019. Something Unpleasant

114 21 2
                                    

"Apa kalian harus pergi?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kalian harus pergi?"

Cassie memandang Yoongi dengan bersungut-sungut, tidak terima atas semua keputusan yang pria itu sampaikan di telepon pagi-pagi sekali. Gadis Kim tersebut terlonjak, melompat turun dari kasur empuknya dan bergegas pergi dari rumah tanpa mencuci muka. Begitu ia sampai di kediaman Min, hal pertama yang dilihatnya adalah Yoongi yang tengah mengemasi barang-barang ke dalam dua koper besar—menjelaskan apa yang ia sampaikan bukanlah bualan. Cassie juga memerhatikan sebuah guci dengan nama Okazaki Shira, sedang berusaha dimasukkan ke dalam kotak kayu dan akan dikemas ke koper yang sama.

"Tidak ada cara lain," balas Yoongi lirih, Ia belum mengalihkan pandangan dari guci milik Sang Istri. Wajahnya menampilkan senyum, tapi orang yang melihat yakin pasti hatinya masih hancur. Ia lantas menutup kotak gucinya, membuang napas berat, kemudian berkata lelah, "Suasana baru juga akan bagus untuk perkembangan Yuno."

Cassie memutar posisi, ada dengus gusar yang menguar tak lama kemudian. Ia mendekati Yuno yang tengah duduk di sofa sendirian. "Yuno, apa kamu setuju dengan semua ini?"

Anak itu berhenti memainkan robot-robotannya, lantas menatap Cassie. Di matanya terbit kebimbangan, tapi ia hanya membalas dengan satu kendikan bahu. "Aku akan sering-sering menelepon Bibi Cassie nanti."

"Ya Tuhan!" Cassie kembali berputar arah. "Apa yang sebenarnya baru terjadi di sini? Kenapa kalian tiba-tiba akan pergi?"

"Cass ...." Yoongi berbisik, sekonyong membuat lawan bicaranya mendelik. "Seoul itu kecil, aku bisa sewaktu-waktu bertemu dengan Ryuna jika tetap di sini. Tidak baik bagi kesehatannya untuk melihatku di sekitarnya."

"Ya, tapi kenapa harus ke luar negeri? Kalian bisa ke Jeju ... atau ke Daegu? Yoon, kembali ke kotamu sendiri jauh lebih baik ketimbang memulai dari awal di negeri orang."

"Terkadang, akan jauh lebih baik jika kita memulainya dari awal." Yoongi tersenyum timpang, dan Cassie sudah benar-benar kesal.

Gadis itu beringsut duduk di sebelah Yuno sembari mendecak kecil. "Lalu, bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanyanya.

"Aku akan serahkan surat pengunduran diri hari ini," balas Yoongi, sejenak berhenti dari kegiatannya untuk mengambil minuman di atas nakas, meneguknya buru-buru. "Oh ya, Cass, apa kau sibuk hari ini?"

"Tidak, kenapa?" sahut Cassie tanpa jeda, mencoba menguncir rambut Yuno ke atas dan anak itu tampak diam saja—masih fokus pada robot-robotannya.

Yoongi berdeham, bergerak untuk berdiri dan merapikan beberapa barang terakhir ke dalam koper lalu menyeret benda itu ke ruang tengah setelah menutupnya rapat. Ia bergumam, "Bisa minta tolong jaga Yuno sebentar selagi aku pergi ke kantor? Tidak akan lama, kok."

Cassie mendengus. "Terserah saja," sahutnya.

"Thanks." Yoongi tersenyum kecil, ia lekas berganti pakaian dan menyiapkan segala dokumen untuk pengunduran dirinya di kantor.

ExpiateWhere stories live. Discover now