[16] Sudah Waktunya?

116 10 2
                                    

Dan pada akhirnya, pasti akan bertemu lagi.

Masalah itu harus dihadapi, bukan dibawa lari.

...

Beberapa bulan kemudian...

Musim panas telah menyelimuti kota Manhattan. Terik sinar matahari begitu panas dan terang menyorot permukaan bumi. Jika hendak berjalan kaki pada siang hari, sebaiknya menggunakan kacamata hitam sebagai pelindung kedua mata. Sebab cahaya yang dipancarkan sang mentari begitu mencolok dan membuat silau mata memandang. Clara sedang berjalan melintasi jalanan sambil menenteng paper bag yang berisi beberapa bahan makanan. Persedian bahan makanan yang sudah mulai habis membuat dirinya mau tidak mau harus berbelanja.

Tiba-tiba ponsel Clara berbunyi. Nama Karine tertera dilayar ponselnya. Ia menggeser layar ponsel dengan cepat.

"Hallo."

"Hallo, Ra!"

Clara meringis sambil sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya. "Sakit tau, telinga gue!"

"Hehehe, ya sorry."

Clara menghembuskan napas kasar.

"Lagi dimana lo?"

"Ini lagi dijalan."

"Mau kemana?"

"Ke apart."

"Dari mana lo?"

"Idih apaan sih, possesif amat. Kayak lo pacar gue aja!"

"Ye biarin kali. Lagian kan lo gak ada yang possesif-in kan? Jadi biar lo bisa rasain dipossesif-in."

"HEH! Gue tampol ya lo!"

Karine tertawa lepas. "Ampun ampunnnn!"

"Awas aja lo ya!"

"Ih galak banget, takuuut," ledek Karine.

"Bodooo!"

"Masih jauh?"

"Apanya?"

"Apart lo."

"Ooh, engga kok. Ini gue udah mau masuk lift."

"Ooh, bagus deh."

"Lo lagi dimana?" tanya Clara sambil mencari card kunci untuk membuka pintu.

"Di kamar."

Akhirnya wanita itu kini sudah berada didalam apartemennya. Ia meletakkan paper bag belanjaan diatas meja.

"Tumbenan gak jalan sama Aldrian?"

"Dia lagi sibuk dikit. Ada kerjaan gitu mau diselesaiin sama dia."

"Ooh gitu."

"Iyee." Karine mulai berdeham. "Ra," panggilnya sedikit serius.

"Hmm."

"Lo kapan balik ke Indo, sih?"

"Hmm, kapan yaa." Clara tertawa pelan.

"Gue serius, Ra. Lo gak usah sok ketawa paksa gitu."

Clara hanya terdiam.

"Mau sampai kapan lo negara orang terus?"

"Rin-"

"Gue tau, lo pasti sebenernya emang mau balik, tapi ego lo itu yang menghambat langkah lo," ujar. "Udah deh, gue pokoknya gak mau tau ya, pas nikahan gue sama Aldrian lo harus dateng! Sempet gak dateng lo, gue musuhin seumur hidup!!!"

Still About UsWhere stories live. Discover now