Bab 1 : Heinrich Hartmann

109 11 0
                                    

Februari 1916 Pertempuran Verdun menjadi saat paling mencekam untuk Hans Heller. Saat itu Hans Heller yang berpangkat sersan bertempur menghadapi Pasukan Prancis di Kota Verdun. Posisi Hans Heller terus di bombardir oleh Artileri Prancis. Bukannya mundur Hans Heller dan rekannya tetap mempretahankan posisinya dan berharap bala bantuan datang. Tetapi naas, sebelum bala bantuan datang peluru artilleri musuh tepat mendarat di depan Heller hingga membuat Heller cidera berat dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan perang. 

Setelah dipulangkan dari perang, Heller menikahi dengan wanita Muslim Austria sekaligus wanita impiannya sejak dulu. Hingga pada 24 Februari 1919 mereka dikaruniai satu anak dan diberi nama Heinrich Hartmann atau orang menyebutnya Hartmann.

Hartmann tumbuh dikeluarga Muslim Jerman. Ayahnya seorang Muslim dari Kota Berlin sedangkan Ibunya seorang Muslim Austria dari Kota Insbruck. Sesuai dengan namanya, Hartmann tumbuh menjadi pria yang tangguh. Akademik Hartmann tidak begitu unggul di kelasnya. Hartmann sangat membenci Matematika dan Sains tetapi Hartmann sungguh menyukai Sejarah dan Geografi. Karena Hartmann bermimpi akan menjadi sejarahwan dari Jerman yang akan dikenal diseluruh dunia.

Hartmann tumbuh menjadi anak yang sedikit pendiam. Maka tidak heran jika kerabat dan keluarganya selalu menyebutnya anak apatis, tidak tau diri dan bahkan beberapa menyebutnya anak bodoh tidak berguna. Memang menyakitkan baginya, tapi itu tak mematikan semangat Hartmann untuk mewujudkan impian sejak kecilnya.

Keseharian Hartmann memang sangat monoton. Hartmann juga pria yang sulit bersosialisasi dan berbaur. Orang tua Hartmann sering menasehati Hartmann untuk melatih bersosialisasi diri, tetapi Hartmann tidak pernah menghiraukannya

Namun dibalik semua itu Hartmann dikenal sebagai pria yang baik bagi beberapa kalangan temannya. Selain humble, Hartmann juga seorang pendengar yang baik. Teman-teman Hartmann sangat menghargai Hartmann dan Hartmann pun sebaliknya. Selama sekolah Hartmann tidak pernah merokok ataupun mabok-mabokan karena dia sadar akan kesehatan dirinya. Tidak hanya itu Hartmann merupakan cowo populer di sekolahnya. Tidak heran jika banyak cewe yang jatuh cinta kepadanya. Tetapi sayang bagi cewe tersebut, semua ditolak mentah-mentahan oleh Hartmann.

 Mirisnya, kepribadian Hartmann mulai berubah drastis saat ayahnya sendiri menjadi korban krisis ekonomi Jerman.

Love Under The Hitler RegimeWhere stories live. Discover now