021. Moved

133 19 3
                                    

 2 years later

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 2 years later...
📍 Fukuoka, Japan

Ishihara Ai berlari serampangan sambil sesekali melirik jam tangannya. Pekerjaan paruh waktunya baru saja usai—sedikit terlambat enam menit dari waktu yang seharusnya. Gadis tersebut buru-buru merogoh saku tas selempang, menarik keluar ponsel dari sana. Berhenti sejenak untuk melakukan panggilan, Ai mengatur napas dengan harap-harap cemas.

Matanya sontak membelalak ketika panggilan tersebut dijawab. Ia lekas berucap, "Bu Guru, saya titip Ito sebentar, ya. Saya sedikit terlambat menjemputnya." Ai berharap balasan yang didengarnya mampu membuat hatinya lega, atau setidaknya ia tidak perlu berlarian sampai kehabisan napas menuju ke sekolah keponakannya tersebut. Tapi saat gurunya membalas sesuatu yang lain, mata Ai justru membelalak semakin lebar. "Apa?! Kenapa Ibu membiarkannya?" Ai kembali berjalan cepat sambil terus berbicara di telepon. "Baik, saya akan segera sampai sana."

"Nona Ishihara?"

"Ya?"

Ai menghentikan laju tungkainya, menoleh cepat lantas mendapati seseorang menurunkan kaca mobil. Kening gadis tersebut berkerut; siapa laki-laki bermata sabit yang memanggil namanya itu? Ia tidak ingat pernah mengenal pria ini sebelumnya. Namun, begitu kaca mobil belakang turut diturunkan, lengkap dengan suara keponakan laki-lakinya yang melengking memanggil namanya, Ai cuma sanggup menganga lebar.

Oh, ya ampun, itu dia Yamazaki Ito.

"Maaf, tadi Ito memaksa ingin ikut Yuno pulang, jadi saya membawanya." Pria itu berujar sopan, agak belum lancar menggunakan bahasanya, tapi pelafalannya yang jelas membuat Ai langsung mengerti. Ia melanjutkan dengan aksen yang sama, "Saya pikir akan memberitahu Nona saat mengantarnya pulang nanti. Tapi Ito berteriak begitu melihat Anda berjalan sendirian di sini, jadi saya memutuskan berhenti."

Ai mengusap lengannya, terkekeh kecil saat membalas, "Oh, Min Yuno, ya?" katanya begitu mendapati nama Yuno disebut dan anak laki-laki itu melambai ke arahnya. "Maaf, apa Anda ayahnya Yuno?"

"Iya, saya Min Yoongi," jelas si pria, sedang Ai mengangguk mengerti. Yoongi kemudian tersenyum kalem. "Maaf jika sudah membuat Anda cemas," katanya.

"Syukurlah jika bukan orang asing yang membawa keponakan saya," ucapnya, lantas menggeleng kecil. "Tidak apa-apa, Tuan Min. Maaf juga kalau Ito sudah merepotkan."

"Tidak, kok, dia anak yang manis dan penurut." Yoongi berdeham sekali, tubuhnya mencondong ke pintu mobil dan membukanya cepat. "Kalau tidak keberatan, naiklah biar saya antarkan pulang."

"Eh, tidak apa-apa?"

"Tentu saja tidak."

"Terima kasih." Ai melangkah memasuki mobil, duduk di sebelah kemudi. Ia memasang sabuk pengaman sambil melirik canggung ke samping. "Nama saya Ishihara Ai, dua puluh lima tahun. Saya dengar Anda berasal dari Korea Selatan, ya?"

Yoongi menoleh sepintas, lalu menjalankan mobilnya tak lama kemudian. "Benar, saya pindah kemari baru dua tahun ini," balasnya.

"Ah, begitu." Ai kembali mengusap lengannya. Gadis itu lantas meneleng ke belakang dan menatap keponakannya. "Ito jangan merepotkan Paman lagi lain kali, ya?"

ExpiateWhere stories live. Discover now