"Bagi sebagian orang, keberuntungan memiliki arti kecurangan."
Dalam memori kepalanya yang terbatas, pria itu terus bergumam dengan wajah kesal yang kentara. Ia tak ingat sebagian besar dari kalimat-kalimat itu, yang bahkan balasan apa yang keluar dari mulutnya sendiri, dia tidak benar-benar bisa mengingatnya. Namun kendati hari itu sudah tertindih dengan hari-hari lainnya, kalimat kedua milik si Min yang tak pernah menua justru kembali berputar bak rekaman setengah rusak, "Karena pada kenyataannya, tak peduli sebanyak apapun seseorang berusaha, sebaik apapun dia merencanakan sesuatu— mereka akan hangus tanpa sisa jika semesta tidak berpihak padanya."
Taehyung menoleh pada sisa ruang di tempatnya berada. Aroma besi yang bercampur dengan pembersih lantai menggelitik indra penciumannya, seharusnya itu mampu menyadarkan penglihatannya yang berbayang dan menampilkan sosok tersebut di sana. Rasa bersalah itu tumbuh semakin meradang, terus mengingatkannya bahwa seharusnya dia mampu menemukan jawaban yang tepat untuk setiap gumaman serta gerutuan itu—seharusnya, Taehyung mampu mengatakannya lebih cepat, "Kau tahu, Yoongs, aku pernah mendengar dari sebuah keyakinan bahwa dalam kitab mereka, Tuhan mereka tidak pernah menyebutkan 'Jika kamu beruntung'." <>
---
YOU ARE READING
Overtalk.
Fanfiction𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘴 𝘣𝘳𝘰𝘬𝘦𝘯, 𝘣𝘶𝘵 𝘠𝘰𝘰𝘯𝘨𝘪 𝘧𝘰𝘶𝘯𝘥 𝘩𝘪𝘮𝘴𝘦𝘭𝘧 𝘸𝘢𝘴𝘯'𝘵 𝘢𝘯𝘺 𝘣𝘦𝘵𝘵𝘦𝘳. [Pieces of An Endless Yoongi's×Taehyung's Verse] ＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿＿ ▲Tw! Toxicity contents and stuff. [Setiap part tidak sal...
