Bab 5 : First Love

52 3 2
                                    

Sudah seminggu lamanya semenjak mereka berkenalan Hartmann hanya bisa mengagumi Michelle dari kejauhan. Selalu ada keinginan di hati Hartmann untuk menyapa nya, tetapi Hartmann terlalu malu untuk menyapa nya. Selalu ada keinginan di hati Hartmann untuk memulai pembicaraan dengannya, tetapi Hartmann terlalu malu untuk memulainya. Hingga pada suatu hari Einhardt selaku teman dekat Hartmann mulai curiga dengan perubahan sifat Hartmann.

Waktu mata pelajaran olahraga kelas Hartmann bertepatan dengan kelas Michelle yakni sebelum jam pulang sekolah. kebetulan mata pelajaran olahraga selalu di lakukan diluar kelas jadi kelas milik Hartmann dan Michelle selalu melakukan olahraga di lapangan yang sama. 

Saat itu guru olahraga memberikan waktu 15 menit untuk istirahat. Hartmann dan Einhardt segera mencari tempat untuk diduduki. Saat itu juga Einhardt mulai bingung dan curiga terhadap pandangan Hartmann. Seketika Einhardt langsung bertanya

"Eh lu ngliatin apaan sih?" ucap Einhardt ke Hartmann yang sedang melihat Michelle

"Emm ga kok ga liat apa-apa" jawab Hartmann dengan terkejut

Einhardt tidak bisa dibodohi begitu saja. Einhardt lalu mencoba melihat apa yang sedang Hartmann lihat. Seketika Einhardt terkejut dengan apa yang sedang dilihat oleh Hartmann. Einhardt pun mencoba tenang dan bertanya

"Oh lu suka sama Michelle?"

"HAH! Apaan ih ngada-ngada kamu" jawab Hartmann

"udah ah gausah bohong, aku liat matamu dari tadi ngliatin Michelle" ucap Einhardt dengan tenang

Hartmann pasrah dan menjawab "Iya deh iya aku suka sama Michelle. Sebenarnya dah seminggu lebih tapi sayang aku cuma bisa mengagumi dari jauh, mau berbuat lebih juga aku ga bisa"

"Nah benarkan. Kenapa ga bilang dari kemaren Mann"

"Sebenarnya mau aku tutupin tapi malah kau dah tau. Lagian kamu tau Michelle dari mana?" ucap Hartmann dengan penasaran.

Einhardt hanya tertawa dan berkata "dari dulu sebelum kita kenal, aku dah kenal Michelle. Kebetulan aku sama Michelle satu gereja dan saat itu Orang tuaku memperkenalkan aku ke Michelle.

"Ooo gitu ya, apa dayaku yang ibadahnya di masjid" Jawab Hartmann sambil tersenyum

"Gpp kok aku hargai. Walaupun kalian berdua memiliki keyakinan dan tujuan yang berbeda aku yakin kamu bisa kok. Tenang aja aku temen dekat nya Michelle jadi kalau ada sesuatu bisa cerita ke aku lagian aku kan juga teman dekat lu." 

"Siap bro siap" Jawab Hartmann

Waktu istirahat pun berakhir dan mereka segera melanjutkan kegiatan olahraga mereka.

2 jam sudah berlalu dan maknanya bel pulang sudah berbunyi. Hartmann dan teman-temannya sudah bersiap untuk pulang dan berjalan menuju gerbang keluar sekolah. 

Namun seketika botol minum Hartmann hilang

"Bro ada yang liat botol minum ku ga?" Ucap Hartmann ke teman-temannya

"Engga tuh coba cek tas lu kalau emang gada paling ketinggalan dikelas" Jawab salah satu temannya

"Yaudah tunggu disini ya, aku mau ke kelas dulu" Ucap Hartmann

Saat hendak membalikan badannya Hartmann dibuat terkejut. Tiba-tiba Michelle sudah ada dibelakangnya

"emm ini punyamu kan, ada namanya soalnya" Ucap Michelle dengan gugup sambil menyerahkan botol minum milik Hartmann

Seketika wajah Hartmann memerah dan badan Hartmann mulai sedikit bergetar karena gugup. Hartmann pun meraih botol tersebut dengan tangan kanannya. Memang baru pertama kali ini salah satu cowo populer di sekolahnya merasakan gugup saat berhadapan dengan cewe. 

Saat Hartmann sudah memegang botol tersebut Michelle enggan untuk melepaskan tangannya dari botol minum milik Hartmann. Walaupun akhirnya Michelle melepaskan tangannya secara perlahan.

"Terima kasih banyak" Ucap Hartmann dengan wajah memerah

"Iya sama-sama" Tanpa berbicara banyak. Michelle langsung segera pergi karena tak tahan menganggung rasa gugup.

Saat Michelle sudah sejauh sekitar 20 langkah dari Hartmann. Tiba-tiba Hartmann berkata "Kita bisa pergi berdua suatu saat"

Sebenarnya Hartmann tidak mengharapkan respon lebih dari Michelle. Tetapi ucapan Hartmann benar-benar membuat wajah Michelle semakin merah dan semakin gugup

"Benarkah?" Jawab Michelle dengan gugup

"Iyaa" Jawab Hartmann

Kejadian tersebut membuat orang disekitar merubah perhatiannya menuju Hartmann dan Michelle. Ada yang heran mengapa cowo populer di sekolahnya bisa gugup saat bertemu Michelle dan tidak sedikit pula cewe yang merasa cemburu saat melihat kejadian itu.

Einhardt yang saat itu hanya bisa melihat dan berkata "harusnya kamu ninggalin botol minum nya dari kemarin hehe"

Hartmann hanya tersenyum mendengar ucapan Einhardt

"Walaupun kejadian ini hanya karena sebuah botol minum tapi sungguh ini sangat berarti buatku dan akan kukenang selamanya" Ucap Hartmann dalam hati.

"Ternyata cinta itu memang benar dan nyata keberadaannya" Kalimat itu lah yang selama ini merubah prinsip Hartmann yang terkenal dingin terhadap perempuan. Akhirnya Hartmann merasakan cinta pertamanya dan itu sungguh menakjubkan baginya.













You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Under The Hitler RegimeWhere stories live. Discover now