CHAPTER 7 - EMILY VS EMMA

69 20 4
                                    

"Jangan pernah menilai sesuatu dari luar dan apa yang kelihatan oleh mata

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Jangan pernah menilai sesuatu dari luar dan apa yang kelihatan oleh mata. Karena tidak semua yang kamu lihat itu sesuai realita"

-----***-----

Niel mengulurkan tangannya pada Emily. Emily menerima itu senang. Senyum bahagia terukir jelas di wajahnya. Hatinya menghangat saat menatap netra teduh menenangkan itu.

Emily menatap Emma yang masih terdiam di tempat. Dia menatap dengan kembarannya sedikit angkuh, membuat Nash dan juga Niel kebingungan karena melihat sisi Emily yang lain.

"Emma, maaf kita gak bisa quality time hari ini. Maybe, next time? Semoga kamu suka dengan kejutan kecil dari aku," ujarnya dengan sedikit angkuh.

Emma menghela napasnya panjang, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri, dan menguatkan dirinya melihat sikap kembarannya yang sangat aneh ini.

"Gak papa, Mill. Gue mau jalan-jalan sendiri aja, atau sama om-om disebelah gue juga sabi," balasnya santai.

Emily beralih menatap Nash. "Temani Emma." Nash mengangguk patuh. Ternyata sisi peduli Emily juga masih tersisa, sehingga Nash sedikit lebih merasa tenang.

Tatapan Emily beralih pada Niel, dia menyunggingkan senyum manisnya. Niel membalas senyum itu, lalu beralih pada Emma dan Nash yang berdiri di depannya.

"Kita duluan," ujarnya masih dengan senyum yang tercetak di wajahnya.

Emma dengan cepat membalas Niel. "Bye, hati-hati brow," ujarnya semangat, dengan wajah bahagia membuat Emily cepat-cepat mengalihkan wajahnya ke arah lain.

Menyebalkan rasanya melihat raut bahagia itu dari wajah Emma saat ini. Ada rasa tidak terima dalam hatinya.

Tanggan milik Emily diraih oleh Niel menggenggam nya hangat.

"Mill, ayo." Emily mengangguk, lalu dia berjalan beriringan dengan Niel.

Emily tersenyum melihat tangan miliknya dan Niel yang saling tertaut. Rasa kesal nya menguap begitu saja. Niel miliknya, dan selamanya akan begitu. Dia tidak akan membagi apa yang memang miliknya kepada siapapun termasuk Emma, kembarannya.

-----***-----

Emma duduk di kursi taman, matanya memandang lurus. Tangan nya terlipat di depan dada. Napasnya naik turun. Nash memperhatikan Emma, dia merasa sangat canggung mengingat hanya beberapa kali dia mengobrol dengan Emma.

"Om!" panggil Emma yang membuat Nash mendelik tajam.

"Hih! Terus lo mau gue panggil siapa? Nash? Itu kan nama lo, kesannya gak sopan."

"Terserah, jangan om."

"Yaudah. Bang? Kak? mau apa pilih aja," ujar Emma diselingi kekehan. Ternyata menggoda Nash sangat menyenangkan.

Twins Rival [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें