Harapan dan Keinginan🍂

1.6K 106 0
                                    


Anak yang memiliki status sebagai broken home. Mempunyai harapan serta keinginan yang besar. Meski Berjalan di atas duri dengan sendiri tanpa dukungan. Menghadapi pahitnya dunia. Tamparan yang terus saja menghantam. Hingga rasa iri melihat keluarga yang begitu utuh. Dia tetap tangguh dalam hal apapun.

_AlsyaFresinca_

°°°

"Maafkan abang"

Alsya menatap pantulan Aldo di kaca. Abangnya itu tidak salah sama sekali. Dirinyalah yang bodoh. Tidak kuat atas situasi seperti tadi. Dirinyalah yang lemah. Masalah kecil saja, di besar-besarkan. Mungkin kedepannya, Alsya sendiri akan lebih kebal lagi dalam situasi. Ini hanya sebuah perkenalan dengan permasalahan. Yang selebihnya Alsya tunggu. Apa lagi masalah yang akan menghantapnya.

Tatapan Alsya begitu tajam. Dia masih seperti dulu tidak ada perubahan sama sekali. "Tidak masalah" ujar Alsya datar.

Aldo mengajak Alsya keluar dari toilet perempuan. Sejak tadi Aldo hanya diam di pintu toilet. Tidak mungkin Aldo masuk ke toilet perempuan. Malu sendiri pastinya. Apalagi di sini sedang banyak orang. Mereka akan beranggapan yang tidak-tidak.

"Pulang duluan!!" Alsya hanya ingin pulang. Bila Aldo akan berbicara apa susahnya nanti ketika sudah sampai rumah. Alsya sangat malas saat ini.

Seketika Aldo menatap pada Alsya intens. "Apa kau gila. Ini bukan daerahmu. Mana tau kau jalan pulang Alsya. Kau sendiri saja buta akan sebuah jalan." nada khawatir Aldo beserta kesebalannya pada Alsya.

Tidak ada respon, hanya anggukan saja, sembari  berjalan santai pergi menuju ke luar restoran. Seolah-olah mengejek Aldo secara halus.

"Alsya!! Abang tidak bawa motor. Kita ke sini saja bareng Zein" teriak Aldo.

Alsya tetap tidak menggubrisnya. Toh dia sedikit-sedikit masih mengingat jalan. Jadi semuanya aman.

Sangat jengkel. Aldo pasrah mengikuti apa yang Alsya inginkan. Kakinya melangkah lebar di belakang Alsya. Kini mereka berdua berjalan di kegelapan malam. Begitu ramai, lalu lalang kendaraan. Tetapi setelah beberapa menit, semuanya berubah menjadi hening. Rumahnya masih jauh. Maksudnya rumah Zein masih jauh.

Lelah. Alsya lelah untuk berjalan lagi. Ingin beristirahat sesaat saja. Udara malam menembus baju Alsya yang tebal itu, serta menerpa wajah Alsya hingga rambut menari-nari di udara. Inilah risiko Alsya bila berjalan. Padahal berjalan itu menyehatkan. Tetapi ini malah melemahkan.

Alsya melihat sebuah cafe. Di pikirannya akan terasa sangat menenangkan, bila istirahat dengan segelas macha. Kakinya melangkah lebar tanpa memperdulikan Aldo di belakang, yang teriak-teriak seperti perempuan. Memalukan.

"Masyaallah untung adek" bergumam dengan mengelus dada perlahan. Aldo berlari mengejar Alsya yang jauh di hadapannya. Bila sudah seperti ini. Harus banyak sabar. Alsya akan nekad bila keinginannya tidak pernah di kabulkan. Untung saja hanya ingin pulang secepatnya. Bila Alsya ingin mobil mewah serta mansion. Itu sangat-sangat merepotkan. Dan menjadi beban Aldo kedepannya. Bisa-bisa setres mendadak.

Telah duduk nyaman berdekatan dengan jendela. Musiknya terdengar klasik. Menenangkan sekali. Baru saja singgah sudah jatuh cinta dengan pemandangan yang memang Alsya sukai. Catnya berwarna gading. Tempat duduknya memakai single sopa. Cafe itu juga harumnya menyerupai parfum paris hilton. Tenang sekali. Tentunya bersih, lantainya kinclong. Yang intinya begitu nyaman dalam penglihatan.

"Ini nih. Yang gak tau ahklak. Nyelonong aja ninggalin." ujar Aldo terlihat kesal.

Alsya hanya berdehem saja, tanpa melihat keadaan Aldo saat ini. Matanya terus saja terfokus dengan menu di depannya. Begitu banyak makanan di sini. Tetapi miskin akan sebuah minuman. Tidak ada macha di sini. Memalukan sekali.

BROKEN HOME (END✔) SUDAH TERBITOnde histórias criam vida. Descubra agora