#18 Budak

229 23 0
                                    

Gua ga yakin bisa kerja dengan baik. Gua rasa semangat kerja gua tiba-tiba hilang. Gimana bisa semangat? Gua kerja buat mak-mak lampir yang habisin gua waktu pesta malam kelulusan.

"Pak Argus."

"Iya bu?"

"Bapak boleh keluar. Ada yang mau saya bicarakan dengan sekretaris baru saya."

"Baik bu. Permisi."

Saat Pak Argus keluar, seketika raut wajahnya berubah. Seperti seorang munafik. Dari sifat yang baik, berubah menjadi mak lampir.

"Gua bilangin buat lo ya. Gua terima lo kerja disini bukan karena kualitas lo dan juga bukan karena Kak Jo. Gua terima lo disini karena gua rasa, ini kesempatan bagus buat gua manfaatin lo sebagai budak gua."

Author Pov

"Apa?! Budak?!" batin Minju

Dia terkejut dengan apa yang dikatakan oleh atasannya ini.

"Kenapa? Kaget? Hahaha"

"Ma-maksud anda?"

"Lo ini kan pinter. Masa ga tahu budak itu apa?"

"Iya, saya tahu budak itu apa. Tapi apa maksud anda memanfaatkan saya sebagai budak?"

"Heh. Derajat kita itu beda. Dan yang cocok buat lo itu budak."

"Tapi saya kerja disini buk-"

"Sst.. Lo bakal jadi budak gua, titik."

"Kalau begitu saya akan-"

"Oh iya, lo ga bakal bisa ngundurin diri. Lo tahu kan, Mark itu udah hampir debut. Jadi lo ga mungkin dorong dia ke jurang kehancuran. Dan terlebih lagi, orang miskin kaya lo ga mungkin mau kehilangan pekerjaan. Karena kalian itu haus uang!"

Air mata sudah membendung di mata Minju. Dia merasa benar-benar direndahkan. Dia sangat marah. Namun di satu sisi, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena jika dia melakukan itu, Mark akan kehilangan mimpi terbesarnya yang akan segera ia capai.

"Kerjaan lo gampang,

1. Lo harus datang tepat waktu sebelum gua datang.

2. Lo harus nyiapin sarapan pagi sama makan siang buat gua.

3. Lo harus bersihin kantor gua, sebelum gua datang.

4. Apa yang jadi tugas gua, bakal jadi tugas lo. Gua? Gua cuma periksa nantinya.

Ngerti?"

Minju hanya mengangguk.

"Ngomong! Ga punya mulut?!" bentak Vanya

"B-b-b-ba-baik bu."

"Nah gitu.. Udah, keluar sana!"

"Permisi."

Saat ingin keluar,

"Eh bentar."

Minju menoleh.

"Siapa yang nyuruh lo jalan kaya gitu?"

"Huh? Terus mau ibu saya jalan kaya gimana?"

"Ngerangkak."

"A-apa?"

"Gua bilang, ngerangkak. Lo pikir budak kaya lo bakal keluar gitu aja? Lo harus ngerangkak sambil mundur. Sampai di pintu, baru bisa lo berdiri."

Minju lagi-lagi kaget. Dia tidak menyangka wanita ini akan bertindak sejauh ini. Dengan berat hati Minju mengikuti perintah itu. Entah karena dia cinta dengan Mark atau karena dia sudah bodoh.

The Life Changer | Mark Lee✔️(END) Where stories live. Discover now