Endless Wordstone (5) - Hunsoo

1.8K 209 13
                                    

Tetep ya. VOTE KOMEN FOLLOW! OKE!

Terhitung 4 tahun Kyungsoo menghilang dari kehidupan Sehun. Tepat 4 tahun pula Sang Pangeran naik tahta. Sejak saat itu, kepribadian Sang Raja berubah begitu banyak. Tidak ada lagi senyuman tipis yang seringkalo terlontar saat berpapasan dengan pengawal dan pelayan. Sekarang hanya ada wajah dingin yang seolah tidak dapat digerakkan. Raja Sehun yang semula jarang marah kini mengumpat hampir setiap hari.

Tak hanya itu, sampai saat ini sudah 13 perang besar ia lalui. Sudah puluhan kerajaan kecil yang ia taklukan dengan cata tidak manusiawi. Raja Sehun mencaplok wilayah kerajaan lain hanya untuk bersenang-senang. Bahkan, ia kerap kali memukuli pelayan hanya karena masalah sepele.

Tidak ada yang ingin menjadi pasangan Raja Sehun. Meskipun sayembara untuk mencari permaisuri dan selir terbuka lebar, tidak ada seorangpun yang berani berhadapan dengan Raja Sehun. Tatapannya sudah berhasil membekukan jiwa-jiwa lemah wanita yang semula menaruh hati padanya.

Pangeran Sehun yang mempesona telah berubah menjadi Raja Sehun yang kejam dan berdarah dingin.

Ia tak pernah berkunjung ke kuil. Para Biksu yang dulu sering ia kunjungi mulai berdatangan ke istana untuk meredam kemarahan Raja Sehun. Memberinya nasihat-nasihat tentang nilai kebajikan. Sayang, Raja Sehun sudah kehilangan hati nuraninya.

"Pengawal!" Teriak Raja Sehun dari atas singasananya.

"Ada apa, Yang Mulia?"

"Ambilkan aku busur dan anak panah! Hari ini kita akan berburu di Hutan Utara!"

Pengawal itu membungkuk. "Baik, Yang Mulia."

Ingatan Raja Sehun kembali dibawa menuju kejadian 4 tahun silam. Kyungsoo, pasangannya menghilang di Hutan Utara. Berubah menjadi ribuan kelopak bunga teratai dan menghilang di kegelapan malam.

Raja Sehun yang kala itu dikuasai kemarahan karena pembunuhan Ayahnya malah berniat menghabisi nyawa pasangannya sendiri. Lebih buruk lagi, ia seakan lupa bahwa Kyungsoo sedang mengandung buah cinta mereka.

"Apa Kyungsoo masih hidup? Apa anakku lahir dengan selamat?" Pikiran Raja Sehun tiba-tiba membuat pertanyaan. Ia melamun untuk beberapa saat sebelum pengawal memutusnya.

"Busur dan anak panah sudah disiapkan, Yang Mulia."

"Panggil pengawal lain! Temani aku berburu di Hutan Utara!"

Raja Sehun berdiri dari singasana agung miliknya. Berjalan ke tempat peristirahatan untuk mengganti pakaian. Semangat tiba-tiba membara di dadanya. Mungkin membunuh satu atau dua binatang liar dan memasaknya di tengah hutan bisa sedikit menghilangkan kegelisahan di dadanya.

Setelah semua siap, Raja Sehun memacu kudanya menembus pagi yang berkabut meskipun Sang Surya sudah menampakkan sosok gagahnya. Dingin musim gugur menyelimuti kulit Raja Sehun. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat berburunya.

Bunyi tapal kuda yang beradu dengan tanah basah seolah menjadi alunan musik di telinga Sang Raja. Netra gelapnya kini melihat pepohonan disekitar jalan. Daunnya berubah menjadi merah tua. Banyak yang sudah mulai berguguran. Membuat ranting-ranting yang tajam menjulur ke jalan.

Kembali, ingatannya terbawa ke malam dimana Kyungsoo melarikan diri dari Istana. Raja Sehun tak pernah berhasil menemukan Kyungsoo sejak saat itu. Sudah beberapa kali ia mengutus orang untuk mencari pasangannya itu. Namun, tidak ada yang berhasil. Bahkan saat ia datang dan menelusuri setiap jengkal Hutan Utara, ia tidak mendapati keberadaan Kyungsoo.

Perburuan kali ini berlangsung dengan begitu hebat. Satu babi telah berhasil Raja Sehun dapatkan. Panahnya mengenai tepat di perut Babi itu. Membuat senyuman puas terukir di wajah Raja Sehun.

No LimitWhere stories live. Discover now