[32] Hari Bahagia!

100 10 7
                                    

Sebulan kemudian...

Setelah sekian lama menjalin hubungan dengan banyaknya cobaan yang menerpa dan melakukan semua persiapan acara dalam waktu kurang dua bulan, akhirnya tiba saat dimana Clara dan Dava akan melangsungkan akad pernikahan. Tiba saatnya untuk keduanya melepas masa lajang mereka. Saat yang ditunggu tunggu sejak lama.

Senyum Clara selalu terbit dibibirnya sejak ia sedang bersiap-siap untuk acara bahagianya. Wanita itu masih tidak menyangka akhirnya bisa menikah dengan pria yang ia cintai, bahkan ia sempat mengira bahwa mereka tidak akan mungkin bersama lagi. Namun rencana Tuhan siapa yang tau? Mau sejauh apapun kakimu melangkah, selama apapun engkau pergi, serumit apapun masalah yang datang, jika sudah berjodoh pasti akan tetap bertemu dan bersatu. Hanya saja tinggal melihat dan menyaksikan bagaimana jalan indah yang telah diatur oleh Tuhan.

"Cie," goda Karine yang menatap wajah Clara dari pantulan cermin meja rias. "Akhirnya nikah juga."

Senyum Clara semakin merekah. "Gue masih gak nyangka, Rin, kalo gue bakal nikah."

Karine tersenyum. "Gue juga masih gak nyangka lo udah mau nikah aja, Ra." Lalu ia menoleh menatap Clara sambil menyentuh bahu sahabatnya yang akan menikah itu. "Yang lebih bikin gue gak nyangka lagi adalah, cowok itu Dava, Ra. Dava," ujarnya. "Sekian banyak cobaan yang datang dihubungan kalian, lo sama dia sempet gak komunikasi sama sekali bertahun-tahun, dan sejauh apapun kalian berpisah, ternyata kalian emang ditakdirkan untuk bersama."

Clara tersenyum haru. "Gue juga gak nyangka, Rin, ternyata jodoh gue emang Dava." Wanita itu menatap pantulan dirinya dicermin. "Padahal gue udah menghindar dan ninggalin dia bertahun-tahun."

"Jodoh gak bakal kemana, Ra," ucap Karine. "Mau gimana pun juga kalian terpisahkan, kalo emang jodoh pasti bakal balik lagi. Udah kebukti, kan?"

Clara dan Karine saling memandang.

"Kak Clara!"

Panggilan dari seseorang membuat keduanya menoleh dari sumber suara.

Ternyata itu adalah Berlian, adik perempuan Dava.

"Ih, kak Clara cantik banget!" puji Berlian menatap Clara takjub. "Bian bahkan sampai pangling loh, Kak."

Clara tertawa kecil. "Bisa aja kamu."

"Ih, serius tau, Kak," ucap Berlian meyakinkan. "Iya kan kak Karine, kak Clara cantik banget, kan?" Gadis itu bahkan bertanya pada Karine untuk meminta pembelaan.

Karine mengangguk. "Beda banget ya, Bian. Lebih cantik."

"Iya, Kak! Cantik pake banget!"

Clara tersipu malu. "Udah, ah. Kalian jangan gitu dong."

"Idih, malu dia, Bian," sindir Karine sambil melihat Berlian.

Berlian tertawa pelan. "Biasalah ya kak, pengantin."

"Ih!" Clara menatap Berlian dan Karine secara bergantian. "Btw dibawah lagi ngapain, Dek?" tanyanya. "Udah selesai ijab qobul?"

"Oh iya, baru mau ijab qobul tuh, Kak." jawab Berlian.

"Oh, oke." Clara mengubah posisinya.

"Ayo siap-siap keluar, Kak. Bentar lagi kan ketemu suami tercinta," ucap Berlian dengan nada menggoda sambil berbisik diakhir kalimat.

Clara menoleh sambil menatap Berlian. "Bian," peringat wanita itu.

Berlian menyengir. "Kan emang bener, kak."

"Biasalah Bian, namanya calon pengantin baru," goda Karine. "Jadi masih agak malu-malu." Wanita itu tersenyum miring menggoda Clara.

Clara menghela napas. "Kalian berdua sama aja, ya!" Wanita itu memasang ekspresi malas. "Udah ah, jangan godain terus."

Still About UsWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu