CHAPTER 10 - PENDEWASAAN

51 19 5
                                    

-Selamat membaca Twins Rival-

Jangan lupa buat masukin ke reading list dan library kalian ya. 

Tinggalin jejak juga, ya.

poo loves u.

--------

"Terkadang, banyak hal yang harus kita lalui untuk menjadi dewasa"

Acara ulang tahun Edbert Anderson atau lebih tepatnya daddy si kembar berjalan sempurna sesuai harapan granny. Kini mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Granny terus memasang senyum bahagianya. Semuanya berjalan dengan baik dan sesuai harapan. 

"Milly," panggil granny

Emily menaikan kepalanya yang menunduk. "Ya, granny?" 

"Your piano perfomance was very good. Lots of people praise it."

Emily tersenyum tipis mendengar hal itu. Matanya sedikit melirik pada Emma, kembarannya. Dia tidak suka mendapatkan pujian sebelumnya. Tapi entah kenapa, hari ini dia ingin mendengar semua pujian dilontarkan hanya untuknya. Bukan yang lain.

"Of course. Milly sudah biasa dapat pujian gitu, kan?"

Mendengar ucapan Emily yang terkesan sangat angkuh, Emma langsung mengangkat kepalanya dan menatap Emily lekat. Ada yang salah dengan saudari kembarnya. Pasti.

"Dan. Emma." Tatapan granny kini beralih pada Emma. Tatapannya hangat, membuat Emma merasa nyaman. "Kamu juga terlihat baik hari ini," ujar granny diikuti senyuman.

Emma hanya membalas senyum. Rasa hangat dan bahagia menjalar sempurna di tubuhnya. Dia bahagia hari ini.

"Milly ke kamar dulu." Emily langsung bangkit berdiri, dia sudah tidak tahan dengan ini. Emma merebut semuanya.

Nash yang berada di belakang Emily pun mengikuti Emily dari belakang. Dia khawatir dengan keadaan Emily yang sempat memburuk tadi.

"Gak usah ngikutin," sinis Emily.

Perasaanya benar-benar tidak sedang baik-baik saja. Bagaimana tidak, biasanya semua perhatian tertuju kepadanya, dan kini mulai terbagi pada Emma. Saudari kembarnya, yang tiba-tiba mencuri semua itu. Emily bukan benci pada Emma. Dia hanya kesal karena semua miliknya perlahan menghilang dan itu semua disebabkan oleh Emma.

"T-tapi, Nona."

Emily mendecak sebal. "Gak usah, saya pengen sendiri."

Nash perlahan mengangguk. Dia harus paham dengan keadaan Emily sekarang.

"Om," teriak Emma diselingi kekehan membuat Nash menatap tajam ke arahnya.

"Milly kenapa?" tanyanya.

Nash mengangkat bahunya. "Lebih baik kamu jangan ganggu Nona dulu."

"Dih. Terserah lah. Dia juga gak akan marah ke gue," balas Emma.

"Terserah." Nash memilih mengalah. Berbicara dengan Emma melelahkan. Gadis itu akan selalu membantah bila diberi tahu.

"Dih, ngambek. Gitu aja ngambek," cibir Emma pelan.

-----***-----

Emily melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Kini, dia sudah kehilangan semuanya. Kehilangan perhatian daddy dan granny. Dan kehilangan seseorang yang pernah menemaninya dan memberikan kenyamanan. Niel.

Twins Rival [COMPLETED]Where stories live. Discover now