Bab 3 : First Met

58 7 0
                                    

Saat itu Hari Sabtu, seperti biasa sekolah Hartmann mengadakan rutinitas kegiatan outdoor mingguan di sekolahnya. Awalnya Hartmann berniat untuk tidak menghadiri kegiatan tersebut, tetapi temannya memberitahu bahwa diberlakukan hukuman jika tidak menghadiri kegiatan tersebut. Dengan terpaksa Hartmann akhirnya mengadiri kegiatan tersebut.

Sesampainya disekolah, ternyata apel pembuka bentar lagi dimulai. Hartmann bergegas menyari barisan kelasnya supaya bisa menyesuaikan barisan. Hartmann terlihat bingung dan resah, sebab baru pertama kali barisan apel pembukaannya menyerupai bentuk U. Beruntung untuk Hartmann, dia masih bisa mencari barisan kelasnya walaupun agak bingung.

Ditengah apel pembukaan teman Hartmann di dekatnya mengira bahwa Hartmann seperti mayat hidup. Tidak heran lagi, Hartmann selalu menundukan kepalanya kebawah tampak lesu dan tidak punya semangat.

Namun saat Hartmann mengangkat kepalanya dia melihat sesosok wanita yang menarik perhatiannya. Senyum menawan dan kulit putihnya merubah lesu yang dirasakan Hartmann seketika hilang. Sepanjang apel pembukaan Hartmann selalu memikirkan wanita tersebut.

"Apakah dia wanita yang selama ini aku tunggu?"ucap Hartmann dalam hati.

Apel pembukaan selesai, bukannya berkumpul bersama temannya Hartmann malah lari ke barisan wanita tersebut. Lantas teman-temannya terheran mengapa Hartmann menuju ke arah yang berlawanan dari mereka. Namun sangat disayangkan, sebelum Hartmann sampai ternyata wanita tersebut sudah terlanjur pergi. Hartmann seakan-akan menyerah dan mencoba melupakannya dan kembali ke gerombolan teman-temannya.

Sesampainya dia dengan teman-temannya, Hartmann langsung ditanyai oleh temannya seakan-akan seperti penjahat yang sedang diinterograsi.

"Heh, mayat hidup kenapa tadi lari ke barisan adik kelas?" ucap temannya dengan nada bercanda

"emm anu gapapa kok" balas Hartmann 

"Halah ga mungkin, tadi aku perhatikan waktu apel kamu keliatan muram kok setelah apel bisa langsung lari kaya gitu? Kesurupan apa kamu mann"

"Berisik kalian banyak tanya!" Jawab Hartmann dengan nada kesal

"Mesti kamu abis liat cewe waktu apel pembukaan tadi, terus kamu inisiatif buat menghampiri cewe itu setelah apel pembukaan, iya ga iya ga?!" ucap Einhardt sahabat Hartmann

Hartmann yang terkejut dengan pernyataan Einhardt bertanya "Loh kok tau si?"

"Ya iya lah gw kan sahabatmu, selama apel gw ngamatin lu mulu. Soalnya tingkahmu aneh dari awal apel."

"Wah anjir paparazi" Jawab temannya sambil tertawa

"Bacot kau bocah" Ucap Einhardt

Suasana yang serius seketika berubah menjadi gelak tawa. Tetapi tidak bagi Hartmann, saat teman-temannya sedang tertawa dia masih memikirkan cewe yang dia liat saat apel tadi.

Selama kegiatan mulai hingga selesai yang Hartmann pikirkan hanya wanita yang dia liat saat itu. Saat Hartmann keluar gerbang secara kebetulan dia melihat wanita tersebut berjalan sendirian. Hartmann pun bergegas lari menuju wanita tersebut. Wanita tersebut terkejut kenapa ada cowo yang lari kearah nya.

Setelah Hartmann berhasil menghampiri cewe tersebut, Hartmann langsung mengenalkan dirinya walaupun suaranya sudah seperti orang sesak nafas.

"Hai,namaku Heinrich Hartmann kau bisa memanggil ku Hartmann" ucap Hartmann dengan penuh malu.

Dan wanita itu pun hanya tersenyum manis dan menjawab "Hai, senang bertemu denganmu Hartmann. Namaku Michelle Frederica panggil saja Michelle, tetapi maaf ya kita tidak bisa melanjutkan pembicaraan ini. Orang tuaku sudah menunggu ku di gereja. Lalu Michelle langsung meninggalkan Hartmann ditempat

Walaupun pembicaraan mereka memang singkat. Hartmann sudah sangat bersyukur bisa berkenalan dengannya. Meskipun Hartmann sadar bahwa dirinya dan Michelle memiliki perbedaan keyakinan. Tetapi itu tidak memutuskan semangat dan tekad Hartmann untuk mendapatkan hatinya. Walaupun Hartmann tidak punya pengalaman mendekati seorang wanita sebelumnya.


Love Under The Hitler RegimeWhere stories live. Discover now