tuh!"
Aku yang sedang mengaduk sup hanya menggeleng, lalu berucap, "Udahlah, Jin, Hoon. Siapa tau di masa depan nanti kalian itu pasangan suami istri."
"AMIT-AMIT!" Jihoon dan Ryujin berucap bersamaan.
"Ciyeee barengan tuh, uhuyy," Lia yang sedang bikin adonan kue pun ikut mengompori.
Yuna berdehem, "Katanya sih ya, kalo dulunya suka berantem, nanti bakal jadi jodoh lohh," ucapnya sembari menuangkan masakannya ke wadah.
"BACOT!"
"Anjir barengan lagi gak tuh guys, HAHAHA" kata Yeji.
Selesai acara masak bersama, kini semuanya sudah kumpul di meja makan. Oh iya, Chaeyeon dan Chaeryeong tidak ikut. Karena mereka berdua akan pindah ke Newfoundland, Kanada.
"Oy, si Hyunsuk mana?"
"Lagi di ruang kerjanya," jawabku menjawab pertanyaan yang dilontarkan Jihoon.
"Ajak makan bareng sini. Biar rame,"
Yuna mengangguk atas ucapan Yeji, "Hooh, kesian tuh lakinya cuma si Jiun doang,"
Jihoon yang namanya disebut pun mendelik ke arah Yeji.
Aku beranjak dari kursi, lalu berjalan menuju lantai tiga, dimana ruang kerja Hyunsuk berada.
•••
Membuka pintu dengan perlahan, aku mendapati Hyunsuk yang sedang sibuk dengan laptop dan berkas-berkas yang sama sekali aku tidak mengerti. Hyunsuk memang sudah punya perusahaannya sendiri walaupun masih berstatus jadi pelajar. Lelaki itu sekarang bebas melakukan pekerjaannya tanpa harus mengerjakan tugas sekolah. Karena ia juga sudah lulus sepertiku.
"Sayang, ikut makan yuuk,"
Hyunsuk sepertinya tidak mendengar ucapanku karena volume bicaraku terlalu kecil.
"Hyunsuuuk," aku menambah volumenya, lalu lelaki yang sedang duduk di kursinya itu langsung mengalihkan pandangannya dari laptopnya.
"Apa?"
"Ikut makan yuk sama temen-temen aku, ayooo"
Hyunsuk tersenyum, "Maaf ya sayang. Aku lagi ngurusin ini dulu, lain kali deh aku gabung." lalu dia kembali berkutat dengan pekerjaannya.
•••
"Loh kok sendiri? Mana suami lo?"
Aku menggeleng, "dia lagi sibuk. Gak bisa diganggu, next time aja katanya."
Ucapanku membuat Jihoon berdecak, "ini momen langka loh. Kapan lagi kita kek gini..," lirih Jihoon.
"Udahlah, gak papa kok. Nanti kan bisa kok kek gini lagi, percaya deh sama gue" kata Yuna.
"Percaya sama lo nanti musyrik namanya!" timpal Ryujin.
Jihoon menggeleng-geleng, "maksud si Yuna tuh bukan gitu, Saodah!" umpatnya pada Ryujin.
Ryujin pun tak kalah ngegas, "TERSERAH GUE DONG, MALIH!"
"Malih bapak gue, anjir!" teriak Lia.
"BWAHAHAHA" Jihoon tertawa sangat kencang.
Dan kita pun ikut tertawa dengan ditemani masakan buatan bersama, dan melahapnya bersama. Mengabadikan momen perpisahan putih abu-abu ini. Walaupun sering berdebat satu sama lain, tapi percayalah itu perdebatan sayang antara kawan.
...
Haiii dah lama aku ga apdet ya?🙈
Btw, cerita ini bentar lagi tamat😀
Jadiiii.. Beberapa part lagi dah selesai deh:)
Tapi tenang, aku bakal bikin BONUS PART😍
Sekali lagi, aku punya cerita baru yg udah di publish, ini cast nya ada member EPEX, treasure, txt. Nanti mampir kesana ya..😁
Oiya, kalian ada yg stan EPEX ga? :)
