[7] Musim Semi

164 15 3
                                    

Setelah Winter (musim dingin), kini New York mulai memasuki Spring (musim semi). Dimana tumbuh-tumbuhan mekar kembali dan mewarnai lingkungan sekitar yang ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. Karna hal tersebutlah musim semi juga sering disebut dengan musim bunga. Pada saat musim semi, siang hari menjadi lebih panjang daripada malam hari. Hawa saat musim semi pun biasanya terasa agak panas karna menjelang musim panas. Berbeda dengan musim gugur yang udaranya lebih terasa agak dingin karna akan menjelang musim dingin.

Seorang wanita sedang berjalan menyebrangi trotoar begitu lampu hijau untuk pejalan kaki menyala. Wanita itu akan pergi membeli beberapa bahan makanan yang sudah mulai habis. Berjalan sendirian di Manhattan sudah menjadi kebiasaannya. Bahkan ia lebih suka berjalan selama menetap di kota orang itu.

Tidak lama akhirnya Clara tiba di tempat yang menjadi tujuannya untuk berbelanja.

"Clara!" sapa seorang pria ketika Clara sedang asik memilih buah.

Wanita itu menoleh. "Eh, hai, Sam!" Lalu ia lanjut memperhatikan buah yang berada didepannya.

"Kamu ngapain?"

"Ya belanja dong, Sam. Ngapain lagi?"

Samuel tertawa pelan. "Iya juga, ya."

Clara memutarkan kedua bola matanya malas. "Dasar Aneh." Wanita itu mulai mendorong trolly belanjaannya.

"Yaudah jangan galak dong." Samuel tertawa. "Baru juga sembuh."

Clara menghela napasnya kasar. "Ya abisnya pertanyaan kamu susah banget, Sam," sindirnya.

"Iya deh iya. Aku minta maaf ya, karna pertanyaan aku susah," balas pria itu sambil menekankan nada pada kalimat akhir.

Clara tertawa pelan. "Kamu udah selesai belanja?"

"Enggak, aku cuma lagi nyari ini doang." Samuel menunjukkan susu kotak full cream yang ada ditangannya.

"Ooh. Yaudah letakin di troli aku aja," tawar Clara. "Dari pada kamu pegang terus kayak gitu."

"Oke deh." Samuel meletakkan susu kotak yang digenggamnya kedalam troli belanjaan Clara.

"Kamu mau belanja banyak, ya?" tanya Samuel ketika Clara sedang sibuk memilih sayuran segar.

"Iya. Belanja bulanan juga soalnya persediaan makanan di apartemen aku udah mulai habis."

"Ooh gitu." Samuel memegang pegangan troli ketika Clara sudah siap memilih sayur dan akan menjalankan troli belanjaannya. "Udah, aku aja yang dorong."

"Eh gak usah, Sam. Aku bisa sendiri, kok."

"Gak papa. Kamu milih-milihnya aja. Biar aku yang dorong trolinya," ucap Samuel. "Lagian biar lebih gampang juga kamu tinggal milih apa aja yang kamu butuhin, ntar aku yang dorong trolinya."

"Makasih ya, Sam." Clara menatap Samuel. "Kamu selalu baik sama aku." Wanita itu tersenyum.

Samuel membalas senyuman Clara. "Santai aja lagi. Tapi ini aku mau minta bayarannya, ya?!"

"Loh?! Baru juga dipuji." Clara menghela napas.

"Aku lagi pengen nasi goreng Indonesia," tutur Samuel. "Tolong bikinin, ya? Nasi goreng kamu enak soalnya."

"Oh iya dong. Gak ada tandingannya kalo nasi goreng aku!"

"Pede banget!"

"Ya jelas dong!"

"Dasar!"

"Tapi aku kurang suka sih sama nasi disini. Soalnya gak seenak nasi di Indonesia."

"Ya iyalah. Kamu liat aja, orang berasnya aja beda."

Still About UsDove le storie prendono vita. Scoprilo ora