Sahabat🍂

1.5K 108 0
                                    

Terasa penat sekali. Kepala terasa pusing. Perut kesakitan tidak karuan. Kenapa dirinya ini selalu saja seperti ini. Alsya harus menahannya. Dia tau, dirinya kuat. Tanpa obat itu Alsya bisa sembuh. Tidak harus bergantung pada pil-pil yang Alsya benci.

Menatap keluar jendela. Aldo beristirahat di sebuah super market. Terlihat dia sedang duduk santai dengan kopi serta ponselnya.

Dering ponsel mengalihkan perhatian Alsya. Ada apa cowo itu selalu meneleponnya? Dengan malas Alsya mengangkatnya.

Apa kau tidak mau bicara dengan ku? Sejak tadi pesan aku tidak pernah kau balas. Kenapa kau mau menjauh? Lihat sekarang saja. Kau pergi tanpa memberi tahuku sama sekali.

Waalaikum'salam.

Assalamu'alaikum. Jawab pertanyaanku Syaa!!!

Diam lahh. Kau ini membuat kepalaku semakin penat saja. Ini hak ku. Memberi tahu kau atau tidak itu terserah aku. Lagian kalo di beri tahu kau mau apa? Ngemis-ngemis agar aku gak pergi.

Cowo ini selalu saja mengganggu. Baik dalam kehidupan ataupun pikiran Alsya.

Aku ada sesuatu yang harus di bicarakan denganmu. Untuk itu bila sudah sampai di tempat tinggalmu di sana. Langsung share lokasi yah. Lain kali aku akan datang.

Bicara saja di sini. Apa susahnya?

Aku ingin secara langsung Sya. Ku mohon.

Baiklah.

Jaga kesehatan disana. Kau harus selalu minum obatnya pada waktu yang telah di tentukan Sya. Aku khawatir.

Iyah cerewet kau.

Ya sudah. Kalo sudah sampai. Langsung kasih kabarr..

Iyah-iyah. Assalamu'alaikum.

Waalaikum'salam. Kok di tutup aku mau -,

Alsya langsung mematikan telponnya secara sepihak. Dian semakin hari semakin perhatian. Perlakuan manisnya itu membuat Alsya diam terpaku. Entahlah perasaanya dari dulu semakin menarik dirinya untuk dekat dengan Dian. Tetapi itu tidak mungkin.

Alsya tidak ada niatan sama sekali keluar dari mobil. Rasa sakitnya itu membuat dia terdiam. Rasanya ingin tidur kembali agar rasa sakit di tubuhnya tidak begitu terasa saat ini. Akan sampai kapan Aldo duduk santai di sana. Alsya ingin sekali cepat-cepat tertidur dengan nyenyak di rumah. Tatapannya tidak lepas dari Aldo.

Segerombolan geng motor datang menghampiri Aldo. Alsya mengerutkan keningnya. Sesuatu pikiran negatif di otaknya terus saja berputar. Tetapi mereka terlihat sangat akrab. Aldo menyambutnya dengan tos ria layaknya seorang sahabat.

Lelaki yang Alsya tebak sebagai ketua dalam geng itu. Dia masuk ke super market. Begitu banyak sekali anggota gengnya.  Mereka touring bersama, mungkin. Akan sangat menyenangkan rasanya bila Alsya menaiki motor bersama Aldo. Tidak menaiki mobil seperti ini. Menatap jam di ponselnya. Sudah akan menjelang sore. Kenapa Aldo masih santai-santai saja duduk di sana.

Membuang-buang waktu saja. Alsya sudah tidak kuat menahan. Wajahnya penuh dengan keringat. Begitu pucat. Dirinya ingin pergi ke toilet. Sangat jauh terlihat. Tadi pagi dirinya tidak sarapan terlebih dahulu. Mungkin sekarang maagnya kambuh berbarengan dengan penyakit anemianya ini.

BROKEN HOME (END✔) SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now