"Tenang aja, ntar gue beliin lo es puding di kantin" Ujar Yara.

"Es teh lah, masa cuma es tawar" Es puding pelesetan dari es putih dingin, yaitu es batu dan air putih. Bukan es puding sesungguhnya.

"Iya.. iya, lanjut dulu" Jawab Yara tak sabar.

"Oke. Jadi, semalam tuh gue liat kak Dama boncengan sama cewek"

"Masa"

"Astagrfirullah"

"Hah.."

"Yang bener lo"

Decakkan tak percaya dari pendengar Tia bersautan, yang Tia juluki jamaahnya.

"Sumpah pemuda!" Maksudnya sumpah, dasar lambe alay "Gue liat sendiri itu plat motornya kak Dama, gue hapal kok nomornya 3546." Kata Tia heboh dengan menggerakkan jari tangannya ketika menyebutkan angka plat motor.

"Terus-terus.. ceweknya siapa?" Tanya Delta penasaran.

"Nah itu dia.. ceweknya pake masker, jadi gak keliatan" jawab Tia lesu karena tidak dapat mengupas berita hingga tuntas.

"Gue tuh sebenarnya mau ngikutin kak Dama, tapi dia bawa motornya ngalah-ngalahin motor Gp, ya gue sebagai pengendara yang nantinya buat SIM aja pake tembak mana bisa ngejarnya" Sedikit ia ceritakan alasan tak dapatnya berita itu.

"Makanya, biar laju lo putar stang kanan motor lo sampai full" Kata Delta memberi saran dengan menggerakkan pergelangan tangannya kebawah.

"Bukannya dapat berita tentang cewek yang dibonceng Kak Dama, Yang ada berita gue meninggal. Emang lo pada mau sumbangan kalau gue meninggal?" Sahut Tia.

Tradisi di SMA Erlangga apabila siswa-siswinya mendapatkan musibah pihak osis akan bergerak ke kelas-kelas untuk memungut uang dari siwa-siswi lainnya yang sedang sehat sentosa dan bahagia lahir batin yang rela memberikan sedikit uang sakunya.

"Gak nyumbang juga gak apa-apa, kan seikhlasnya." Sahut Delta.

"Punya temen kok pelitnya gak nanggung." Tia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Udah deh itu bahasnya nanti, pas lo bener-bener udah meninggal aja." Kata Yara, sungguh tak berperikemanusiaan. "Sekarang lanjut yang tadi"

"Eh bener banget lo" Kata Tia yang sepertinya mengabaikan perkataan laknat Yara.

"Ciri-ciri ceweknya tuh kaya gimana?" tanya Yara penasaran.

"Kayaknya sih tinggi.. body nya juga bagus, ala-ala body goals gitu.." Tia menggerakkan tangannya seperti bentuk gitar spayol untuk menggambarkan bentuk cewek tersebut.

"Insecure gue" Gumam Delta.

"Yok, mundur.. mundur..." Yara menggerakkan tangannya seperti tukang parker memberi aba-aba kepada pengendara mobil. Dan bodohnya para jamaah Tia mengikuti ucapan Yara dengan melarikan diri ke kantin.

***

Bel pulang berdering, Delta tidak langsung pulang. Ia menunggu jemputan papanya terlebih dahulu didepan halte. Delta tidak membawa motor karena papanya menawarkan diri untuk mengantar jemputnya, jarang-jarang papanya punya waktu untuk mengantar-jemputnya. Delta yang memang sebenarnya malas membawa kendaraan sendiri, mengiyakan saja tawaran papanya.

 Delta yang memang sebenarnya malas membawa kendaraan sendiri, mengiyakan saja tawaran papanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Halo, Assalamuaikum pa.." Delta mendekatkan ponsel ditelinga kirinya setelah panggilannya terjawab.

"Waalaikumsalam"

"Pa, Delta udah pulang nih. Papa jemput ya.."

"Iya, ini papa lagi dijalan"

"Delta tunggu dihalte sekolah ya pa.." kata Delta lalu mengakhirinya dengan salam.

Di halte hanya tersisa Delta seorang, siswa-siswi yang lainnya sudah dijemput dan sudah pulang menggunakan ojek online. Sambil menunggu jemputan Delta mengayun-ayunkan kakinya sambil memperhatikan kendaraan yang berlalu-lalang di jalan.

"Itu kan motor yang waktu itu dilampu merah" Kata Delta yang tak sengaja melihat motor trail yang hamper menabraknya kemarin di traffic light.

"Tunggu!" Delta berlari menuju penegendara motor yang keluar dari pagar SMA Erlangga dan akan menyebrang jalan.

"Stop!" Delta merentangkan tangannya didepan motor trail tersebut. Sontak cowok tersebut mematikan motornya.

"Lo itu kalau pake motor jangan sembarangan, liat kanan kiri, perhatiin lampu sen motor. Kalau mau belok, hidupin lampu sen. Gara-gara lo gue hampir aja jatuh, mana gak tanggung jawab lagi. Untung aja yang kena gue, coba aja yang kena emak-emak bisa diceramahin Panjang kali lebar" Kata Delta menggebu-gebu pada cowok didepannya yang tidak melepaskan helm full face nya.

"Lo mau gue tanggung jawab?" tanya Cowok itu dibalik helmnya.

"IYA"

Cowok tesebut melepaskan helmnya dengan santai sambil merapikan rambutnya ke belakang.

"Kak Dama?!" Jawabnya tekejut.

Damara menaikkan alisnya "Lo butuh pertanggungjawaban yang gimana? Naik," Damar menyuruh Delta untuk duduk di jok motornya.

"Eh, e.. nggak jadi kak gak perlu" Jawab Delta "Pulang dulu ya kak, udah dijemput" Delta berlari ke mobil papanya yang tadi mengklakson mereka.

Tin

Papa Delta membunyikan klakson mobilnya saat melewati Damara yang dibalas Damara dengan menganggukkan kepala dan menaikkan sudut bibirnya. Sedangkan Delta tidak memandang Damara dan pura-pura sibuk dengan ponselnya.

***

TBC
6 Juli 2020


Terima kasih sudah baca, vote dan comen.
Kritik dan sarannya juga boleh apabila terdapat kesalahan dan typo.

DAMARA [END]Where stories live. Discover now