#30 Stranger (1)

Magsimula sa umpisa
                                    

"Heh! Jangan ngomong aneh-aneh deh!"

"Kalian ga percaya sama kita?"

Gua dan Iren sama-sama kaget dengan keberadaan mereka berdua di depan pintu. Sepertinya mereka mendengar percakapan kita.

"Bukannya ga percaya, tapi-" jelas Iren terpotong

"Udahlah. Kita pergi aja Lix."

"Iya kak."

"Kak Mark?!"

"Felix?!"

Teriak kita berdua yang mencoba mencegah mereka. Dan memang langkah mereka terhenti. Gua sama Iren saling natap. Dengan berat hati kita setuju aja.

"Yaudah. Kita tidur bareng aja."

Felix dengan cepat langsung menggendong Iren ala bridal style dan membawanya ke kamar. Setelah kepergian mereka, suasana menjadi hening...

Gua liat Kak Mark terus natap gua. Karena merasa canggung, gua mutusin buat ke kamar duluan dan ninggalin Kak Mark. Tapi tiba-tiba,

"Hop!"

Kak Mark meluk gua dari belakang.

"Kalau kamu ga mau, gapapa. Aku bisa tidur di luar. Nih, sofanya juga bagus kok."

"Beneran mau tidur di luar?"

"Daripada ntar kamu kenapa-napa?"

"Ih!"

Gua mukul tangan Kak Mark yang ada di perut gua ini, tapi kali ini dia ga ngerasa kesakitan. Dia malah mempererat pelukannya.

"Hehehe.. Becanda sayang.."

"Bercandanya yang mana? Tidur di luar atau aku kenapa-napa?"

"Masa kamu tega biarin aku tidur di luar?"

"Udah ah. Aku mau mandi terus bobo." kata gua sambil melepas pelukannya

"Aku?!"

Gua ga jawab dan terus berjalan menuju kamar sambil nahan tawa gua. Setelah menyiapkan baju, gua langsung mulai dengan ritual mandi gua. Ga lama, gua denger bunyi pintu kamar yang kebuka.

Kak Mark udah masuk.

Selang beberapa menit, akhirnya gua habisin ritual mandi gua. Ketika keluar kamar mandi, gua mendapati Kak Mark yang terbaring di atas kasur. Gua ga tahu udah bobo beneran atau sekedar merem doang.

Gua duduk di depan meja rias, menyalakan hairdryer gua dan mulai keringin rambut gua. Bunyi hairdryer ini mampu membuatnya membuka mata secara perlahan. Kemudian mencari sumber suara, hingga akhirnya kita saling bertatapan lewat cermin di depan gua ini.

"Aku bangunin kakak ya? Maaf.."

Kak Mark memilih tidak menjawab dan berjalan ke arah gua. Kak Mark mengambil alih hairdryer yang ada di tangan gua dan mematikannya.

"Loh? Kak? Aku kan belum-"

Pembicaraan gua terpotong karena Kak Mark menarik lengan gua untuk berdiri. Kak Mark kemudian duduk pada kursi itu.

"Sini."

Kak Mark narik gua lagi sampai gua terduduk di pangkuan dia. Lalu Kak Mark menyalakan kembali alat pengering rambut ini dan mengeringkan rambut gua.

IYA! DENGAN POSISI SEPERTI INI!

Seperti biasa,

Minju auto blushing..

"K-kak? Aku bisa sendir-"

"Udah. Diem aja."

"I-iya."

The Life Changer | Mark Lee✔️(END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon