009. By A Sudden

241 53 22
                                    

"Wajahmu tampak berseri-seri, ada hal baik apa, nih?"

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Wajahmu tampak berseri-seri, ada hal baik apa, nih?"

Sejenak, begitu suaranya menghilang dan kepala berhasil menyembul di antara pintu kamar Sang Adik, Kim Seokjin turut memulas senyum selagi menyandarkan lengan ke kusen pintu. Ia mengawasi Ryuna yang tengah mengemas beberapa barang ke dalam tasnya, tampak sibuk di awal hari yang sedikit mendung. Gadis tersebut sempat membagi senyum singkat, memamerkan netra sabit yang agaknya telah lama tak Seokjin jumpai lagi.

Dehaman kecil menguar. Selagi kakinya melangkah cekatan menuju nakas untuk menyambar ponsel dan dimasukkannya ke dalam tas yang sama, Ryuna berujar, "Ini malam natal, Kak, semua orang pasti tampak bahagia."

"Oh, benarkah?" Seokjin mengernyit, memeriksa jam tangan dan mendapati hari memang telah berubah. Sudah berapa lama ia menyibukkan diri dengan segala laporan kesehatan pasien dan tidak menyadari jika hari besar mereka akhirnya tiba. Haruskah ia menjadwalkan kencan bersama kekasihnya seharian ini? "Apa Cass akan memberiku hadiah, ya?" tanyanya, lebih kepada diri sendiri.

Ryuna tertawa pelan. Ia menyandang selempang tas dan merapikan sejenak rambutnya. "Kenapa tidak tanyakan ke yang bersangkutan?" katanya sambil cekikikan.

"Akan kupikirkan nanti." Seokjin kembali mengernyit kala menjumpai adiknya pagi ini berpakaian rapi dan ... lumayan cantik. Dara itu mendekatinya dengan lengkungan senyum yang seperti tak akan meluntur sedikit pun. "Kamu pakai riasan? Mau ke mana? Kencan?"

Ryuna tak memberi balasan dari pertanyaan bertubi-tubi tersebut, ia hanya tersenyum-senyum sampai rasanya Seokjin ingin sekali mengetuk ujung kepalanya menggunakan gagang sapu. Tetapi, jika melihat adiknya sebegini manis, ia jadi tidak tega melakukan hal tersebut. Ah, gadis kecil yang dulu sering menangis karena suka diejek teman-temannya, kini tumbuh dengan baik dan menjadi sesosok perempuan dewasa yang sanggup memikat lawan jenisnya. Seokjin jadi penasaran, siapa lelaki yang akan mendampingi adiknya kelak? Yang jelas, ia berdoa agar itu bukan Kim Taehyung.

"Eiy, diam-diam ternyata sudah punya pacar, ya? Siapa dia? Ayo kasih tahu," desak Seokjin. Mengekori Ryuna ketika gadis itu melangkah menghindarinya menuju pintu depan.

"Bukan pacar, Kak, jangan sok tahu!" Ryuna mengerucutkan bibir, segera memakai sepatunya.

"Lantas, siapa? Jangan bilang jika itu ... Kim Taehyung?"

Ryuna membelalak spontan, menyemburkan tawa kemudian. "Kenapa harus Taehyung? Tidak, bukan dia," katanya, berdiri dan buru-buru membuka pintu. "Sudah, ya, aku pergi dulu, Kak! Sampai nanti."

Seokjin mengelus dada lega, melambai singkat pada adiknya dan kembali ke dalam. "Syukurlah," gumamnya.

***

Min Yuno lekas melebarkan senyum tatkala Ryuna mengangsurkan sekotak cokelat ke arahnya. Anak itu sempat terbengong sejenak, sebelum akhirnya melonjak dengan girang. Menghambur ke dekat pengasuhnya, Yuno mengucapkan terima kasih pada Ryuna berulang-ulang. Ia pun duduk kembali di depan televisi, segera membuka penutup kotak camilan manis tersebut tak lama kemudian.

ExpiateOù les histoires vivent. Découvrez maintenant