Hinaan🍂

3K 250 3
                                    

Yang tangguh akan ada saatnya untuk terpuruk. Yang kuat akan ada saatnya untuk lemah. Dan yang bertahan akan menyerah.

_AlyaFresinca_

...

Masih pagi sudah terkena omelan. Hari macam apa kali ini? Apa akan ada bencana lagi menimpa pada Alsya? Terduduk di pinggir teras, dengan menangkup dagu, menatap kelas yang sedang mendapatkan jadwal olahraga.

Padahal Alsya teliti dalam hal apapun, tetapi sekarang di keluarkan dari kelas hingga tidak bisa mengikuti pembelajaran ibu Supri. Guru kiler yang setiap kesalahan murid tidak akan mendapatkan kesempatan lagi. Dan Alsya hanya melakukan kesalahan, bahwa buku pembelajarannya tertukar.  Ceroboh, memang sangat ceroboh.

"ngapain duduk di sini? Gak ikut pembelajaran?"

Dari harumnya yang khas itu, Alsya sudah bisa menebaknya. Inilah orang yang memang Alsya benci, selain ayah Alsya sendiri. Dian.

Alsya hanya berdehem. Anggap saja Dian tidak ada di dekatnya sekarang, dan yang tadi berbicara itu hanyalah arwahnya Dian.

"saya sedang berbicara dengan anda, apa anda mendengar apa yang saya katakan, putri Alsya Fresinca?" formalnya.

Alsya terbangun dari duduk nya. Tatapan elang yang tajam. "bisakah anda tidak mengganggu saya hari ini. Tuan Dian Faleraz." kata terakhir penuh dengan penekanan.

Alsya pergi dari hadapan Dian, dengan santainya. Tanpa mendengarkan celotehannya yang tidak bermanfaat itu. Rooftop lagi tujuannya.

Sebuah lengan mencekal pergelangan tangan Alsya, sangat terasa sakit. Alsya menepis dengan kasar. "laki-laki gila."

Dian tersenyum sinis. Lalu membawa Alsya secara paksa entah kemana. Melewati lorong gudang. Bahkan Alsya berusaha melepaskan genggaman tangan dari Dian. Namun, percuma sangat sulit.

"Dian tunggu, kamu mau kemana? Aku ikut" ucap gadis pendek. Yang Alsya ketahui itu adalah Putri dari kelas IX B.

Dian masih saja menarik lengan Alsya secara kasar. Terlihat dari jalannya, Dian membawa Alsya ke taman belakang. Soal Putri, dia masih membuntutinya dari belakang. Hingga pada saatnya lengan kiri Alsya di tarik oleh putri.

Plak.

Tamparan sukses mengenai pipi Alsya yang memang benar tidak bersalah itu, terasa panas di sebelah kiri.

"apa yang kau lakukan Putri!" bentak Dian. Yang tidak tahu apa permasalahannya.

Putri memasang wajah sedih. "maaf Dian, putri enggak sengaja." tunduknya. "dan kau! Apa yang kau lakukan dengan Dian? Tidak ada yang boleh mendekati Dian selain aku. Putri Megan." sombong Putri.

Alsya langsung saja mengerti dari ucapan Putri. Bahwa dia memiliki perasaan pada Dian, tetapi sayangnya Dian tidak memiliki perasaan sama sekali pada Putri. Terlihat dari tatapan Dian yang penuh emosi. Alsya tahu bahwa Dian tidak mempunyai pacar, tentunya dari Rahma. Dia stalker yang handal dalam mencari kebenaran soal kehidupan seseorang. Hingga seluk beluknya Rahma tahu semua. Jika dia memang ingin melihat kepribadian seseorang.

"Gila kau itu, sangat menjijikan kau. Dasar gadis keterlaluan, Putri!!" kasar Dian.

Masih dalam batas kesabaran yang penuh. Alsya pergi dari hadapan mereka berdua. Hal tidak penting untuk di bahas. Apa yang terjadi, Alsya tidak peduli, dan tidak ingin mendapatkan masalah.

Tetapi Putri dengan sengajanya mendorong Alsya, hingga kepalanya terbentur pada tembok.

Repleks. Alsya memegang jidatnya yang terasa pusing. "sial. Cewek gila." batin Alsya marah. Ternyata cairan merah keluar dari luka itu, bukan hanya memar saja.

BROKEN HOME (END✔) SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now