Kakak Posesif - 8 - Tidak Akan Kubiarkan Kau Pergi

698 67 16
                                    

Kisah sebelumnya

Kita harus tahu alasannya agar bisa mencegah mereka menemukan kita."

Baru saja Alfian mengangguk, suara dengung kembali terdengar. Kemudian, lingkaran biru di dekat pintu masuk kembali terbentuk. Tak perlu waktu lama, pria Bertudung sudah menyeringai sembari memutar-mutar rope dart-nya.

Phönixkralle kembali datang untuk menghabisi Neysha.

Kadang hati menjerit, bagaimana cara mengubah takdir?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang hati menjerit, bagaimana cara mengubah takdir?

Baru kali ini Alfian langsung mengeluarkan tongkat belati tanpa perlu banyak pertimbangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru kali ini Alfian langsung mengeluarkan tongkat belati tanpa perlu banyak pertimbangan. Wajahnya sekaku granit kala menatap Pria Bertudung. Percikan api amarah kini telah berkobar hebat. Kedua tangan menggenggam erat belati kembar yang masih tersimpan rapat di sarungnya. Pemuda itu sudah bertekad untuk serius bertarung meski harus mempertaruhkan nyawa. Ia tak ingin Neysha sampai tewas untuk ketiga kalinya. Tidak! Ia akan melawan berapa kali pun Phönixkralle datang mengejar mereka.

Pria Bertudung pun mengetahui Alfian kali ini tak berniat melarikan diri. "Tak kusangka kau cukup bernyali." Senyum dingin tersungging pasti. Sama seperti sebelumnya, Neysha-lah yang diincar. Namun, keberadaan Alfian dengan belati kembarnya mempersulit gerakan. Rope dart bukan senjata yang cocok untuk serangan jarak dekat.

Pria Bertudung langsung menggenggam ujung senjata dan bersiap menggunakannya untuk menyerang Alfian dari dekat. Ia memang tidak diperintahkan untuk membunuh pemuda itu. Namun, setiap pengganggu harus dimusnahkan. Atasannya pasti maklum.

Pria Bertudung langsung melompat melakukan tusukan yang mematikan dengan kecepatan tinggi ke arah leher.

Untung, tusukan itu bisa dielakkan Alfian dengan memutar lengan menyusuri tangan Pria Bertudung sebelum menggunakan tongkat pendeknya untuk memilin lengan lawan dan melakukan sodokan keras ke depan.

Pria Bertudung murka ketika Alfian terus-menerus mampu memblokade gempurannya walau terlihat susah payah. Napas pemuda itu terdengar memburu dan gerakannya sedikit terasa kaku. Anehnya, Alfian tak membalas serangannya. Seolah pemuda itu hanya perlu mengulur waktu, tanpa perlu melakukan serangan apa pun.

TERBIT  Deliverance x Dimensional FugitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang