26 : [ kedatangan ryujin ]

697 86 4
                                    

Bel berbunyi beberapa detik yang lalu. Aku yang sedang mencuci piring pun buru-buru menyelesaikan kegiatanku ini. Aku sengaja tidak meminta Hyunsuk untuk mencari pembantu, karena pekerjaan rumah lumayan ringan. Ditambah aku belajar mandiri juga.

Aku bergegas menuju pintu setelah melepaskan celemek yang menempel ditubuhku. Begitu pintu dibuka, menampilkan Ryujin dengan wajah cantiknya.

"Selamat pagi nyonya choi!" sapa Ryujin lalu memelukku. Ryujin ini satu-satunya temanku yang bersifat seperti lelaki, atau bahasa gaulnya tomboy.

"Hahaha, udah siang anjir. Yuk masuk," Aku pun mengajak Ryujin untuk masuk ke dalam rumah.

Setelah berada di dalam, Ryujin tidak berhenti mengomentari isi rumah ini.

"Anjir nih gucci berapa milyar?"

"Mantep cuy, ada akuarium segala"

"Buset dah, lampunya gede bener. Ntar kalo jatuh, terus kena pala gue gimana nih?"

"Rumahnya lebih gede daripada stadion gebeka"

"Kira-kira ini semuanya kalo dijumlahin berapa triliun yak?"

"Si Hyunsuk duitnye dapet darimana sih? Bisaan bener bikin rumah kek gini. Mana isinya lengkap lagi"

Aku menggeleng pelan seraya terkekeh, lalu menghampiri Ryujin sambil membawa gelas berisi sirup, dan beberapa camilan.

"Nih, Jin. Minum dulu,"

Ryujin pun langsung mengambil nampan yang ku pegang. Lalu menyimpannya di meja deket sofa, perempuan itu pun menegak air sirupnya dan menyomot roti cokelat.

"Anggep aja rumah sendiri ya, Jin. Gue mau lanjut kerja dulu nih. Belum beres semua," aku yang hendak berdiri pun tertahan oleh pertanyaan yang dilontarkan Ryujin.

"Lo kerjain pekerjaan rumah?"

Aku mengangguk.

"Hah? Kenapa gak pake pembantu aja sih? Kan Hyunsuk banyak duit buat nyewa pembantu,"

Aku menghela nafas. "Bukan soal banyak duit, tapi gue sendiri yang minta. Gue pengen belajar mandiri. Dulu 'kan sebelum nikah ama Hyunsuk gue dimanja ama bokap nyokap gue. Sekarang gue mau belajar mandiri. Belajar ngurus rumah tanpa dibantu sama pembantu," ujarku panjang lebar.

Ryujin bertepuk tangan tiga kali. "Gue salut ama lo. Pemikirannya dewasa banget, mantep dah!" Ryujin mengacungkan kedua jempolnya.

Aku hanya membalas dengan senyuman.

•••

"Ayo, Jin. Coba lu berendem disini, enak loh."

Aku mengajak Ryujin ke kolam yang khusus spa. Betapa terkejutnya ia melihat kolam yang berada di dalam rumah.

"Wah anjir ini seriusan buat spa?"

Aku mengangguk, "Ayo lo ganti baju lo dulu, pake anduk ini." Aku menyodorkan anduk kepada Ryujin yang langsung diterima oleh tangannya Ryujin.

"Hah gapapa nih? Duh ntar gue ngerepotin lo lagi, haduh"

Aku menggeleng, "Nggak kok, jin. Kek yang ke siapa aja lu. Ayo, kapan lagi lo dapet spa gratis? Mana khusus banget lagi tempat spanya"

Akhirnya Ryujin pun mengangguk, dan menuju tempat ganti.

Beberapa saat kemudian, Ryujin berendam di kolam spa. Tidak lupa, ia juga aku oleskan masker wajah, serta potongan tomat merah yang menempel di matanya.

"Ahh, enak banget."

Aku yang sedang duduk di kursi santai dekat kolam spa pun hanya tersenyum hangat ketika mendengar ucapan Ryujin.

•••

1 jam kemudian

Ryujin pun mengganti pakaiannya kembali setelah membilas dirinya. Aku menyuruhnya untuk pakai pakaianku, tapi ia menolak.

"Makasih banyak ya, aduh gue ngerasa gak enak nih udah ngerepotin lo,"

Aku tersenyum, "Ngerepotin apaan sih, jin? Lo tuh sama sekali gak ngerepotin. Malah gue seneng banget, lu bisa luangin waktu buat main kesini,"

Ryujin pun tersenyum, diakhiri cengirannya.

Ting nong

"Siapa tuh?" tanya Ryujin.

"Hyunsuk pulang keknya, bentar ya gue bukain dulu"

Aku pun bergegas menghampiri pintu, dan membukanya.

Setelah pintu terbuka, Hyunsuk tersenyum dan langsung menyambar bibirku. Tidak hanya mengecup, tapi dia juga mengemut dan menggigit bibirku dengan pelan.

Aku buru-buru mendorong tubuhnya, dan penyatuan kita pun terlepas. "Kenapa sih kamu tuh nyosor mulu?!" tanyaku galak.

"Duh sayang, baru juga sekali. Aku—"

Ucapan Hyunsuk terhenti. Matanya membulat sempurna, aku pun mengikuti arah pandangnya. Aku membalikan badanku dan mendapati Ryujin yang sedang mematung.

"J-jin? T-tadi lo liat?" tanyaku. Lantas Ryujin menggigit bibir bawahnya, dan bergegas menghampiriku dan Hyunsuk.

"Ng-nggak kok, g-gue gak liat hehehe. Btw, makasih ya. Bye!"

Brak!

Ryujin cukup keras menutup pintu dengan keras.

Aku pun menatap tajam ke arah Hyunsuk. "Gara-gara kamu!"







...
Jangan lupa vote dan komen💗
Makasih💗💗💗

Rich My Boy - Choi Hyun SukWhere stories live. Discover now