002. A New Job

300 60 23
                                    

Cassie Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cassie Kim

| kau bilang sedang butuh pekerjaan
| apa masih berlaku?

Pesan singkat yang diterima Ryuna saat ia tengah menyantap sarapan bersama kedua saudara laki-lakinya, kontan membuatnya tersedak. Gadis itu menyambar gelas air minum dan segera menenggak habis isinya.

"Pelan-pelan, Nay." Seokjin memperingatkan, namun Ryuna hanya memoles cengiran lebar sebagai balasan.

"Maaf, Kak," katanya, buru-buru mengambil ponselnya dan beranjak dari meja makan. Mengabaikan teriakan protes dari Mingyu yang tidak sengaja terinjak kakinya saat gadis itu melangkah melewatinya.

Ryuna membuka daftar kontak dari ponselnya dan melakukan panggilan kepada nomor Cassie. Ujung kakinya mengetuk-ngetuk lantai selama menunggu panggilan tersebut dijawab dari lawannya. Sesaat setelah suara Cassie menyapa dari seberang, perasaan gembira membuncah tidak keruan.

"Sialan, langsung menelepon." Terdengar kekeh khas Cassie selesai ia menuntaskan kalimat tersebut.

Ryuna hanya mendecak pelan menanggapi. Tetapi, ia tidak bisa menyembunyikan gurat senang yang masih membingkai wajahnya. Untung saja, Cassie tidak dapat melihatnya. Karena jika iya, bisa dipastika ia akan mendapat cibiran dari calon kakak iparnya tersebut.

"Katakan, pekerjaan seperti apa yang kau maksud di chat tadi?" balas Ryuna, enggan berbasa-basi.

Cassie mengudarakan tawa sekali lagi, bunyi kemeresak pelan juga turut terdengar dari sambungan. Entah sedang apa gadis itu sekarang.

"Sebenarnya aku cuma ingin kau menggantikanku sehari saja di tempat itu."

Suara desisan lolos dari mulut perempuan di ujung sambungan, membuat Ryuna mengernyit dengan curiga.

"Kau sedang apa, sih?" tanyanya, lantas melirik ke meja makan untuk mengamati kakaknya. "Kau tidak sedang bersenang-senang dengan lelaki lain dan berselingkuh dari kakakku, bukan?" ujarnya sedikit lebih pelan.

Cassie mengumpat. Kontan membuat Ryuna menjauhkan ponselnya seraya tertawa. Sialan, gadis ini rupanya masih sangar juga. Ia pikir, Cassie akan sedikit berubah lembut setelah berkencan dengan Seokjin yang memang memiliki perasaan seperti seorang ibu di keluarga mereka. Namun, rupanya tidak. Cassie tetaplah gadis serampangan yang justru tampak anggun di mata Ryuna. Dan dengan begitu, mungkin ia bisa belajar mengumpat lagi dari Cassie setelah ini. Ide bagus.

"Jangan sinting!" balasan itu terdengar kala Ryuna masih sibuk terkikik. "Aku sedang kram periode dan ini benar-benar menyiksa, sialan."

"Tsk, kukira benar selingkuh dari Kak Seokjin, baru mau kulaporkan," ujar Ryuna, mendudukkan dirinya pada lengan sofa ruang tengah. "Jadi, boleh kutahu pekerjaan seperti apa itu?"

Tak lekas terdengar jawaban. Ryuna melirik ke meja makan lagi dan mendapati kedua suadaranya sudah selesai makan. Mereka memandang Ryuna dengan tatapan aneh. Seokjin yang berderap menghampirinya bahkan sempat menyenggol lengan Sang Adik seraya memberi kode pertanyaan atas siapa yang menelepon. Ryuna menjawab dengan menunjukkan finger heart lantas menuding-nuding Seokjin, seolah berkata bahwa kekasihnya lah yang sedang berada di ujung sambungan.

ExpiateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang