[6] Kebaikan Samuel

169 14 10
                                    

Hari ini termasuk hari ketiga Clara tidak masuk kerja karena sedang sakit. Tubuhnya sempat panas tinggi, bahkan flu dan batuk pun menyerang wanita itu. Membuatnya menjadi tidak sanggup untuk beranjak dari kasur atau pun keluar dari apartemennya. Sepertinya cuaca Manhattan yang dingin lagi-lagi membuat Clara jatuh sakit. Ini bukan kali pertama dirinya sakit seperti ini. Meskipun sudah beberapa tahun menetap di negara dengan julukan "The Big Apple" tersebut, tubuh Clara masih belum bisa bersahabat dengan empat musim disana. Ketika musim dingin biasanya Clara sakit.

Wanita itu masih terlelap dengan selimut tebal dan juga sweater agar ia tetap hangat. Bahkan ia mengenakan beberapa lapis baju. Ponsel yang tiba-tiba berbunyi membangunkan Clara dari tidurnya. Ia mengambil ponsel, lalu menggeser layarnya setelah melihat nama siapa yang tertera.

Clara sedikit batuk. "Hallo, Sam."

"Kamu masih sakit?"

"Iyaa." Wanita itu mengusap hidungnya yang terasa gatal.

"Aku kesana, ya," ucap Samuel. "Mau aku bawain apa?"

"Gak usah repot-repot, Sam. Aku udah mendingan, kok."

"Gak papa. Kamu bilang aja mau apa, biar aku bawain sekalian. Aku mau jenguk kamu."

"Gak usah, Sam. Seriuss."

"Aku buatin bubur aja deh, ya. Biar hangat juga gitu kamu makan."

"Beneran gak papa, Sam. Gak usah, ya," tolak Clara. "Kamu berangkat kerja aja mendingan, sana."

"Iya sebelum berangkat kerja aku ke apartemen kamu dulu, liat kamu."

"Sam, gak-"

"Sekitar 30 menit lagi aku kesana, ya."

"Tapi, Sam-"

"Daa! See you, Clara."

"Sam!-"

Sambungan telepon langsung diputuskan oleh Samuel. Pria itu benar-benar perhatian saat Clara sedang sakit. Ia selalu menanyakan kondisi Clara, bahkan selalu membawa makanan jika jenguk Clara. Hingga Clara berpikir betapa beruntungnya wanita yang akan menjadi istri Samuel suatu saat, memiliki suami yang begitu perhatian. Clara juga termasuk wanita beruntung karna bisa memiliki seorang sahabat yang sangat baik seperti Samuel. Sudah banyak sekali rasanya wanita itu merepotkan Samuel. Tetapi pria tersebut tidak pernah sekali pun merasa terbebani dengan membantu Clara.

Setelah hampir setengah jam lebih berlalu, bel apartemen Clara berbunyi. Menandakan adanya seseorang yang datang dan memencet tombol itu. Clara berusaha untuk bangkit dari tidurnya. Dengan sangat pelan wanita itu berjalan menuju pintu.

Dibukanya pintu, lalu menampilkan sosok Samuel yang sedang tersenyum sambil menunjukkan papper bag yang berisi.

"Good morning, Ms. Clara Alicia!"

Clara tersenyum dan menghela napasnya. "Good morning, Aylmer Samuel," balasnya. "Ayo masuk!"

Samuel mulai masuk ke dalam apartemen Clara.

"Ada angsurannya gak? Menurut kamu?" tanya Samuel kepada Clara sambil berjalan mendekati meja makan.

Clara sedikit batuk. "Yaa alhamdulillah, lumayan udah jauh mendingan dari hari sebelumnya." Wanita itu menyusul Samuel yang sedang membuka paper bag dimeja makan.

"Alhamdulillah." Samuel menatap Clara yang sudah duduk. "Ini, kamu makan dulu buburnya. Mumpung masih hangat. Ntar baru minum obat."

Clara mengangguk lalu mulai memakan bubur yang dibawakan Samuel.

Still About UsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt