changed

611 46 2
                                    

"Kau tidak boleh mempercayai apa yang tampak di masa sekarang dari seseorang."

Taehyung mengangkat wajahnya untuk menemukan yang lebih tua berbicara selagi dirinya menjentikkan bara dari ujung rokoknya. Yoongi terlihat seolah tengah memiliki beban yang menggantung di wajah yang kuyu, sebab semalaman terjaga penuh. Kali ini dia tidak paham arah pembicaraan pria itu, atau alasannya. "Memangnya kenapa?"

Pemilik netra bak bulan sabit mengeratkan rengkuhannya pada yang lebih muda, mencari kehangatan dari dalam sana. Sejenak ia berpikir untuk menemukan alasan yang bagus untuk diberikan. Tapi—

Oh, sial. Dirinya juga tidak tahu.

Namun, seolah ia tengah dalam pengaruh alkohol, mulut malasnya mampu bekerja tanpa pertimbangan secuilpun. Yoongi bahkan sedikit banyak terkejut pada jawaban yang mengudara, keluar dari ceruk bibir kendati terdengar lebih seperti bisikan omong kosong, "Sebab, pikiran manusia mampu berubah, berbalik melebihi kecepatan cahaya saat kau menyalakan penerang ruangan. Terlebih, untuk komitmen dan cara pandang mereka. Manusia hidup akan selalu bergerak, kepalanya akan terus berpikir—yah, walau beberapa dari mereka pemalas. Tapi, Tae, kalau kau memiliki penyakit suka berpendapat pada 'impresi pertama', lebih baik sembuhkan dirimu." Yoongi berhenti beberapa detik untuk menyadari apa yang dikatakannya. Menatap manik hazel milik pemuda dalam rengkuhan sebelum menambahkan, "Manusia akan terus berubah. Perilakunya pun memungkinkan untuk mengikuti. Itulah mengapa mereka bukan menjadi orang baik dengan sempurna, atau jahat secara keseluruhan."

"Layaknya malaikat yang beralih menjadi iblis dan kriminal yang berubah menjadi penolong, ya?" Taehyung bersungut-sungut seakan memahami celoteh hambar milik pria pucat. "Kalau aku sembuh, apa aku juga harus melakukannya terhadapmu?"

Yoongi tersenyum kering. "Tentu saja. Kau harus melakukannya. Jangan mempercayaiku."<>

---

Overtalk.Where stories live. Discover now