Aku sedang duduk di kursi kelasku. Aku masih memikirkan hyunsuk. Aku tidak dapat kabar darinya sejak kejadian tiga hari yang lalu.
Mungkin hyunsuk ingin menjauh dariku. Aku ingin mencarinya, tapi hatiku masih sakit dibuatnya.
Jujur. Aku sangat merindukan hyunsuk. Rindu pelukan hangatnya. Rindu bercanda dan bermain dengannya. Rindu belanja dengannya. Rindu kebersamaan bersamanya.
Ya Tuhan, sampai kapan aku seperti ini?
Aku benar-benar ingin hyunsuk. Aku merindukannya. Yah, meskipun dia tidak rindu padaku, karena masih kesal.
"Hei,"
Aku tersentak kaget, dan menoleh. Ternyata itu Lia. Aku hanya memberikan senyuman.
Lia duduk di sebelahku, dia memang teman sebangku aku. "Btw, lo dah baikan sama hyunsuk?" tanyanya yang membuat aku menggeleng pelan.
Perempuan itu pun menghela nafas lalu tersenyum, tangannya mengusap bahuku pelan. "Yang sabar ya. Semuanya bakal baik-baik aja," ucap Lia.
Tanpa sadar aku berucap, "Gue pengen putus.." pandanganku menatap ke depan dengan kosong.
Lia menggeleng, "Gak. Gue gak yakin si hyunsuk bakal mutusin lo gitu aja. Dia 'kan sayang banget sama lo. Apalagi lo itu cewek cantik luar dalam," ucapnya sambil tersenyum.
Aku menoleh lalu tersenyum. Lia pun memelukku erat, "Stay strong. Lo bisa hadapin ini semua,"
Makasih, lia..
•••
Aku merebahkan tubuhku di atas kasur. Pulang sekolah enaknya ya tidur. Tapi, aku masih memikirkan hyunsuk.
Aku khawatir. Aku takut dia kenapa-kenapa. Lalu, akupun mengambil hp dalam tas ranselku.
Jemari aku mengetik pesan disana. Aku mengirim pesan kepada teman dekat hyunsuk.
Belum ada balasan sudah 10 menit lalu. Aku menghela nafas, lalu menatap hp yang aku genggam. Hp ini pemberian hyunsuk yang harganya seperti harga rumah tiga lantai.
Seroyal itu hyunsuk padaku.
Ting
Ada pesan masuk. Buru-buru aku membacanya.
Jihoon :
Nggak tau, emang ada apa lo sama hyunsuk?
Anda :
Hehehe, ngga kok
Jihoon :
Ah, boong lu. Cerita aja lah, gausah sungkan. Anggep aja gw ini emak lo
Anda :
Duh, gimana ya
Jihoon :
Ceritain apa yg pengen lo ceritain
Anda :
Bingung...
Jihoon :
Dih, cuma cerita apa susahnya si? Yaudahlah ga jadi ada deh, males gw😒
Anda :
Hehe
Jihoon :
Haha hehe haha hehe aja lu. Cepetan cerita napa njir😒
Anda :
Ceritanya panjang....
Jihoon :
Sepanjang apasi? Serius napa😒
Anda :
Kita ketemuan aja ya? Soalnya ga bisa diketik
Jihoon :
Hadeh
Iya iya, nanti serlok tempatnya ya
Anda :
Ok
Setelah berbalas pesan dengan Jihoon, aku bersiap-siap akan bertemu dengannya.
•••
"Oh, gitu.." ucap Jihoon setelah mendengar ceritaku. Lelaki itu menyeruput es kapucino miliknya.
Kami berdua ketemuan di kafe dekat sekolah. Aku menyeruput kopi latte pesananku.
"Jadi, lo mau gimana?" tanya Jihoon. Aku langsung menjawab, "Gue mau putus,"
Jihoon yang sedang minum jadi tersedak, alhasil air es dan air liurnya tersembur kepadaku.
Ihh jijik banget anjir!
"Eh, eh sori sori." Jihoon membantu mengelap memakai tisu dihadapannya ke muka aku.
"Iya, gapapa, hoon," ucapku, meski dalam hati aku menggerutu kesal.
Setelah beres, lelaki bermarga park itu kembali bersuara. "Lo jangan kek bocil. Dikit-dikit putus, ihh gak dewasa banget lo,"
Aku melihat ke luar jendela kafe, "Terus gue harus gimanaaa?" tanyaku.
"Ya selesai-in lah. Bilang ke dia kalo ini tuh kesalahpahaman," Jihoon mengaduk es kapucino miliknya menggunakan sedotannya.
"Gue mau bilang. Tapi, dia gak mau denger penjelasan gue,"
Jihoon menepuk jidatnya, "Hadeh. Nanti gue bantu ngomong deh,"
"Serius?"
"Ya iya lah, masa ya iya dong," ucap Jihoon sambil memutar bola matanya.
Aku tersenyum, "Makasih banyak ya, hoon,"
"Iye iye sama-sama," ucapnya lalu melihat ke gelasnya yang ternyata sudah kosong. "Btw, ini udah abis. Gue gak bawa duit lagi. Pake duit lo aja, 'ya?"
Aku mengangguk, "Iya, 'kan gue traktir,"
"Anjaaay, sama holkay kek pacarnya nih"
"Haha nggak kok, b aja"
Lalu aku dan Jihoon pun pulang. Jihoon sangat baik, dia mau mendengar curhatanku. Dan dia juga akan membantuku untuk mencari keberadaan hyunsuk.
•••
Btw, lebih suka aku rajin update atau jarang update? 😆
Mohon berikan jawabannya..
Kalo gaada yg jawab, aku jarang update aja deh. Bye! ❤
