"Perasaan gak ada yang aneh deh," lanjutnya lagi seraya kembali memeriksa penampilangnya.

Benar saja. Ia tak menemukan titik kesalahan di dirinya. Lalu, hal apa yang membuat semua orang menatapnya bak ada sesuatu yang aneh pada dirinya?

"Woy, gue nanya di jawab napa?" ucap Hauraa setengah berteriak. Tangannya menepuk pundak Charlina.

"Elah, ni bocah ngagetin ae kerjaannya. Lah, ini juga pakek acara pukul-pukul, sakit tau," kesal Charlina.

Abis dipukul, baru deh nyadar. Dasar Charlina. Mau sakit dulu dia. Hehe

"Tanya, ya, tinggal nanya apa susahnya sih? Ini malah mukul gue," lanjutnya lagi. Charlina masih kesal rupanya.

"Ya abisnya dari tadi gue ngomong gak di respon. Kek orang ogeb gue ngomong sendiri."

"Udah gak usah ngebacot. Buruan tanya, ribet bat dah."

"Ini gue kenapa emangnya. Ada yang salah? " tanyanya agak ragu.

Ia takut jika memang benar-benar ada kesalahan pada dirinya, dan sadisnya ia tak menyadari hal itu. Di tambah lagi telah banyak yang melihatnya. Sungguh sangat memalukan bukan?

Eh tunggu!
Jika ada kesalahan, sudah pasti Aisyah menegurnya 'kan sebelum ia berangkat tadi? Masa iya seorang ibu tega membiarman anaknya pergi dengan ada kesalahan yang anaknya pakai. Sungguh tidak logis bukan?

"Emmm...." Charlina menganalisis Hauraa lekat, sambil mengetuk-ngetuk telunjuk ke dagunya, khas orang yang sedang berfikir.

Hauraa menunggu jawaban Charlina dengan berbagai perasaan gelisah. Ia takut yang di khawatirkan 'nya memang benar. Oh Tuhan. Mau di kemana kan mukanya untuk menutupi rasa malu itu.

"Ada deh kayak nya," ucap Charlina akhirnya.

"Hah, yang bener? Apa? Yang mana?" tanya Haura heboh.

Wah, ini patut di acungi jempol. Seorang Hauraa yang kalem,  pendiam,  tidak rempong, bisa menanya 'kan berbagai pertanyaan dalam satu kali bertanya. Wah harus kah Charlina memberi makan 50 kucing liar di jalanan lagi? Padahal baru saja semalam ia melakukannya sehabis pulang sekolah.

"Ha ha ha, " sontak Charlina tertawa lepas sambil mengacungi jempolnya.

Ia kaget atas reaksi Hauraa hari ini. Juga merasa lucu dengan ekspresi wajah Hauraa saat ini.

Bagi orang lain mungkin biasa saja. Namun lain hal 'nya dengan Charlina. Dia mah emang beda. Di mata orang lain wah, dia B aja. Di mana orang B aja, di mata dia wah. Bisa juga sih selaras dengan pandangan orang lain. Namun tetap saja. Charlina berbeda dengan yang lain.

"Kok malah ketawa?" tanya Hauraa cemberut. Ia tak terima karena ditertawakan oleh sahabatnya sedemiakian rupa.

Charlina masih melanjutkan tawanya, tanpa berniat untuk menghentikannya.

"Jawab atau gue ngambek?" ancam Hauraa.  Berharap Charlina berhenti dari aksi tawanya dan menjawab pertanyaan yang sudah memenuhi kepalanya sejak tadi.

"Ce ileh, Eneng. Pakek acara ngancem ae, lu. Inget tuh umur, dah gede juga," sahut Charlina saat berhenti dari aksi tawanya.

Yah, akhirnya Charlina menghentikan tawa yang memuakkan di dengar bagi Hauraa.

"Gue serius." Sesuai dengan ucapannya, wajahnya juga serius. Pertanda bahwa ia benar-benar dalam keadaan serius dan tak sedang ingin bercanda.

"Maaf, gue masih waras. Gue cuma mau seriusan ama tuh kaum Adam. Bukan lo, ya kali gue lesby, " jawab Charlina ngaur.

BIRU [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang