Be the Empress

1.8K 205 23
                                    

Langit sudah menggelap, tapi pengawal yang ia tugasi belum kunjung kembali. Ia sedikit khawatir, apa pengawal itu tersesat?  Atau diserang sekelompok bandit? Tapi ia menugasi pengawal tersebut disiang hari ke arah pasar. Rasanya tidak mungkin bola diserang bandit. Jika tersesat, apakah akan selama itu tersesat dipasar yang luasnya tidak lebih besar dari istana?

Sakura menghela nafas, jika pengawal itu tak kunjung kembali, Itachi tidak akan meminum obat hari ini. Dan itu akan memperlambat penyembuhannya.






























Hari telah berganti, Sakura masih belum menerima kabar dari pengawal kemarin. Ketika ia keluar dari kediamannya. Ia melihat para pengawal yang menjaga kediamannya seharian kemarin bersiap pergi.

Salah satu dari pengawal tersebut berjalan menghampiri Sakura lalu memberi hormat. "Lapor, pengamanan kediaman nona Sakura Haruno telah selesai dilaksanakan" ujarnya kemudia Sakura mengangguk paham. Para pengawal tersebut berkumpul memberi penghormatan kemudian pergi meninggalkannya. Sudah tidak ada lagi penjagaan seperti kemarin.

Sakura dengan buru-buru bersiap-siap mengenakan pakaian rapih dan pergi menuju pasar. Pengawal kemarin belum kunjung tiba, ia ingin melihat apa yang terjadi.

Sesampainya dipasar,  ia menemukan bangunan tempat Tsunade praktik telah hancur menjadi puing. Para warga yang melewati hal tersebut sesekali menampakkan wajah simpati.

"Apa yang terjadi? " bisik Sakura pada dirinya.

'Kasian sekali diserang bandit'

'Katanya ada seorang pria yang membantu pemiliknya melawan bandit, tapi malah dipukuli'

'Pemiliknya pasti pusing'

'gila sekali'

Sakura mendengar bisik-bisik diantara orang yang lewat. Tempat praktik Tsunade kini lenyap. Tapi dimana Tsunade dan Shizune berada? Dan apa pria yang membantu Tsunade itu pengawal suruhannya? Tapi kemana mereka semua?













































Ditempat lain,  Sasuke sedang menyesap teh di kediaman Permaisuri atau ibundanya. Wanita tersebut tampak mengerutkan keningnya.

"Menikahi nona Sakura?!" ucapnya tampak tak percaya pada yang ia dengar. Sasuke datang ke kediamannya dan membicarakan keinginananya menikahi Sakura. Seketika Mikoto langsung kaget.

"Benar, saya pikir itu hal yang pantas Sakura dapatkan. Dia sudah mengabdi untuk Adelard. Ia sudah menantikan untuk naik takhta. Tapi karena pasangannya tidak dapat melakukannya ia menjadi percuma" kata Sasuke mencoba memancibg Mikoto.

"Bagaimana ceritanya seorang calon istri kakakmu menjadi istrimu? " Ujar Mikoto,  ia berbicara dengan lembut dengan sedikit menggelengkan kepala. Ide itu terdengar aneh.

"Saya memikirkan pandangan kaum Breixo pada Adelard. Saya tidak mau kita dinilai menghina mereka dengan menjadikan Sakura 'hanya' seorang putri" tambahnya. Mikoto tampak mulai terpengaruh.

"Lagipula baru hanya calon, aku pun harus segera menikah. Bagaimana cara kita mencari calom yang tepat dengan waktu singkat? Aku rasa Sakura paling tepat" Kata Sasuke lagi,  ia berusaha memancing Mikoto menyetujui Sakura sebagai pendampingnya. Segala usaha sedang ia kerahkan

"Tapi Bagaimana dengan kakakmu? " tanya Mikoto tampak sedih memikirkan Itachi. Anak sulingnya tersebut sudah banyak mengalami kepahitan.

"Saya sendiri tidak enak hati, tapi mereka pun terikat hanya karena perjodohan. Saya rasa tidak akan terlalu memberatkan" Sebenarnya lidah Sasuke sedikit kelu menjawab tentang Itachi. Ia melihat mulai ada sesuatu diantara Itachi dan Sakura.

"Akan ibu bicarakan pada parlemen" ujar Mikoto pada Sasuke. Sasuke segera menghormat dan pamit. Ia tersenyum miring, setidaknya ibunya mulai menimang-nimang.

Sasuke berjalan menuju perpustakaan, berniat mencari Sakura disana. Biasanya gadis itu sedang duduk manis disana.

Ketika baru memasuki pekarangan perpusatakaan. Sasuke melihat seorang gadis mengenakan payung berjalan di depannya. Sekilas dari belakang mirip dengan Sakura, namun tumben sekali Sakura menggunakan payung. Meskipun terik ia jarang berpergian dengan payung.

Tak mau ambil pusing, Sasuke berjalan cepat dan memanggil si pemegang payung tersebut.

Ia menengok, namun bukannya emrald yang ditemukan. Mata onxy Sasuke bersiborok dengan lavender yang lembut.

"Ada apa tuan? " ujarnya sambil berbalik

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Ada apa tuan? " ujarnya sambil berbalik. Sasuke sedikit terkejut melihat bukan Sakura yang ia temukan. Gadis itu tampak bingung. Sasuke sendiri juga bingung dan malu, bagaimana bisa ia salah mengenali seseorang. Situasi sangat canggung karena tidak ada yang membuka pembicaraan.

Seorang pria bangsawan berjalan dan membungkuk hormat pada Sasuke. "Salam bagi Yang Mulia" ujarnya, wajah gadis tadi dan pria itu mirip.

Gadis bermata lavender itu langsung memberi hormat juga ketika pria tadi menyebut 'yang mulia'

Sasuke hanya mengangguk dan menerima hormat kedua orang tersebut.

"Perkenalkan saya Hyuuga Neji dan ini adik saya Hyuuga Hinata, maafkan ketidakmampuan adik saya dalam mengenali Yang Mulia" ujar Neji sambil membungkuk,  diikuti Hinata.

"Bangsawan Hyuuga? Tidak masalah, aku belum resmi naik menjadi Kaisar, tidak perlu memakai Yang Mulia" kata Sasuke. Sasuke mengingat bahwa hari ini akan kedatang Bangsawan Hyuuga, bangsawan yang bertugas menjalankan perdagangan ke luar kerajaan. Mereka baru saja pulang dari negeri yang jauh.

"Jika boleh tau ada keperluan apa tuan Sasuke memanggil adik saya? " tanyanya. Hinata hanya diam sambil memegangi payung miliknya. Matahari begitu terik.

"Aku hanya salah mengenali orang, alangkah lebih baik kita masuk ke dalam. Matahari bisa membuatmu pusing" ujar Sasuke masuk kedalam perpustakaan duluan diikuti yang lainnya.

Rencana Sasuke untuk mencari Sakura di Perpustakaan gagal. Ia malah berbincang seputar perdagangan dengan Neji. Ia tidak bisa berhenti sejenak dan memutari perpustakaan karena Neji terus mengajaknya berdiskusi dengan topik berat hingga sore.

The Lonely QueenWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu