026. Strange Feeling

80 19 1
                                    

Perpustakaan kota hari ini cukup lenggang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perpustakaan kota hari ini cukup lenggang. Memberi Yoongi sedikit ruang untuk melamun ditemani segelas penuh ice americano yang belum disentuh sama sekali. Orang bilang, bekerja di perpustakaan akan sangat membosankan. Saban hari hanya menjumpai bertumpuk-tumpuk buku dengan suasana yang sangat hening.

Tapi bagi pria tersebut, tempat yang begitu tenang seperti perpustakaan adalah yang paling nyaman—kedua setelah rumah, tentu jika Yuno sudah tertidur. Selain itu, ia bisa membaca segala macam buku, memperoleh pengetahuan seluas-luasnya, dan dapat memikirkan berbagai masalah dengan kepala dingin, tenang, serta tidak tergesa-gesa.

Yoongi menyukai tempat ini dan suasana di dalamnya.

Tiga ketukan pada meja, mengembalikan Yoongi pada kesadarannya. Ia buru-buru duduk dengan tegap dan mendongak, memeriksa siapa yang akan meminjam atau mengembalikan buku ke perpustakaan ini. Namun, menjumpai Ishihara Ai berdiri anggun di depan mejanya sambil memasang senyum terbaiknya, Yoongi justru mengernyit sedikit kebingungan.

"Ai? Sedang apa kamu di sini?" tanyanya, perlahan melepas kacamata yang membingkai wajah dan meletakkannya di atas tumpukan buku yang belum sempat dikembalikan ke rak.

Ai masih tersenyum, namun kini tampak agak canggung. "Maaf kalau aku mengganggu, Tuan Min," ucap gadis itu. Ia berdiri dengan gugup, tampak ragu saat kembali berucap, "Apakah pekerjaanmu masih lama selesai?"

"Pukul satu, dan akan digantikan dengan petugas yang lain."

"Oh, kalau begitu aku akan menunggu di sini sambil membaca beberapa buku."

Yoongi makin mengerutkan dahi. "Ada apa? Apa ada masalah dengan anak-anak?"

"Tidak, Tuan Min, bukan begitu. Aku hanya ... ingin mengajakmu makan siang sebagai permintaan maaf atas tindakanku tempo hari saat liburan musim panas."

"Kamu sungguh tidak perlu melakukan itu, Ai." Yoongi tersenyum, tidak menyangka dengan ajakan tiba-tiba yang sebetulnya ia sudah melupakan persoalan pada hari itu. Bukan salah Ai sampai ia harus mengajaknya makan siang sebagai permintaan maaf begini. Lagipula, kematian istrinya memang sebuah fakta. "Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun, omong-omong."

"Setidaknya, terimalah agar aku tidak terus merasa bersalah lantaran perkataanku yang sangat lancang hari itu, Tuan Min. Aku akan merasa jauh lebih baik setelah itu."

"Kalau itu akan membuatmu merasa lebih baik, oke, aku menerimanya. Tetapi, tidak apa-apa jika menunggu sampai pukul satu?"

"Tentu saja tidak apa-apa."

Ishihara Ai membungkuk kecil sebelum akhirnya meninggalkan meja Yoongi. Namun, sebelum benar-benar masuk terlalu jauh ke dalam perpustakaan, Yoongi menahan dengan berucap setengah lantang, "Ai, tunggu sebentar!" Ia menyambar gelas kopinya dan berjalan cepat menuju posisi si gadis. "Bawa ini, aku belum meminumnya sama sekali. Sedikit membosankan kalau membaca buku tanpa segelas kopi—ya meskipun ini kopi dingin."

ExpiateWhere stories live. Discover now